MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 251/KPTS/M/2024 tentang Penetapan Tarif Jalan Tol Indrapura – Kisaran Seksi Indrapura – Lima Puluh.
Kemudian, SK Kementerian PUPR Nomor 416/KPTS/M/2024 tentang Penetapan Tarif Jalan Tol Tebing Tinggi – Indrapura. Dengan itu, PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Marga Waskita (Hamawas), memastikan dalam waktu dekat ini, akan merealisasikan tarif tersebut.
Hal itu, diungkapkan oleh Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo kepada wartawan, Kamis (22/2/2024). Ia menjelaskan jalan tol ini, telah dioperasikan tanpa tarif selama 4 bulan sejak 10 November 2023.
Tjahjo mengungkapkan kehadiran kedua jalan tol ini, mempermudah mobilitas kebutuhan logistik dari dari dan ke Pelabuhan Kuala Tanjung hingga ke arah KEK Sei Mangkei. Hal tersebut x dapat meningkatkan perkembangan ekonomi di Sumatra Utara khususnya kabupaten penyangga.
“Juga menjadi akses mobilitas ke tujuan wisata pengguna jalan tol yang melintas dari arah Tebing Tinggi ke daerah Lima Puluh,” jelas Tjahjo.
Tjahjo mengungkapkan dalam pengoperasiannya, Hutama Karya dan Hamawas memastikan kualitas jalan maupun kelengkapan fasilitas yang ada telah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tjahjo menjelaskan nantinya jalan tol ini, akan dilengkapi dengan ada 2 rest area di Tol Tebing Tinggi – Indrapura dan 2 rest area, di Tol Indrapura – Lima Puluh. Yang saat ini, masih dalam proses konstruksi karena jalan tol yang beroperasi masih belum panjang.
“Harapannya konstruksi ini dapat segera rampung sehingga rest area bisa segera digunakan,” tutur Tjahjo.
Selama dioperasikan tanpa tarif, Hutama Karya dan Hamawas mencatat Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) yang cukup tinggi di Jalan Tol Indrapura – Lima Puluh dan Jalan Tol Tebing Tinggi – Indrapura.
“Kendaraan yang melintas di Jalan Tol Indrapura – Lima Puluh setiap harinya yaitu sebanyak lebih dari 8.800 kendaraan/hari, sedangkan di Jalan Tol Tebing Tinggi -Indrapura tercatat sebanyak 7.885 kendaraan/hari,” tutur Tjahjo.
Menuju penetapan tarif, Hutama Karya dan Hamawas sudah lebih dahulu melakukan sosialisasi secara masif terkait dengan profil jalan tol, hingga tata tertib berkendara di jalan tol melalui berbagai kanal diantaranya media sosial perusahaan, rilis resmi, maupun melalui media luar ruang seperti spanduk dan baliho di sepanjang jalan tol.
“Saat ini kami telah masuk ke tahapan sosialisasi mengenai besaran tarif yang diperkirakan akan dilakukan selama sepekan. Harapannya pengguna jalan tol terinfo sejak dini sehingga dapat bersiap memastikan kecukupan saldo kartu uang elektronik agar ketika penerapan tarif berlaku, tidak terjadi antrian yang disebabkan kurang saldo,” jelas Tjahjo.
Dalam penentuan besaran tarif, yang dilakukan, sebelumnya telah diuji mengenai kelayakan performa dan kualitas dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) jalan tol sehingga angka tarif yang ditentukan telah mempertimbangkan sisi kepentingan publik maupun investor.
“Penetapan tarif ini telah mempertimbangkan Ability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) dari jalan tol tersebut dan setelah dioperasikan tanpa tarif cukup lama, diperlukan pengembalian investasi atas pemeliharaan dan pengeoperasian jalan tol,” tandas Tjahjo.
Sementara itu, Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam FGD Internal Virtual Terbatas Rencana Penetapan Tarif Tol pada Selasa (20/2) menyampaikan bahwa jalan tol ini tidak hanya memberikan manfaat bagi pengguna jalan tol, tetapi juga berdampak pada kelancaran berbagai industri yang ada di Sumatera Utara.
“Dikarenakan jalan tol ini masih baru diharapkan kepada BUJT untuk dapat mensosialisasikan lebih masif manfaat jalan tol sehingga masyarakat mengetahui dengan tarif tersebut apa saja pelayanan yang didapatkan,” tandas Arya.(gus/ram)