Bagi kebanyakan siswa, pelajaran fisika ibaratkan hantu yang menakutkan. Itu karena pelajaran fisika terdapat ratusan atau bahkan ribuan rumus yang harus dimengerti untuk dipecahkan menjadi sebuah hasil jawaban.
Andika Syahputra, Medan
Tapi tidak bagi siswa kelas XI SMU Sutomo Medan Jalan Martinus Lubis, Albert Owen yang justru sangat menyukai pelajaran fisika karena ingin menjadi ilmuan.
Tak heran bila Albert berhasil meraih medali emas dalam olimpiade fisika yang digelar oleh Fakultas MIPA Universitas Sumater Utara (USU) beberapa hari yang lalu. Dalam olimpiade itu, ia berhasil mengungguli siswa SMA se-Sumatera Utara. “Ini kompetisi kedua yang saya ikuti, dan berhasil meraih medali emas,” ujar Albert.
Juara lainnya juga sudah disabet Albert. Sebelumnya Albert berhasil meraih juara kedua dalam ajang olimpiade fisika Kota Medan. Setelah menjadi pemang ini, ia menjadi utusan mewakili Kota Medan dalam ajang Olimpiade Sains tingkat Provinsi pada 3 Juni mendatang di Brastagi. “Saat ini saya lagi mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang olimpiade pada 3 Juni mendatang ini,” kata dia.
Ketertarikannya pada ilmu fisika bermula dari pekerjaan ayahnya yang seorang mekanik dan sering melakukan reparasi alat-alat elektronik di toko mereka. “Saya tertarik pada pelajaran fisika saat SMP. Awalnya lihat ayah bekerja menjadi mekanik elektronik,” katanya.
Menurut Albert, pelajaran fisika sangat menantang, ada kepuasan batin ketika berhasil memecahkan suatu persoalan dengan teori fisika. Dengan teori-teori ilmu fisika, dirinya yakni bisa berbuat banyak untuk kemaslahatan masyarakat.
Berangkat dari situ, Albert tengah memikirkan konsep membuat pembangkit listrik hemat energi dengan menggunakan teori fisika sederhana dan alat seadanya. “Tapi masih banyak yang harus dilakukan dan membutuhkan waktu untuk memikirkan konsep seperti itu,” kata Albert yang merupakan sulung dari 2 bersaudara.
Untuk mempelajari ilmu fisika, lanjutnya, memerlukan kesungguhan, kemauan kuat serta harus terus melatih membahas soal-soal serta menerapkan teori-teori fisika dalam kehidupan sehari-hari. “Fisika itu menyenangkan, dan tidak ada yang perlu ditakuti,” katanya lagi.
Kini dirinya tengah bingung untuk menentukan pilihan pendidikannya setelah menamatkan sekolah. Ia sendiri ingin memilih kuliah di bidang fisika, namun orangtuanya lebih menginginkan dirinya untuk menjadi seorang dokter.
“Saya ingin jadi ilmuan, makanya saya suka fisika. Tapi orangtua menginginkan saya jadi dokter,” ungkapnya.
Padahal, lanjutnya, menjadi dokter atau ilmuan sama baiknya, yakni sama-sama bisa bermanfaat bagi orang banyak. Saat ini dirinya tidak mau ambil pusing untuk memikirkan itu karena tengah fokus mempersiapkan diri menghadapi olimpiade sains.
Sedangkan Kepala Sekolah SMA Sutomo Medan, Ir Khoe Tjok Tjin mengatakan, dirinya sangat bangga dengan prestasi yang telah diraih siswanya dalam kompetisi fisika. Semua itu berkat kerja keras siswa, metode pembelajaran yang baik serta infrastruktur yang baik pula untuk mendukung aktifitas belajar para siswa. “Selain Albert, masih banyak lagi siswa yang berprestasi dalam bidang sains. Kami sudah banyak menyabet piala. Piala yang ada di sini untuk kejuaraan berkelompok, sedangkan untuk yang pribadi dibawa pulang siswa karena tidak memiliki tempat yang memadai,” katanya sambil memamerkan piala yang berjajar di ruangannya. (*)