Dia pun langsung melaporkan tahanan kabur itu ke Polsek Medan Helvetia dan Polrestabes Medan. Kemudian, meminta bantuan sejumlah personel TNI. “Terakhir saya dapat informasi, dua napi dan empat orang rekannya luka berat dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Tapi, sore ini (kemarin, red) tiga orang sudah mendapat perawatan dan dibawa ke Polrestabes Medan untuk segera ditahan dan dilakukan penyidikan,” ujarnya. Sementara seorang napi, Muliadi mengalami patah kaki kanan akibat terjatuh dari tembok lapas setinggi 10 meter.
Saat di lokasi, ratusan warga sudah berkumpul, dengan puluhan personel kepolisian dipimpin AKBP Tatan Dirsan Atmaja langsung mengamankan seluruh orang di dalam mobil tersebut. “Memang sempat Polisi mengantisipasi mereka menggunakan senpi. Setelah dicek, langsung mereka dibawa ke RS Bhayangkara Medan karena luka parah akibat tabrakan tersebut,” jelasnya.
Asep juga mengungkapkan, sebelumnya keempat napi tersebut melakukan pelanggaran disiplin sehingga harus dikurung di sel strap yang terisolasi. Asep juga membantah tudingan kalau pengawasan di Lapas lemah. Pasalnya, jika pengawasan lemah maka keempat napi tersebut bakal berhasil kabur.
“Branggang (tembok sekeliling lapas) itu penjagaannya ketat. Selama puasa ini, setiap habis sahur, saya suruh anggota keliling. Makanya ketahuan. Kalau memang nggak ketat, mungkin nggak ketahuan ada napi yang mencoba melarikan diri,” ungkapnya.
Sementara informasi terakhir yang diperoleh, Rudi napi yang kabur dikabarkan masih berada di sekitar Pondok Kelapa atau kawasan Klambir V. Asep menyebutkan, paska kejadian tersebut, pihaknya terus meningkatkan penjagaan dan pengamanan lapas. “Masih melakukan pengejaran sampai saat ini, bersama pihak kepolisian,” ucap Asep.
Atas kejadian ini, Lapas Tanjung Gusta Medan mendapatkan tambahan kekuatan personel dari Satuan Sabhara Polrestabes Medan bersenjata lengkap untuk melakukan pengamanan di areal Lapas hingga menjelang Lebaran nanti. “Ada tambahan personel dari Polrestabes Medan sebanyak 16 personel, secara bergantian. Bapak Waka Polrestabes Medan siap membantu kita untuk pengamanan di sini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan (Divpas) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumut, Hermawan Yunianto menilai, ada kelalaian petugas dalam peristiwa ini. Disebutkannya, keempat napi yang berusaha kabur itu sebelumnya masuk dalam sel strap atau sel hukuman karena terindikasi ingin melarikan diri.
“Namun malah di tempat itu para napi justru merancang strategi lebih matang karena kurangnya pengawasan,” kata Hermawan kepada wartawan, kemarin.
Dia menyebut, modus operandi yang dilakukan napi melarikan diri itu menggunakan gergaji untuk memotong teralis yang ketebalannya 22 mm. Para napi yang mencoba kabur tersebut juga diperkirakan menggunakan telepon seluler untuk menghubungi rekannya yang berada di luar lapas untuk menjemput.
“Yang menjadi pertanyaan, kenapa mereka bisa menghubungi kawannya begitu dia lari. Berartikan ada handphone. Selain itu, dari mana mereka bisa dapat gergaji? Jadi yang digergaji itu teralis dilakukan secara bertahap, nggak mungkin sehari itu bisa dikerjakan, besinya ukuran 22 mm, besi standar lapas. Kalau bukan orang yang jago-jago betul, sulit itu menggergajinya,” ucapnya.