25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Hari Terakhir UN, Soal Salah Cetak

Usai Ujian, Konvoi ke Berastagi

MEDAN-Pada hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA, Kamis (21/4), masih ditemukan kendala yang mengganggu pelaksanaan ujian, antara lain kekurangan soal dan adanya naskah soal yang salah cetak. Hal itu ditemukan di SMA Negeri 13 Medan di Jalan Brigjen Zein Hamid, KM 7 Titi Kuning, Medan Johor. Di sekolah ini ditemukan naskah soal UN mata pelajaran fisika untuk siswa jurusan IPS. Sebaliknya, siswa jurusan IPS justru menerima naskah soal fisika.

“Jadi repot Bang, naskah soal UN sering kurang. Di hari terakhir UN inin
malah ada soal yang tertukar dan salah cetak,” ujar Muhammad Sadri, siswa kelas XII 3 IPA SMAN 13 Medan, kemarin di sekolahnya.

Kepala Sekolah SMAN 13 Medan, Sutrisno, membenarkan ada beberapa kendala dalam empat hari pelaksanaan UN tahun ini. “Kendala kita sama seperti yang dialami sekolah lain, kekurangan naskah soal. Tapi semua lancar saja,” ujarnya.

Usai ujian, sejumlah peserta merayakannya dengan coret-coretan seragam sekolah dan konvoi kendaraan bermotor. Mereka menggunakan spidol, stabilo dan cat semprot.

Pelajar Methodis 1 yang beralamat di Jalan Hang Tuah Medan melakukan aksi itu di luar sekolahnya. Mereka saling mencoret seragam dan membubuhkan tandatangan di seragam rekan-rekannya di simpang Jalan Sudirman tak jauh dari sekolahnya.

Menurut David Elton (17), siswa Kelas III SMA Metodhis 1 Medan, coret-coretan yang mereka lakukan hanya untuk menghilangkan ketegangan selama UN. Ia merasa yakin lulus UN. “Aku yakin dengan jawaban-jawaban, pasti lulus,” ujar remaja yang mengaku tinggal di Jalan Karakatau.
David juga tidak menerima bocoran jawaban UN selama ujian berlangsung. “Nggak ada itu, bang. Itu murni hasil belajar. Sejak semester II aku sudah mengikuti bimbingan belajar,” kata David yang menargetkan akan mencoba testing di USU nantinya.
Alexander (17), siswa SMA Metodhis 1 lain, merasa pantas lulus karena soal-soal UN yang dijawabnya masih standar pelajaran yang diterimanya selama ini. “Bisa terjawab semua, saya yakin akan lulus,” cetus Alex dengan senyuman. Remaja ini berniat mencoba masuk Institut Teknologi Surabaya di Surabaya.
Demikian juga dengan Bisron Gurning (19) yang optimis menunggu hasil UN. “Yakin banget saya lulus, Bang,” tuturnya.

Tak lama melakukan coret-coretan, dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat puluhan pelajar meninggalkan lokasi. “Belum tahu mau ke mana Bang. Rencananya mau makan-makan,” ujar Bisron sambil berlalu bersama temannya.

Tetapi konvoi pelajar SMA Negeri 1 Medan membuat mereka berurusan dengan pihak kepolisian. Saat melintas di Jalan Sudirman, kemarin siang, konvoi sepeda motor dan mobil pelajar ini dihentikan petugas Sat Lantas Polresta Medan. Mereka ditilang karena melakukan konvoi tanpa ada izin dan tidak memiliki kelengkapan berkendara seperti helm serta Surat Izin Mengemudi (SIM). “Mereka tidak ada SIM nya dan konvoi tidak ada izinya,” tukas seorang  petugas.

Wulan (17), seorang pelajar yang ikut di mobil yang ditilang mengatakan, mereka hendak pergi ke pemandian di daerah Brastagi. “ Setelah 3 tahun belajar dan UN selesai, Kami mau mandi-mandi,” tukasnya.
Seorang pelajar lain menyebutkan, kemarin ibarat hari kebebasan setelah menyelesaikan perjuangan belajar selama tiga tahun. “Yah namanya juga sudah selesai UN dan kami lakukan ini karena sudah selesai pendidikan di SMU,” ucap siswa dengan baju robek tersebut.

