Pemberkatan pernikahan di gereja HKBP Parsaoran Tegal Sari Jalan Rawa Cangkuk IV, Medan Denai mendadak ricuh. Seorang wanita muda, Grace Sitohang (19) mendadak berteriak dari depan gereja. Wanita itu mengaku jika dia korban pencabulan dari mempelai pria. Sontak kejadin itu menjadi tontonan warga sekitar dan para jemaat yang tengah mengikuti acara pemberkatan pada Jumat (18/7) sekira pukul 10:30 WIB.
Informasi yang dihimpun Posmetro (Grup Sumut Pos) menyebutkan jika pemberkatan pernikahan antara Lando Erikson Nababan dengan Magdalena Manalu tersebut membuat Grace tak terima, bagaimana tidak pasalnya Grace merupakan korban pencabulan dari Lando. Bak pepatah habis manis sepah di buang, Grace jelas tak rela menyaksikan Lando yang telah merenggut mahkotanya menikah dengan wanita lain.
“Keluar kau Lando, enak kali kau ya. Habis kau rusak aku malah nikah kau sama perempuan lain, keluar kau. Tanggung jawab kau atas perbuatan mu,” kata Grace yang mendapat penghadangan dari polisi dan beberapa pemuda setempat yang memang telah dipersiapkan untuk melakukan penjagaan.
Kehebohan pun kian memuncak, begitu Grace berusaha memaksa masuk dengan memanjat gerbang gereja. Hal itu pun membuat pihak keluarga kedua mempelai menutup pintu gereja dan memaksa wanita bertubuh mungil itu keluar. Pemberkatan pun diwarnai kalimat-kalimat makian terhadap Lando.
Dijelaskan Tiominar Siahaan (50) ibu kandung dari Grace jika putri ke 3 nya itu telah dicabuli oleh Lando pada tahun 2010 lalu. Kasus pencabulan itu pun telah dilaporannya ke Polresta Medan sesuai Nomor: LP/568/III/2012/SU/ Resta Medan pada tanggal 1 maret 2012 silam. Namun parahnya, Lando justru bebas berkeliaran dan menikah dengan wanita lain.
“Sudah dirusaki anak ku tapi dia kawin sama orang lain. Ini pernikahannya tidak sah, tidak boleh ada pernikahan kalau si laki-laki nya bermasalah dengan perempuan lain. Ini sudah kami laporkan ke Polresta Medan, tapi malah dia enak-enakan kawin,” kata ibu anak 4 ini kesal dan nyaris pingsan di depan gereja.
Sementara korban Grace yang penuh emosional dan berkali-kali pingsan membenarkan perbuatan Lando yang telah memperkosanya, ketika itu di usianya yang masih ABG kegadisannya di renggut Lando. Berjanji akan bertanggung jawab usai merusak masa depannya, Grace pun berusaha menutupi aib itu dari keluarganya.
Namun janji tinggal janji, kurang lebih 1 tahun menutupi, aib tersebut pun terkuak lantaran ibu korban mendapati Grace menangis sejadi-jadinya di kediamannya. Setelah ditanyai, akhirnya Grace mengaku jika kegadisannya direnggut oleh Lando.
“Habis manis sepah dibuang dia, dia tak bisa menikah. Aku tak terima, tanggung jawab dia sudah merusak aku. Laki-laki kurang ajar dia itu,” kata Grace yang kian mengamuk sejadi-jadinya berharap pemberkatan pernikahan dibatalkan.
Namun apa daya, petugas kepolisian yang berjaga ditambah lagi warga sekitar menghalangi niat Grace untuk masuk menemui mempelai pria.
“Kalian ngapain ke sini, bukan gereja kalian ini. Tak bisa kalian masuk, apa rupanya,” kata seorang pria yang merupakan warga sekitar yang juga turut melarang wartawan melakukan peliputan di sekitar lokasi.
Pemberkatan pernikahan yang dipimpin Pdt J Banurea, S Th pun terus berlangsung hingga akhirnya membuat Grace beserta keluarganya memilih meninggalkan lokasi gereja.
Namun melalui kuasa hukum korban Liana dari LBH APIK mengatakan jika pihaknya akan meneruskan kasus tersebut melalui proses hukum.
“Yang namanya yang lemah memang selalu ditindas ya, kita sama-sama bisa menilai karena mereka bisa menghadirkan polisi melakukan penjagaan. Tapi kami akan pertanyakan ini ke Polresta Medan, mengapa hal ini bisa terjadi,” katanya.
Sementara itu si mempelai wanita Magdalena Manalu yang disebut-sebut sebagai seorang perawat di RS Pirngadi Medan ketika ditanyai seputar masa lalu pria yang menikahinya itu tak berkomentar apapun. Ia hanya berlalu memasuki mobil Ertiga hijau. Beberapa warga sekitar pun meminta awak media meninggalkan lokasi dengan alasan mengusik ketenangan.
Demikan pula dengan Pdt J Banurea, S.Th yang tampak enggan berkomentar seputar pemberkatan pernikahan tersebut.
Terpisah Kanit PPA Polresta Medan AKP Ully Lubis belum memberikan keterangan jelas soal laporan korban. Ia hanya mengatakan jika pihaknya masih mengecek hal tersebut. “Nanti saya cek dulu lah ya,” katanya. (wel/smg/azw)