32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Safari Jurnalistik Sosialisasi Program L2T2: Tirtanadi Leader Layanan Air Limbah Nonperpipaan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam upaya membantu pemerintah meminimalisir pencemaran lingkungan, dampak dari limbah domestik, sejak September 2020 lalu PDAM Tirtanadi memperkenalkan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) nonperpipaan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Sejak program L2T2 ini diluncurkan, tiga bulan lalu, PDAM Tirtanadi sudah merekrut sedikitnya 7.000 pelanggan.

OLAH LIMBAH: Sejumlah wartawan mengabadikan proses pengolahan limbah tinja yang disedot dari mobil tangki ke bak screen pemisah di IPLT PDAM Tirtanadi, Jumat (18/12).
OLAH LIMBAH: Sejumlah wartawan mengabadikan proses pengolahan limbah tinja yang disedot dari mobil tangki ke bak screen pemisah di IPLT PDAM Tirtanadi, Jumat (18/12).

“PDAM Tirtanadi sebagai leadernya, program L2T2 ini juga sudah dimulai di beberapa kabupaten dan kota di Sumut, seperti Tebingtinggi, Pematangsiantar, Deliserdang, dan Sibolga,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi dalam kegiatan Safari Jurnalistik Sosialisasi Program L2T2 bersama Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) PDAM Tirtanadi, Jalan Perkebunan/Purwosari, Jumat (18/12).

Lebih lanjut Kabir Bedi mengatakan, dalam menjalankan programnya, PDAM Tirtanadi tidak dapat bergerak sendiri, melainkan harus menggandeng pihak lain, termasuk para wartawan atau media massa.

“Jadi, dalam membangun PDAM Tirtanadi ini, kita harus bergerak secara bersama-sama, tidak bisa hanya PDAM Tirtanadi saja. Maka kepedulian rekan-rekan wartawan sangat kami perlukan dalam menyajikan berita yang membangun, sehingga masyarakat mengetahui kondisi yang sebenarnya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Kabir Bedi juga mengungkapkan, saat ini produksi air PDAM Tirtanadi mencapai 6.850 liter per detik atau sekitar 7 kubik per detik. “Namun itu belum cukup juga memenuhi kebutuhan masyarakat, karena idealnya dengan kebutuhan masyarakat saat ini, PDAM Tirtanadi harus memproduksi air berkisar 11.000 hingga 12.000 liter per detik. Harus membangun instalasi baru untuk memenuhi produksi air, barulah kebutuhan air bersih masyarakat Kota Medan pada khususnya dapat terpenuhi,” tandasnya.

Sementara Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Sumut, Fauzan Nasution, memaparkan tentang program L2T2 yang sudah mulai aktif sejak September 2020. Dikatakannya, septik tank yang benar itu haruslah kedap dan tidak bocor. Sebab jika septik tank bocor, maka akan mencemari lingkungan. “Ketika terjadi pencemaran, tentu kesehatan akan terganggu,” ujarnya.

Menurut Fauzan, program L2T2 ini adalah program pemerintah untuk masyarakat agar tidak ada lagi pencemarana lingkungan yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan serta tidak ada lagi anak-anak yang stunting, maka layanan ini sangat penting dan diperlukan di Kota Medan.

PDAM Tirtanadi, sebut Fauzan, untuk limbah memiliki dua sistem yaitu perpipaan dan non perpipaan (L2T2). “Perpipaan sudah berjalan sejak tahun 1985 dengan jumlah pelanggan 20.000. Non perpipaan (L2T2) baru berjalan sejak September 2020 dan sudah bisa merekrut 7.000 pelanggan,” ujar Fauzan.

Sementara Ketua Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) dalam sambutannya mengatakan, wartawan merupakan mitra strategis dalam menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui pemberitaan. “Kami wartawan yang tergabung di Forwadi semuanya sudah kompeten oleh Dewan Pers, harapan kami kepada pak Dirut untuk bersama – sama membangun Tirtanadi dan kami membantu pelayanan melalui pemberitaan,”kata Amrizal.

Tinjau IPLT

Pada kesempatan itu, wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) melakukan peninjauan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Kacab Pemasaran Air Limbah, Lokot Parlindungan Siregar dalam peninjauan itu menjelaskan kepada para wartawan tentang pengolahan lumpur tinja. “Air limbah atau tinja yang disedot dengan mobil tangki setelah tiba di IPLT, limbah dibuang ke bak screen pemisah untuk dipisahkan limbah padat dan halusnya,” ujar Lokot Parlindungan Siregar.

Setelah itu, kata Lokot Parlindungan, limbah dikelola melalui bak equalisasi untuk distabilkan lumpurnya atau diendapkan, lalu dialirkan ke bak ticker untuk diratakan antara lumpur dan air, lalu dialihkan ke ballpress untuk memisahkan antara padatan dengan air. “Di mesin ballpress, airnya mengalir ke kolam stabiliser, dan hasil akhir airnya disalurkan ke kolam,” katanya.

