26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Komisi VIII DPR RI Sebut Program Pemberdayaan Kemensos Efektif Melalui program PENA

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Sosial mengklaim telah melakukan berbagai program terobosan dalam penanganan kemiskinan, yakni melalui program Rumah Sejahtera Terpadu dan Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA). Atas hal itu, Komisi VIII DPR RI pun mengakui bahwa program tersebut memang efektif dalam menangani kemiskinan.

“Program seperti Rumah Sejahtera Terpadu dan PENA ini efektif mengakselerasi penanganan kemiskinan. Sebab di dalamnya ada pemberdayaan melalui usaha yang diberikan,” ucap Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang saat menghaduri kegiatan penyerahan bantuan Atensi di Balai Bahagia Medan (19/02).

Dasopang hadir sebagai Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI masa persidangan III Tahun Sidang 2022-2023. Di Sentra Bahagia, hadir enam orang anggota Komisi VIIII DPR RI. Kunjungan kerja reses ini juga dihadiri oleh Direktur Potensi dan Sumber Daya Sosial Raden Rasman, Plt Direktur PSKBA Adrianus Alla, Kepala Sentra Bahagia Medan Iman Imaddudin Hamdan, dan Kepala Sentra Darussa’adah Susi Mulyati.

Dasopang menambahkan, Rumah Sejahtera Terpadu tidak sekedar memperbaiki rumah yang tidak layak huni, namun di dalamnya juga diberikan bantuan usaha.

“Jenis usahanya disesuaikan dengan minat dan kemampuan dari penerima bantuan,” ujar Dasopang.

Menurutnya, orang tidak mampu belum tentu berubah status ekonominya hanya dengan merehab rumah. Namun dengan memberikan bantuan usaha, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan rentan yang menerima bantuan.

Untuk PENA, sambung Dasopang, merupakan terobosan agar penerima bantuan tidak tergantung pada bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Setelah melalui assesmen, penerima PKH bisa menerima program PENA dan tidak meneruskan bansos PKH.

“Inilah terobosan Ibu Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Bu Mensos juga aktif memberikan respon langsung bila menemukan masyarakat yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan padahal dia layak. Saya mengapresiasi langkah cepat Bu Mensos,” kata Dasopang.

Sejalan dengan itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori menyatakan bahwa pandemi telah membuat masyarakat jatuh dalam tekanan ekonomi. Pemerintah membantu masyarakat terdampak pandemi dengan berbagai jenis bantuan.

Bukhori menilai, bantuan sosial jaring pengaman sosial bertujuan untuk bantalan ekonomi, yakni menambah daya beli mereka di tengah tekanan ekonomi.

“Nah program yang bersifat pemberdayaan sosial seperti bantuan usaha, ini yang dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka,” sambung Bukhori.

Ia menyebutkan, program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan program yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.

“Program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan bantuan pemerintah yang tepat sasaran,” katanya.

Di Kantor Sentra Bahagia, delegasi Komisi VIIII dan Kemensos tampak menyerahkan bantuan Atensi. Bantuan datang dari Sentra Bahagia dan Sentra Insyaf, keduanya berada di Kota Medan.

Dari Sentra Insyaf, diberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa bantuan motor roda tiga untuk 13 orang di Pakpak Bharat, Aceh Tamiang, Dairi, Deli Serdang, Langsa, Padang Lawas, Madina sebesar Rp487,499,987. Alat Bantu Dengar untuk 56 orang senilai Rp149,408,000. Kursi Roda untuk 104 orang senilai Rp242,424,000.

Kemudian Tongkat Ketiak untuk 89 orang senilai Rp 49,395,000, sembako untuk 208 orang senilai Rp112,465,600, tongkat ketiak untuk satu orang senilai Rp555,000, bantuan korban bencana kebakaran untuk 9 orang senilai Rp21,715,000, wirausaha untuk 1 orang senilai Rp2,950,000. Total bantuan dari Sentra Insyaf senilai Rp1,066,412,587.

Lalu, bantuan dari Sentra Bahagia berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 458 orang (disabilitas dan lansia) senilai Rp412,200,000, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 13 orang (korban kebakaran) senilai Rp 26,000,000, sepeda motor roda tiga untuk 15 orang senilai Rp564,375,000, tongkat adaptif untuk 80 orang senilai Rp131,600,000, kursi roda untuk 2 orang senilai Rp3,175,000, alat bantu disabilitas untuk 9 orang senilai Rp3,246,750, kewirausahaan untuk 15 orang senilai Rp75,000,000. Total bantuan dari Sentra Bahagia sebesar Rp 1,215,596,750.

Sehingga, total bantuan dari kedua sentra sebesar Rp2,282,009,337.

Atas bantuan yang diberikan, salah satu penerima manfaat, Joshua Pasaribu sebagai penerima bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak sebesar Rp900.000 menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pihak Kemensos.