Di sekitar Jalan Ringroad Setiabudi, sejumlah pelajar SMA Negeri 1 juga terlihat melakukan aksi coret-coret. Diantara mereka terlihat Patricia Uma Keshia Tobing atau Uma Tobing. Pemenang kontes Indonesia Mencari Bakat II di Trans TV ini terlihat ceria bersama teman-temannya. Dia memegang dua unit ponsel dan stabilo, lengan kirinya mengapit cat semprot, sementara rekan-rekannya bergantian membubuhkan tanda tangan. Tak hanya di baju dan rok, rambutnya juga terlihat disemprot cat.

Hal berbeda dilakukan pelajar di SMA Negeri 13 Medan di Jalan Brigjen Zein Hamid, KM 7 Titi Kuning, Medan Johor. Para siswa meluapkan kegembiraan dengan melakukan coretan di selembar kain putih sepajang 7 meter dengan spidol yang sudah disiapkan pihak sekolah.

Pihak sekolah melakukan hal ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti mengganggu ketertiban lalu lintas dengan konvoi dijalanan dengan kenderaan bermotor serta melakukan coretan di baju seragam dinilai sekolah merupakan hal yang mubazir karena seragam sekolah bisa digunakan orang lain yang membutuhkan.

Pagi sebelum pelaksanaan UN, pihak sekolah dipimpin Kepala Sekolah SMA Negeri 13, Sutrisno, melakukan razia spidol dan stabilo. Pihak sekolah juga mengimbau siswa tidak melakukan konvoi kendaraan usai UN.
“Saya sangat melarang siswa-siswa melakukan hal yang mubazir seperti mencoret baju dan menggangu ketertiban lalulintas dengan kenderaan bermotor secara Konvoi,” ujar Sutrisno
Selama empat hari pelaksanaan UN di sekolah itu, tidak ada kendala berarti.  “Kendala kita sama seperti yang dialami sekolah lain, kekurangan naskah soal saja. Tapi semua lancar saja,” ujarnya.

Ketua Panitia UN Sumut 2011, Ilyas S Sitorus mengatakan sudah mengigatkan pelajar untuk tidak melakukan coret-coretan dan hal-hal mubazir lain. “Sekolah-sekolah juga sudah disampaikan, tidak boleh lagi ada coret-coretan di sekitaran sekolah. Tapi kalau mereka lakukannya jauh dari sekolah, sulit mengontrolnya,” kata Ilyas singkat.(jon/mag-7/adl)

Usai Ujian, Konvoi ke Berastagi

MEDAN-Pada hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA, Kamis (21/4), masih ditemukan kendala yang mengganggu pelaksanaan ujian, antara lain kekurangan soal dan adanya naskah soal yang salah cetak. Hal itu ditemukan di SMA Negeri 13 Medan di Jalan Brigjen Zein Hamid, KM 7 Titi Kuning, Medan Johor. Di sekolah ini ditemukan naskah soal UN mata pelajaran fisika untuk siswa jurusan IPS. Sebaliknya, siswa jurusan IPS justru menerima naskah soal fisika.

“Jadi repot Bang, naskah soal UN sering kurang. Di hari terakhir UN inin
malah ada soal yang tertukar dan salah cetak,” ujar Muhammad Sadri, siswa kelas XII 3 IPA SMAN 13 Medan, kemarin di sekolahnya.

Kepala Sekolah SMAN 13 Medan, Sutrisno, membenarkan ada beberapa kendala dalam empat hari pelaksanaan UN tahun ini. “Kendala kita sama seperti yang dialami sekolah lain, kekurangan naskah soal. Tapi semua lancar saja,” ujarnya.

Usai ujian, sejumlah peserta merayakannya dengan coret-coretan seragam sekolah dan konvoi kendaraan bermotor. Mereka menggunakan spidol, stabilo dan cat semprot.

Pelajar Methodis 1 yang beralamat di Jalan Hang Tuah Medan melakukan aksi itu di luar sekolahnya. Mereka saling mencoret seragam dan membubuhkan tandatangan di seragam rekan-rekannya di simpang Jalan Sudirman tak jauh dari sekolahnya.

