MEDAN- Percepatan Pembangunan Eks Labuhan Batu diseminarkan secara nasional Kamis (28/7) mendatang di Aula Suzuya Hotel Rantauparapat, Kabupaten Labuhan Batu.
Ketua Panitia Pelaksana Rizal Sani didampingi Sekretaris Anang Anas Azhar, Bendahara Ihwan Ritonga, Wakil Ketua Husni, Zulkarnaen Sitanggang dan Wakil Sekretaris Lahmuddin Ritonga menjelaskan, seminar digelar agar masyarakat luas khususnya eks Labuhan Batu, yakni Labuhan Batu induk, Labuhan Batu Selatan dan Labuhan Batu Utara, mengetahui kondisi daerahnya sendiri untuk dilakukan percepatan pembangunan.
“Selain itu, masyarakat juga mengetahui potensi dimiliki daerahnya setelah dimekarkan. Sebab selama dua tahun dimekarkan, eks Labuhan Batu sama sekali belum pernah diseminarkan,” ungkap Rizal, baru-baru ini.
Rizal juga menjelaskan, jika seminar nasional tersebut dilaksanakan, maka sangat tepat dijadikan momentum dan peluang strategis untuk melakukan percepatan pembangunan di esk Labuhan Batu.
“Apalagi, eks Labuhan Batu merupakan daerah lumbung sawit dan potensi kelautan yang baik. Untuk itu, seminar nasional ini akan mengundang tokoh atau pembicara nasional dan lokal, yakni dua dari pengacara senior kondang Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis, dari akademisi IPB H Bomer Pasaribu, Ketua Komisi II DPR RI H Chairuman Pasaribu, Anggota DPR RI H Abdul Wahab Dalimunthe, akademisi Unimed Dr Yusuf Harahap dan Dekan Fakultas Ekonomi USU Jhon Tafbu Ritonga,” paparnya.
Tambah Rizal lagi, ketujuh pembicara tingkat nasional dan Sumut ini sudah menyatakan kesiapannya untuk hadir di acara seminar tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, seminar nasional ini akan dihadiri sekitar 300 peserta. Diantaranya, jelas Rizal, Bupati se Kabupaten eks Labuhan Batu, Ketua DPRD, Pim pinan Komisi dan Pimpinan Fraksi DPRD se eks Labuhan Batu, kemudian tokoh ormas, tokoh pemuda, ulama dan tokoh adat se-eks Labuhan Batu.
“Kita berharap hasil seminar ini sekaligus mengokohkan posisi eks Labuhan Batu, apakah bergabung atau tidaknya ke Provinsi Sumatera Tenggara. Hasil seminar inilah nantinya menjadi bahan acuan untuk bergabung atau tidaknya,” jelas Rizal.
Apalagi, lanjut Rizal, mengingat daerah eks Labuhan Batu saat ini berpenduduk 1,2 juta jiwa. Terlebih dilihat dari faktor geografis dan ekonomis yang sangat layak untuk dilakukannya percepatan pembangunan.
“Eks Labuhan Batu berdekatan dengan sejumlah negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia, sehingga eks Labuhan Batu sudah layak memiliki pelabuhan Internasional, yang dulunya sudah dibuat tapi hingga kini belum difungsikan,” tandasnya. (saz)