25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pameran Foto Jadul Budaya Batak di Masa Belanda

Foto : BAGUS SP/Sumut Pos
Johnny Sihaan memperlihatkan sebuah foto yang akan dipamerkan pada Batak 1900 Imagery, Land of the King.

SUMUTPOS.CO – Para fotograper kembali unjuk gigi memamerkan karya seni fotonya. Kreasi seni para fotograper ini dituangkan dalam sebuah frame dengan menggambarkan kebudayaan di Sumatera Utara pada masa jadul alis zaman dulu. Ini diaplikasikan pada kegiatan pameran bertajuk Charity Photo Exhibition “For Children with Cancer” Batak 1900 Imagery, Land of the King.

==============================================================================

Bagus Syahputra, Medan.

==============================================================================

Dengan melibatkan belasan fotograper ternama di Tanahan air dan lokal di Medan, pameran ini banyak menggambarkan foto-foto kehidupan Sisingamangaraja pada waktu itu, dengan mengabadikan kegiatan sehari-hari dari etnis batak sendiri.

“Foto kita mengambil konsep jadul, dari foto-foto yang dipublis Belanda, kembali rekontruksi kembali dan direkayasa menjadi foto baru dalam kreasi kita buat. Dengan melibatkan 15 fotograper ternama di Medan dan di Indonesia ini,” kata Johnny Siahaan, Pembina Pameran foto Batak 1900 Imagery, Land of the King kepada wartawan di Medan, Jum’at (20/10) sore.

Johnny menilai, pameran ini sebagai dokumentasi. Artinya, satu frame foto dapat mengabadikan sebuah momen masa lampau untuk kembali dikenang di masa yang akan datang. Atas dasar fungsi itu, fotografi juga banyak berperan dalam membuktikan sebuah otentitas sejarah sebuah bangsa dan perkembangan budaya.

“Hasil dokumentasi fotografi itu dapat dipublikasikan dalam sebuah pameran untuk mendukung program atau kampanye tertentu. Fotografi juga dapat berperan dari sisi kemanusiaan. Misalnya untuk kampanye lingkungan hidup atau kegiatan kemanusiaan lainnya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu, insan fotografi yang tergabung dalam Potret Masterclass yang juga didukung fotografer nasional telah mendokumentasikan kembali kehidupan masyarakat Batak tempo dulu dalam kegiatan bertajuk Batak 1900 Imagery; Land of The King di Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.

“Kegiatan itu juga mengeksplor budaya, kekayaan dan keindahan alam Danau Toba. Karya foto itu akan dipamerkan di atrium utara Plaza Medan Fair, digelar mulai tanggal, 23–29 Oktober 2017 dalam sebuah kegiatan Charity Photo Exhibition “For Children with Cancer” Batak 1900 Imagery; Land of the King,” kata Johnny.

Johnny menambahkan, pameran sangat kuat juga dengan kultur budaya di Danau Toba, Samosir. Atas hal ini, tidak langsung ikut serta mempromosikan Danau Toba dalam pameran foto tersebut.

“Iya emang, secara tidak langsung mempromosi pariwisata di Danau Toba. Tujuan juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Perhatian pemeritah ke sana (Danau Toba), kita partisipasi dalam hal ini,” tuturnya.

Di sisi lain, hasil penjualan digunakan untuk anak pejuang kanker melalui Smiling Kid, agar tetap ceria dan bahagia. Bahkan Potret Masterclass juga telah mendokumentasikan imajinasi anak-anak pejuang kanker ini sesuai dengan karakter super hero idola mereka. “Kita melakukan lelang foto, dari hasil lelang foto itu kita donasi ke Smiling Kid. Kemudian, ada 50 foto kita pameran berserta foto-foto alam di Sumatera Utara,” tandasnya.(gus/ila)

 

 

Foto : BAGUS SP/Sumut Pos
Johnny Sihaan memperlihatkan sebuah foto yang akan dipamerkan pada Batak 1900 Imagery, Land of the King.

SUMUTPOS.CO – Para fotograper kembali unjuk gigi memamerkan karya seni fotonya. Kreasi seni para fotograper ini dituangkan dalam sebuah frame dengan menggambarkan kebudayaan di Sumatera Utara pada masa jadul alis zaman dulu. Ini diaplikasikan pada kegiatan pameran bertajuk Charity Photo Exhibition “For Children with Cancer” Batak 1900 Imagery, Land of the King.

==============================================================================

Bagus Syahputra, Medan.

==============================================================================

Dengan melibatkan belasan fotograper ternama di Tanahan air dan lokal di Medan, pameran ini banyak menggambarkan foto-foto kehidupan Sisingamangaraja pada waktu itu, dengan mengabadikan kegiatan sehari-hari dari etnis batak sendiri.

“Foto kita mengambil konsep jadul, dari foto-foto yang dipublis Belanda, kembali rekontruksi kembali dan direkayasa menjadi foto baru dalam kreasi kita buat. Dengan melibatkan 15 fotograper ternama di Medan dan di Indonesia ini,” kata Johnny Siahaan, Pembina Pameran foto Batak 1900 Imagery, Land of the King kepada wartawan di Medan, Jum’at (20/10) sore.

Johnny menilai, pameran ini sebagai dokumentasi. Artinya, satu frame foto dapat mengabadikan sebuah momen masa lampau untuk kembali dikenang di masa yang akan datang. Atas dasar fungsi itu, fotografi juga banyak berperan dalam membuktikan sebuah otentitas sejarah sebuah bangsa dan perkembangan budaya.

“Hasil dokumentasi fotografi itu dapat dipublikasikan dalam sebuah pameran untuk mendukung program atau kampanye tertentu. Fotografi juga dapat berperan dari sisi kemanusiaan. Misalnya untuk kampanye lingkungan hidup atau kegiatan kemanusiaan lainnya,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu, insan fotografi yang tergabung dalam Potret Masterclass yang juga didukung fotografer nasional telah mendokumentasikan kembali kehidupan masyarakat Batak tempo dulu dalam kegiatan bertajuk Batak 1900 Imagery; Land of The King di Bakkara, Kecamatan Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.

“Kegiatan itu juga mengeksplor budaya, kekayaan dan keindahan alam Danau Toba. Karya foto itu akan dipamerkan di atrium utara Plaza Medan Fair, digelar mulai tanggal, 23–29 Oktober 2017 dalam sebuah kegiatan Charity Photo Exhibition “For Children with Cancer” Batak 1900 Imagery; Land of the King,” kata Johnny.

Johnny menambahkan, pameran sangat kuat juga dengan kultur budaya di Danau Toba, Samosir. Atas hal ini, tidak langsung ikut serta mempromosikan Danau Toba dalam pameran foto tersebut.

“Iya emang, secara tidak langsung mempromosi pariwisata di Danau Toba. Tujuan juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Perhatian pemeritah ke sana (Danau Toba), kita partisipasi dalam hal ini,” tuturnya.

Di sisi lain, hasil penjualan digunakan untuk anak pejuang kanker melalui Smiling Kid, agar tetap ceria dan bahagia. Bahkan Potret Masterclass juga telah mendokumentasikan imajinasi anak-anak pejuang kanker ini sesuai dengan karakter super hero idola mereka. “Kita melakukan lelang foto, dari hasil lelang foto itu kita donasi ke Smiling Kid. Kemudian, ada 50 foto kita pameran berserta foto-foto alam di Sumatera Utara,” tandasnya.(gus/ila)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/