Menurut David Elton (17), siswa Kelas III SMA Metodhis 1 Medan, coret-coretan yang mereka lakukan hanya untuk menghilangkan ketegangan selama UN. Ia merasa yakin lulus UN. “Aku yakin dengan jawaban-jawaban, pasti lulus,” ujar remaja yang mengaku tinggal di Jalan Karakatau.
David juga tidak menerima bocoran jawaban UN selama ujian berlangsung. “Nggak ada itu, bang. Itu murni hasil belajar. Sejak semester II aku sudah mengikuti bimbingan belajar,” kata David yang menargetkan akan mencoba testing di USU nantinya.
Alexander (17), siswa SMA Metodhis 1 lain, merasa pantas lulus karena soal-soal UN yang dijawabnya masih standar pelajaran yang diterimanya selama ini. “Bisa terjawab semua, saya yakin akan lulus,” cetus Alex dengan senyuman. Remaja ini berniat mencoba masuk Institut Teknologi Surabaya di Surabaya.
Demikian juga dengan Bisron Gurning (19) yang optimis menunggu hasil UN. “Yakin banget saya lulus, Bang,” tuturnya.

Tak lama melakukan coret-coretan, dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat puluhan pelajar meninggalkan lokasi. “Belum tahu mau ke mana Bang. Rencananya mau makan-makan,” ujar Bisron sambil berlalu bersama temannya.

Tetapi konvoi pelajar SMA Negeri 1 Medan membuat mereka berurusan dengan pihak kepolisian. Saat melintas di Jalan Sudirman, kemarin siang, konvoi sepeda motor dan mobil pelajar ini dihentikan petugas Sat Lantas Polresta Medan. Mereka ditilang karena melakukan konvoi tanpa ada izin dan tidak memiliki kelengkapan berkendara seperti helm serta Surat Izin Mengemudi (SIM). “Mereka tidak ada SIM nya dan konvoi tidak ada izinya,” tukas seorang  petugas.

Wulan (17), seorang pelajar yang ikut di mobil yang ditilang mengatakan, mereka hendak pergi ke pemandian di daerah Brastagi. “ Setelah 3 tahun belajar dan UN selesai, Kami mau mandi-mandi,” tukasnya.
Seorang pelajar lain menyebutkan, kemarin ibarat hari kebebasan setelah menyelesaikan perjuangan belajar selama tiga tahun. “Yah namanya juga sudah selesai UN dan kami lakukan ini karena sudah selesai pendidikan di SMU,” ucap siswa dengan baju robek tersebut.

Di sekitar Jalan Ringroad Setiabudi, sejumlah pelajar SMA Negeri 1 juga terlihat melakukan aksi coret-coret. Diantara mereka terlihat Patricia Uma Keshia Tobing atau Uma Tobing. Pemenang kontes Indonesia Mencari Bakat II di Trans TV ini terlihat ceria bersama teman-temannya. Dia memegang dua unit ponsel dan stabilo, lengan kirinya mengapit cat semprot, sementara rekan-rekannya bergantian membubuhkan tanda tangan. Tak hanya di baju dan rok, rambutnya juga terlihat disemprot cat.

Hal berbeda dilakukan pelajar di SMA Negeri 13 Medan di Jalan Brigjen Zein Hamid, KM 7 Titi Kuning, Medan Johor. Para siswa meluapkan kegembiraan dengan melakukan coretan di selembar kain putih sepajang 7 meter dengan spidol yang sudah disiapkan pihak sekolah.

Pihak sekolah melakukan hal ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti mengganggu ketertiban lalu lintas dengan konvoi dijalanan dengan kenderaan bermotor serta melakukan coretan di baju seragam dinilai sekolah merupakan hal yang mubazir karena seragam sekolah bisa digunakan orang lain yang membutuhkan.

Pagi sebelum pelaksanaan UN, pihak sekolah dipimpin Kepala Sekolah SMA Negeri 13, Sutrisno, melakukan razia spidol dan stabilo. Pihak sekolah juga mengimbau siswa tidak melakukan konvoi kendaraan usai UN.
“Saya sangat melarang siswa-siswa melakukan hal yang mubazir seperti mencoret baju dan menggangu ketertiban lalulintas dengan kenderaan bermotor secara Konvoi,” ujar Sutrisno
Selama empat hari pelaksanaan UN di sekolah itu, tidak ada kendala berarti.  “Kendala kita sama seperti yang dialami sekolah lain, kekurangan naskah soal saja. Tapi semua lancar saja,” ujarnya.

Ketua Panitia UN Sumut 2011, Ilyas S Sitorus mengatakan sudah mengigatkan pelajar untuk tidak melakukan coret-coretan dan hal-hal mubazir lain. “Sekolah-sekolah juga sudah disampaikan, tidak boleh lagi ada coret-coretan di sekitaran sekolah. Tapi kalau mereka lakukannya jauh dari sekolah, sulit mengontrolnya,” kata Ilyas singkat.(jon/mag-7/adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/