“Upaya yang harus dilakukan MUI tidak hanya melalui para khatib/dai, melainkan organisasi masyarakat (Ormas) maupun Badan Kemakmuran / Kenajiran Masjid (BKM) yang ada di Sumatera Utara melalui kerjasama dengan koperasi-koperasi,” lanjutnya kembali.
Ketua Panitia Sahira Zandi mengatakan, perlu adanya dorongan dan peningkatan SDM para khatib/da’i di dalam penyampaian pemberdayaan ekonomi di tengah-tengah umat, sehingga acara Dialog Dan Konsolidasi Da’I Tentang Materi Khutbah/Ceramah Ekonomi Islam dilaksanakan.
“Khatib/da’i tidak hanya berceramah tentang penekanan Tauhid dan Akhlakul Karimah, melainkan ada penambahan yaitu dengan membicarakan ekonomi, mengingat persoalan di masyarakat tidak hanya kurangnya Tauhid & Akhlak juga perekonomian juga,” ujarnya.
Meski umat muslim terbesar di Indonesia, lanjutnya, namun kontribusi yang kongkret dalam pergerakan ekonomi kemasyarakatan belum begitu kelihatan. Untuk itu perlu pengembangan para khatib/da’i sebagai trainer-trainer yang mampu menggelorakan pengangkatan perekonomian masyarakat sehingga para umat bersemangat berwirausaha.
“Dengan adanya pertemuan para khatib/dai ini dapat memberikan kontribusi bagi umat di dalam pengembangan ekonomi masyarakat mengingat materi yang disampaikan adalah pokok-pokok pengembangan ekonomi di tengah-tengah masyarakat,” lanjutnya.
Pada acara tersebut dihadiri oleh pamateri seperti Ketua Kadin Sumatera Utara Ivan Batubara, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Sumut, Dr Azhari Akmal Tarigan, H. Hendra, Hidayat Hidayatullah, dan para pembicara lainnya yang diikuti oleh puluhan khatib/dai se-Sumatera Utara. (rel/ila)