“Bantuan yang kami terima sangat membantu meringankan beban hidup sehari-hari. Saya mewakili teman-teman penyandang disabilitas, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mensos dan para wakil rakyat,” tutupnya.
(map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Sosial mengklaim telah melakukan berbagai program terobosan dalam penanganan kemiskinan, yakni melalui program Rumah Sejahtera Terpadu dan Pahlawan Ekonomi Nasional (PENA). Atas hal itu, Komisi VIII DPR RI pun mengakui bahwa program tersebut memang efektif dalam menangani kemiskinan.

“Program seperti Rumah Sejahtera Terpadu dan PENA ini efektif mengakselerasi penanganan kemiskinan. Sebab di dalamnya ada pemberdayaan melalui usaha yang diberikan,” ucap Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang saat menghaduri kegiatan penyerahan bantuan Atensi di Balai Bahagia Medan (19/02).

Dasopang hadir sebagai Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI masa persidangan III Tahun Sidang 2022-2023. Di Sentra Bahagia, hadir enam orang anggota Komisi VIIII DPR RI. Kunjungan kerja reses ini juga dihadiri oleh Direktur Potensi dan Sumber Daya Sosial Raden Rasman, Plt Direktur PSKBA Adrianus Alla, Kepala Sentra Bahagia Medan Iman Imaddudin Hamdan, dan Kepala Sentra Darussa’adah Susi Mulyati.

Dasopang menambahkan, Rumah Sejahtera Terpadu tidak sekedar memperbaiki rumah yang tidak layak huni, namun di dalamnya juga diberikan bantuan usaha.

“Jenis usahanya disesuaikan dengan minat dan kemampuan dari penerima bantuan,” ujar Dasopang.

Menurutnya, orang tidak mampu belum tentu berubah status ekonominya hanya dengan merehab rumah. Namun dengan memberikan bantuan usaha, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan rentan yang menerima bantuan.

Untuk PENA, sambung Dasopang, merupakan terobosan agar penerima bantuan tidak tergantung pada bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Setelah melalui assesmen, penerima PKH bisa menerima program PENA dan tidak meneruskan bansos PKH.

“Inilah terobosan Ibu Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Bu Mensos juga aktif memberikan respon langsung bila menemukan masyarakat yang tidak terdaftar sebagai penerima bantuan padahal dia layak. Saya mengapresiasi langkah cepat Bu Mensos,” kata Dasopang.

Sejalan dengan itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori menyatakan bahwa pandemi telah membuat masyarakat jatuh dalam tekanan ekonomi. Pemerintah membantu masyarakat terdampak pandemi dengan berbagai jenis bantuan.

Bukhori menilai, bantuan sosial jaring pengaman sosial bertujuan untuk bantalan ekonomi, yakni menambah daya beli mereka di tengah tekanan ekonomi.

“Nah program yang bersifat pemberdayaan sosial seperti bantuan usaha, ini yang dalam jangka panjang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka,” sambung Bukhori.

Ia menyebutkan, program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan program yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.

“Program Rumah Sejahtera Terpadu merupakan bantuan pemerintah yang tepat sasaran,” katanya.

Di Kantor Sentra Bahagia, delegasi Komisi VIIII dan Kemensos tampak menyerahkan bantuan Atensi. Bantuan datang dari Sentra Bahagia dan Sentra Insyaf, keduanya berada di Kota Medan.

Dari Sentra Insyaf, diberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa bantuan motor roda tiga untuk 13 orang di Pakpak Bharat, Aceh Tamiang, Dairi, Deli Serdang, Langsa, Padang Lawas, Madina sebesar Rp487,499,987. Alat Bantu Dengar untuk 56 orang senilai Rp149,408,000. Kursi Roda untuk 104 orang senilai Rp242,424,000.

Kemudian Tongkat Ketiak untuk 89 orang senilai Rp 49,395,000, sembako untuk 208 orang senilai Rp112,465,600, tongkat ketiak untuk satu orang senilai Rp555,000, bantuan korban bencana kebakaran untuk 9 orang senilai Rp21,715,000, wirausaha untuk 1 orang senilai Rp2,950,000. Total bantuan dari Sentra Insyaf senilai Rp1,066,412,587.

Lalu, bantuan dari Sentra Bahagia berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 458 orang (disabilitas dan lansia) senilai Rp412,200,000, bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak untuk 13 orang (korban kebakaran) senilai Rp 26,000,000, sepeda motor roda tiga untuk 15 orang senilai Rp564,375,000, tongkat adaptif untuk 80 orang senilai Rp131,600,000, kursi roda untuk 2 orang senilai Rp3,175,000, alat bantu disabilitas untuk 9 orang senilai Rp3,246,750, kewirausahaan untuk 15 orang senilai Rp75,000,000. Total bantuan dari Sentra Bahagia sebesar Rp 1,215,596,750.

Sehingga, total bantuan dari kedua sentra sebesar Rp2,282,009,337.

Atas bantuan yang diberikan, salah satu penerima manfaat, Joshua Pasaribu sebagai penerima bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak sebesar Rp900.000 menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pihak Kemensos.

“Bantuan yang kami terima sangat membantu meringankan beban hidup sehari-hari. Saya mewakili teman-teman penyandang disabilitas, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mensos dan para wakil rakyat,” tutupnya.
(map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/