Belum lagi hilang rasa penasarannya, Rikardo dikejutkan adanya bocah dibalut kain gendong tergeletak di kursi tamu. Melihat wajah si bocah pucat, pria ini pun memeriksanya. Terakhir diketahui ternyata bocah tersebut telah meninggal.
Atas temuannya, Rikardo sempat berupaya mengejar tapi tamu misteriusnya keburu tak terlihat. Cemas, dia langsung menelepon kepling setempat. Berselang tak berapa lama Kepling datang bersama polisi.
Berdasarkan hasil identifikasi awal polisi, tidak ada ditemukan tanda kekerasan pada bayi itu. Guna kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jenazah selanjutnya dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan.
Seorang pemuda mengaku anak dari Tunggul mengaku tak mengetahui anak siapa yang ditinggalkan di rumah mereka. “Kurang tahu aku bang, yang tahu tulang aku. Kalau bapak aku lagi di Dumai,” kata pemuda berusia 17 tahun itu.
Ditanya apakah orang tuanya ada kaitan dengan bayi itu, lagi-lagi pemuda ini mengaku tak tahu menahu. “Aku nggak ngerti-ngerti bang, karena bapak pun lagi kerja bawa mobil ke Dumai,” jawabnya sambil menutup pintu.
Terpisah, Kepling setempat, Sudirman menegaskan orang yang meninggalkan mayat bocah di rumah Tungul bukan lah warganya. “Kita belum tahu kenapa bayi itu mati dan apa kaitannya dengan pemilik rumah, karena pemilik rumah masih di Dumai,” jelas Sudirman.
Kapolsek Medan Labuhan, AKP H Yasir Ahmadi menyebutkan pihaknya masih menyelidiki identitas ketiga pelaku, serta keterkaitan mayat bocah dengan pemilik rumah. “Masih kita selidiki apa kaitannya bayi dengan pemilik rumah,” katanya tak mau banyak komentar. (ril/ras)