25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Minta DPRD Desak Pemko Bangun Jembatan Sicanang, Warga Sicanang akan Kumpulkan Koin

MELINTAS: Sejumlah kendaraan melintasi ruas Jembatan Titi Dua Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, baru-baru ini. Jika proyek pembangunan jembatan tersebut tak ditenderkan 2019 ini, maka akan terbengkalai hingga 2021 mendatang.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan Jembatan Titi Dua Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, belum ditender. Masyarakat pun akan melakukan koordinasi ke anggota DPRD Medan terpilih, untuk mendesak agar pembangunan jembatan tersebut segera dibangun Pemko Medan. Hal itu ditegaskan Ketua Forum Masyarakat Sicanang (Formasi), Togu Silaen. Dia mengungkapkan, sesuai dengan janji yang disepakati Dinas PU Kota Medan Oktober 2018 lalu, jembatan tersebut akan dikerjalan di akhir 2019. Apabila itu tidak terlaksana, Dinas PU Kota Medan berarti ingkar janji.

“Kalau memang benar tahun ini tidak juga dibangun, katanya bakal terbengkalai sampai 2021. Ini membuktikan Pemko Medan tidak serius. Apa kami harus demo lagi ke Kantor Wali Kota? Lihatlah, ada 13 ribu jiwa yang terisolir akibat rusaknya jembatan itu,” tegas Togu, dalam diskuksi di Ruang Publik Medan Utara.

Pria yang aktif di Solidaritas Pemuda Belawan (SPB) ini, juga mengungkapkan, tidak semua masalah harus disikapi dengan demonstrasi, dia bersama masyarakat akan melakukan koordinasi terlebih dulu. Apabila upaya koordinasi tidak tercapai, maka pilihan terakhir masyarakat akan melakukan aksi demo turun ke jalan. “Kami akan jumpai dulu anggota dewan terpilih. Kami akan desak mereka agar jembatan itu segera dibangun Pemko Medan. Kalau memang buntu, masyarakat akan melakukan orasi lagi di jalan,” sebut Togu.

Orasi yang akan dilakukan, lanjut Togu, rencananya bersifat orasi damai dengan melakukan pagelaran seni untuk mengumpulkan uang koin di jalan. Tujuannya, uang koin itu akan diberikan ke Pemko Medan dalam menambah biaya pembangunan Jemabatan Titi Dua Sicanang. “Kami akan atur waktu dalam minggu ini. Kami aksi damai berorasi mengumpulkan tanda tangan warga yang kecewa sambil mengumpulkan uang koin. Ini sebagai bentuk kekecewaan masyarakat dengan Pemko Medan,” cetusnya.

Orasi itu disambut Pegiat Lingkungan Medan Utara, Wibi Nugraha. Dia mendukung secara moral aksi damai yang akan dilakukan masyarakat di Sicanang. Dampak dari jembatan itu sangat menggaggu aktivitas masyarakat. “Saya siap mendukung aksi itu. Apalagi di kawasan Sicanang banyak tanaman mangrove yang harus diperhatikan. Kalau akses jembatan rusak, bagaimana bisa memberikan perhatian?” tegasnya.

Begitu juga Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, M Isa Al Basir. Dia akan mendukung orasi yang bakal dilakukan tersebut. Dukungan itu dilakukannya dengan mengajak masyarakat nelayan turun, peduli dengan apa yang dirasakan warga di Sicanang. (fac/saz)

MELINTAS: Sejumlah kendaraan melintasi ruas Jembatan Titi Dua Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, baru-baru ini. Jika proyek pembangunan jembatan tersebut tak ditenderkan 2019 ini, maka akan terbengkalai hingga 2021 mendatang.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan Jembatan Titi Dua Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, belum ditender. Masyarakat pun akan melakukan koordinasi ke anggota DPRD Medan terpilih, untuk mendesak agar pembangunan jembatan tersebut segera dibangun Pemko Medan. Hal itu ditegaskan Ketua Forum Masyarakat Sicanang (Formasi), Togu Silaen. Dia mengungkapkan, sesuai dengan janji yang disepakati Dinas PU Kota Medan Oktober 2018 lalu, jembatan tersebut akan dikerjalan di akhir 2019. Apabila itu tidak terlaksana, Dinas PU Kota Medan berarti ingkar janji.

“Kalau memang benar tahun ini tidak juga dibangun, katanya bakal terbengkalai sampai 2021. Ini membuktikan Pemko Medan tidak serius. Apa kami harus demo lagi ke Kantor Wali Kota? Lihatlah, ada 13 ribu jiwa yang terisolir akibat rusaknya jembatan itu,” tegas Togu, dalam diskuksi di Ruang Publik Medan Utara.

Pria yang aktif di Solidaritas Pemuda Belawan (SPB) ini, juga mengungkapkan, tidak semua masalah harus disikapi dengan demonstrasi, dia bersama masyarakat akan melakukan koordinasi terlebih dulu. Apabila upaya koordinasi tidak tercapai, maka pilihan terakhir masyarakat akan melakukan aksi demo turun ke jalan. “Kami akan jumpai dulu anggota dewan terpilih. Kami akan desak mereka agar jembatan itu segera dibangun Pemko Medan. Kalau memang buntu, masyarakat akan melakukan orasi lagi di jalan,” sebut Togu.

Orasi yang akan dilakukan, lanjut Togu, rencananya bersifat orasi damai dengan melakukan pagelaran seni untuk mengumpulkan uang koin di jalan. Tujuannya, uang koin itu akan diberikan ke Pemko Medan dalam menambah biaya pembangunan Jemabatan Titi Dua Sicanang. “Kami akan atur waktu dalam minggu ini. Kami aksi damai berorasi mengumpulkan tanda tangan warga yang kecewa sambil mengumpulkan uang koin. Ini sebagai bentuk kekecewaan masyarakat dengan Pemko Medan,” cetusnya.

Orasi itu disambut Pegiat Lingkungan Medan Utara, Wibi Nugraha. Dia mendukung secara moral aksi damai yang akan dilakukan masyarakat di Sicanang. Dampak dari jembatan itu sangat menggaggu aktivitas masyarakat. “Saya siap mendukung aksi itu. Apalagi di kawasan Sicanang banyak tanaman mangrove yang harus diperhatikan. Kalau akses jembatan rusak, bagaimana bisa memberikan perhatian?” tegasnya.

Begitu juga Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan, M Isa Al Basir. Dia akan mendukung orasi yang bakal dilakukan tersebut. Dukungan itu dilakukannya dengan mengajak masyarakat nelayan turun, peduli dengan apa yang dirasakan warga di Sicanang. (fac/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/