Lokot lebih jauh menjelaskan, air limbah atau tinja ini benar-benar dikelola di IPLT PDAM Tirtanadi, tidak dibuang sembarangan yang dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan. (adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam upaya membantu pemerintah meminimalisir pencemaran lingkungan, dampak dari limbah domestik, sejak September 2020 lalu PDAM Tirtanadi memperkenalkan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) nonperpipaan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan. Sejak program L2T2 ini diluncurkan, tiga bulan lalu, PDAM Tirtanadi sudah merekrut sedikitnya 7.000 pelanggan.

OLAH LIMBAH: Sejumlah wartawan mengabadikan proses pengolahan limbah tinja yang disedot dari mobil tangki ke bak screen pemisah di IPLT PDAM Tirtanadi, Jumat (18/12).
OLAH LIMBAH: Sejumlah wartawan mengabadikan proses pengolahan limbah tinja yang disedot dari mobil tangki ke bak screen pemisah di IPLT PDAM Tirtanadi, Jumat (18/12).

“PDAM Tirtanadi sebagai leadernya, program L2T2 ini juga sudah dimulai di beberapa kabupaten dan kota di Sumut, seperti Tebingtinggi, Pematangsiantar, Deliserdang, dan Sibolga,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi dalam kegiatan Safari Jurnalistik Sosialisasi Program L2T2 bersama Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) PDAM Tirtanadi, Jalan Perkebunan/Purwosari, Jumat (18/12).

Lebih lanjut Kabir Bedi mengatakan, dalam menjalankan programnya, PDAM Tirtanadi tidak dapat bergerak sendiri, melainkan harus menggandeng pihak lain, termasuk para wartawan atau media massa.

“Jadi, dalam membangun PDAM Tirtanadi ini, kita harus bergerak secara bersama-sama, tidak bisa hanya PDAM Tirtanadi saja. Maka kepedulian rekan-rekan wartawan sangat kami perlukan dalam menyajikan berita yang membangun, sehingga masyarakat mengetahui kondisi yang sebenarnya,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Kabir Bedi juga mengungkapkan, saat ini produksi air PDAM Tirtanadi mencapai 6.850 liter per detik atau sekitar 7 kubik per detik. “Namun itu belum cukup juga memenuhi kebutuhan masyarakat, karena idealnya dengan kebutuhan masyarakat saat ini, PDAM Tirtanadi harus memproduksi air berkisar 11.000 hingga 12.000 liter per detik. Harus membangun instalasi baru untuk memenuhi produksi air, barulah kebutuhan air bersih masyarakat Kota Medan pada khususnya dapat terpenuhi,” tandasnya.

Sementara Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Sumut, Fauzan Nasution, memaparkan tentang program L2T2 yang sudah mulai aktif sejak September 2020. Dikatakannya, septik tank yang benar itu haruslah kedap dan tidak bocor. Sebab jika septik tank bocor, maka akan mencemari lingkungan. “Ketika terjadi pencemaran, tentu kesehatan akan terganggu,” ujarnya.

Menurut Fauzan, program L2T2 ini adalah program pemerintah untuk masyarakat agar tidak ada lagi pencemarana lingkungan yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan serta tidak ada lagi anak-anak yang stunting, maka layanan ini sangat penting dan diperlukan di Kota Medan.

PDAM Tirtanadi, sebut Fauzan, untuk limbah memiliki dua sistem yaitu perpipaan dan non perpipaan (L2T2). “Perpipaan sudah berjalan sejak tahun 1985 dengan jumlah pelanggan 20.000. Non perpipaan (L2T2) baru berjalan sejak September 2020 dan sudah bisa merekrut 7.000 pelanggan,” ujar Fauzan.

Sementara Ketua Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) dalam sambutannya mengatakan, wartawan merupakan mitra strategis dalam menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui pemberitaan. “Kami wartawan yang tergabung di Forwadi semuanya sudah kompeten oleh Dewan Pers, harapan kami kepada pak Dirut untuk bersama – sama membangun Tirtanadi dan kami membantu pelayanan melalui pemberitaan,”kata Amrizal.

Tinjau IPLT

Pada kesempatan itu, wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) melakukan peninjauan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Kacab Pemasaran Air Limbah, Lokot Parlindungan Siregar dalam peninjauan itu menjelaskan kepada para wartawan tentang pengolahan lumpur tinja. “Air limbah atau tinja yang disedot dengan mobil tangki setelah tiba di IPLT, limbah dibuang ke bak screen pemisah untuk dipisahkan limbah padat dan halusnya,” ujar Lokot Parlindungan Siregar.

Setelah itu, kata Lokot Parlindungan, limbah dikelola melalui bak equalisasi untuk distabilkan lumpurnya atau diendapkan, lalu dialirkan ke bak ticker untuk diratakan antara lumpur dan air, lalu dialihkan ke ballpress untuk memisahkan antara padatan dengan air. “Di mesin ballpress, airnya mengalir ke kolam stabiliser, dan hasil akhir airnya disalurkan ke kolam,” katanya.

Lokot lebih jauh menjelaskan, air limbah atau tinja ini benar-benar dikelola di IPLT PDAM Tirtanadi, tidak dibuang sembarangan yang dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/