22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

30 Desa Ikut Tender untuk Kualanamu

MEDAN- Luas Bandara Kualanamu bila dibanding dengan Bandara Polonia sekitar 5 kali lipat. Karena itu, tidak mengherankan bila kebutuhan akan tenaga kerja di Bandara Kualanamu lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja non ahli tersebut, PT Angkasa Pura II mengharapkan peran sertan
dari 30 desa yang terletak di daerah sekitar Bandara Kualanamu. Seperti tenaga kerja Cleaning Service, dan lainnya.

Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Polonia, Said Ridwan menyatakan, turut sertanya ke-30 desa agar masyarakat semakin terikat dengan bandara. Sehingga, kenyamanan juga akan lebih kental terasa. “Saya sudah data dan survei jumlah desa di sekitarnya. Karena itu, bila kurang dari 30 akan saya tolak,” ungkapnya.

Dijelaskannya, sistem perekrutan OS dengan mengambil peran serta masyarakat setempat untuk menghindari konflik sosial ke depannya. Selain itu, sistem ini diadopsinya saat masih menjabat Kepala Cabang Bandara Minangkau Padang beberapa waktu yang lalu. “Kalau kita ingin membantu seseorang itu, jangan berikan makan, tetapi berikan modal,” tambahnya.

Untuk mengumpulkan masyarakat di 30 desa, lanjutnya, bukanlah hal yang mudah. Karena itu, salah satu yang dilakukannya dengan mengumpulkan kepala desa dulu. Dan dari kepala desa akan menginformasikan ke masyarakatnya. “Kalau kita mengurus secara satu per satu, maka akan repot. Karena itu, kita harapkan kerjasama dengan kepala desa masing-masing,” ujarnya.

Selain perekrutan untuk tenaga kerja, masyarakat di sekitar juga diberikan kebebasan untuk mengikuti tender. Apalagi bila rumah mereka dekat dengan jalan ke arah bandara, maka kesempatan mereka untuk berdagang akan semakin terbuka. “Banyak yang dapat mereka lakukan, misalnya berjualan berbagai aksesoris atau cinderamata di sekitar jalan menuju bandara. Tetapi jangan di wilayah bandara, karena itu sudah menjadi haknya AP II,” tambahnya.

Saat ini, untuk perekrutan tenaga kerja sudah dilakukan oleh AP II. Untuk tenaga non ahli, diakui Said, banyak yang bersedia untuk mengikuti. Tetapi untuk tenaga ahli, seperti petugas radar masih sangat kekurangan. “Karena kalau ATC itukan sekolah khusus. Tidak bisa sembaranga,” pungkasnya. (ram)

MEDAN- Luas Bandara Kualanamu bila dibanding dengan Bandara Polonia sekitar 5 kali lipat. Karena itu, tidak mengherankan bila kebutuhan akan tenaga kerja di Bandara Kualanamu lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja non ahli tersebut, PT Angkasa Pura II mengharapkan peran sertan
dari 30 desa yang terletak di daerah sekitar Bandara Kualanamu. Seperti tenaga kerja Cleaning Service, dan lainnya.

Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Polonia, Said Ridwan menyatakan, turut sertanya ke-30 desa agar masyarakat semakin terikat dengan bandara. Sehingga, kenyamanan juga akan lebih kental terasa. “Saya sudah data dan survei jumlah desa di sekitarnya. Karena itu, bila kurang dari 30 akan saya tolak,” ungkapnya.

Dijelaskannya, sistem perekrutan OS dengan mengambil peran serta masyarakat setempat untuk menghindari konflik sosial ke depannya. Selain itu, sistem ini diadopsinya saat masih menjabat Kepala Cabang Bandara Minangkau Padang beberapa waktu yang lalu. “Kalau kita ingin membantu seseorang itu, jangan berikan makan, tetapi berikan modal,” tambahnya.

Untuk mengumpulkan masyarakat di 30 desa, lanjutnya, bukanlah hal yang mudah. Karena itu, salah satu yang dilakukannya dengan mengumpulkan kepala desa dulu. Dan dari kepala desa akan menginformasikan ke masyarakatnya. “Kalau kita mengurus secara satu per satu, maka akan repot. Karena itu, kita harapkan kerjasama dengan kepala desa masing-masing,” ujarnya.

Selain perekrutan untuk tenaga kerja, masyarakat di sekitar juga diberikan kebebasan untuk mengikuti tender. Apalagi bila rumah mereka dekat dengan jalan ke arah bandara, maka kesempatan mereka untuk berdagang akan semakin terbuka. “Banyak yang dapat mereka lakukan, misalnya berjualan berbagai aksesoris atau cinderamata di sekitar jalan menuju bandara. Tetapi jangan di wilayah bandara, karena itu sudah menjadi haknya AP II,” tambahnya.

Saat ini, untuk perekrutan tenaga kerja sudah dilakukan oleh AP II. Untuk tenaga non ahli, diakui Said, banyak yang bersedia untuk mengikuti. Tetapi untuk tenaga ahli, seperti petugas radar masih sangat kekurangan. “Karena kalau ATC itukan sekolah khusus. Tidak bisa sembaranga,” pungkasnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/