22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Rumah Sakit di Sumut Banyak yang Tidak Terakreditasi

MEDAN – Dari 198 Rumah Sakit yang ada di Sumatera Utara, baru 60 persennya saja yang telah terakreditasi. Sementara sisanya hingga kini masih belum memperpanjang akreditasinya dan sebagian lagi masih dalam proses perpanjangan.

Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Sumatera Utara, dr Azwan Hakmi usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PERSI di Hotel Polonia, Medan, Kamis (20/9). “Kondisi ini menjadi salah satu penyebab masih banyaknya warga Kota Medan yang berobat ke luar negeri,”ucapnya.
Masih menurut Azwan, berdasarkan laporan, ada sekitar 46 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berobat ke luar negeri dan dari jumlah itu 33 persennya berasal dari warga Medan. “

Selain memilih fasilitas yang lengkap, Azwan juga mengaku jika masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri karena mencari kenyamanan dan tarif yang lebih terjangkau.  Dia mencontohkan, orang mau operasi batu empedu di Penang biayanya 5.500 ringgit. ‘’Di Sumut, dimana rumah sakit yang biayanya bisa di bawah 5.500 ringgit, ‘’ujarnya lagi.

Pada dasarnya sambung Azwan,  rumah sakit di Sumatera Utara bisa menghambat masyarakat berobat ke luar negeri asal memiliki komitmen dari pemerintah daerah dan pihak rumah sakitnya sendiri. Salah satunya adalah dengan akreditasi rumah sakit.

“Tapi, dari 198 rumah sakit yang ada di Sumut, baru 60 persen yang sudah terakreditasi. Itupun masih akrdeditasi sistem yang lama, sedangkan akreditasi sistem baru (akreditasi standart internasional) belum ada satupun. Rencananya, rumah sakit Adam Malik yang akan dijadikan contoh untuk menuju akreditasi internasional,”ujarnya.

Selain itu kata Azwan, PERSI mendorong agar rumah sakit baik milik pemerintah dan swasta menuju akreditasi dengan sistem yang baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Namun, menyelesaikan masalah masyarakat berobat ke luar negeri tidak hanya akreditasi semata, melainkan hukum, promosi, marketing dan pajak.

“Kita banyak dokter yang ahli berbagai penyakit, bahkan dokter dari luar negeri belajar di Indonesia. Kita  akan menjembatani supaya rumah sakit di Sumut maju bersama, ‘’paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dr Suryantini MKes mengatakan, rumah sakit adalah bagian terpenting dari kesehatan, untuk itu dalam melayani masyarakat tidak hanya dengan sistem komprehensif, tapi juga preventif. (uma)

MEDAN – Dari 198 Rumah Sakit yang ada di Sumatera Utara, baru 60 persennya saja yang telah terakreditasi. Sementara sisanya hingga kini masih belum memperpanjang akreditasinya dan sebagian lagi masih dalam proses perpanjangan.

Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Sumatera Utara, dr Azwan Hakmi usai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PERSI di Hotel Polonia, Medan, Kamis (20/9). “Kondisi ini menjadi salah satu penyebab masih banyaknya warga Kota Medan yang berobat ke luar negeri,”ucapnya.
Masih menurut Azwan, berdasarkan laporan, ada sekitar 46 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berobat ke luar negeri dan dari jumlah itu 33 persennya berasal dari warga Medan. “

Selain memilih fasilitas yang lengkap, Azwan juga mengaku jika masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri karena mencari kenyamanan dan tarif yang lebih terjangkau.  Dia mencontohkan, orang mau operasi batu empedu di Penang biayanya 5.500 ringgit. ‘’Di Sumut, dimana rumah sakit yang biayanya bisa di bawah 5.500 ringgit, ‘’ujarnya lagi.

Pada dasarnya sambung Azwan,  rumah sakit di Sumatera Utara bisa menghambat masyarakat berobat ke luar negeri asal memiliki komitmen dari pemerintah daerah dan pihak rumah sakitnya sendiri. Salah satunya adalah dengan akreditasi rumah sakit.

“Tapi, dari 198 rumah sakit yang ada di Sumut, baru 60 persen yang sudah terakreditasi. Itupun masih akrdeditasi sistem yang lama, sedangkan akreditasi sistem baru (akreditasi standart internasional) belum ada satupun. Rencananya, rumah sakit Adam Malik yang akan dijadikan contoh untuk menuju akreditasi internasional,”ujarnya.

Selain itu kata Azwan, PERSI mendorong agar rumah sakit baik milik pemerintah dan swasta menuju akreditasi dengan sistem yang baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Namun, menyelesaikan masalah masyarakat berobat ke luar negeri tidak hanya akreditasi semata, melainkan hukum, promosi, marketing dan pajak.

“Kita banyak dokter yang ahli berbagai penyakit, bahkan dokter dari luar negeri belajar di Indonesia. Kita  akan menjembatani supaya rumah sakit di Sumut maju bersama, ‘’paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, dr Suryantini MKes mengatakan, rumah sakit adalah bagian terpenting dari kesehatan, untuk itu dalam melayani masyarakat tidak hanya dengan sistem komprehensif, tapi juga preventif. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/