26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Berharap Ada Jaminan Jadi ASN

fachril syahputra/SUMUT POS
SEDIH: Ardiles Marnatha Sinulingga bersama ibunya Thabitha Br Ginting sambil memegang foto ayahnya Aiptu (Anm) Baik Sinulingga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi penyerangan Mapolsek Hamparanperak, tak bisa dilupakan Ardiles Marnatha Sinulingga seumur hidupnya. Ayahnya, Aiptu (Anm) Baik Sinulingga tewas bersama dua personel Polri lainnya, setelah diberondong sekelompok teroris di Mapolsek itu. Meski gagal mewujudkan cita-cita sebagai personel Polri seperti sang ayah, namun Ardinles tetap ingin mengabdi kepada bangsa dan negara, seperti yang diamanahkan ayahnya.

SAAT penyerangan yang dilakukan kelompok bersenjata ke Mapolsek Hamparanperak, 21 September 2010 lalu terjadi, Ardiles duduk di bangku SMA. Karenanya, dia sangat mengingat betul peristiwa yang menewaskan ayahnya itu. Kini, di usianya 25 tahun, anak semata wayang pasangan Aiptu (Anm) Baik Sinulingga dan Thabitha Br Ginting ini, tetap menjadikan sang ayah tercinta sebagai panutan masa depannya.

“Mengingat kejadian itu, sedih sekali rasanya. Walaupun bapak tidak ada lagi, saya masih yakin, bapak adalah panutan bagi masa depan saya. Semasa hidup, bapak selalu memberikan motivasi untuk masa depan saya,” kenang Aridiles di rumahnya, Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan Hamparanperak, Sabtu (20/10).

Semasa ayahnya masih hidup, Ardiles selalu diberi motivasi untuk mecapai apa yang dicita-citakan. Dia juga sangat meneladani kepribadian sang ayah yang tegas dan selalu bersyukur kepada Tuhan.

“Mengingat masa itu, sedih kali kurasa. Saya saat itu masih SMA. Seakan tak percaya, peristiwa itu terjadi, tapi mungkin sudah kehendak Tuhan. Kini, semua tinggal kenangan yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup,” sebut Ardiles yang ditemani ibu kandungnya, Thabitha Br Ginting.

Setelah kepergian ayahnya, Ardiles bercita-cita meneruskan profesi alamrahum ayahnya.

Namun cita-cita itu kandas, karena kondisi matanya yang rabun. Walaupun jaminan untuk masuk Polri telah diberikan, tidak menjadi jaminan untuk bisa lulus seleksi Polri. Bagi Ardiles, kegagalannya masuk Polri bukan menjadi penghalang. Dia tetap ingin menggapai cita-cita menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Setelah tamat dari bangkus SMA, Ardiles mengikuti tes aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Namun lagi-lagi ia gagal seleksi.

Kembali, kegagalan itu bukanlah menjadi penghalang bagi Ardiles. Petuah dan nasihat dari alamarhum ayahnya masih menjadi motivasi baginya. “Jujur saja, Bapak Kapolri sewaktu bapak saya meninggal, telah menjajikan saya untuk masuk Polisi.

Tapi, mata saya rabun. Makanya, saya coba masuk PNS dari jalur Menkumham, tapi saya gagal seleksi. Begitu juga di Kementrian Perhubungan, saya juga gagal. Tapi, saya tidak putus asa dan terus berusaha, karena kepribadian bapak saya seperti itu,” kenang pria berkacamata ini, sambil membuka lembaran kliping koran dan foto-foto almarhum Aiptu Baik Sinulingga.

Karena gagal menjadi ASN dan Polri, Ardiles pun melakoni berbagai pekerjaan untuk membiayai kuliahnya. Dia bahkan rela menjadi sopir taksi online sehingga bisa menamatkan kuliahnya (D3) di AMIK Imelda jurusan komputer.

Harapan dan cita-citanya menjadi ASN masih terus diperjuangkannya dengan mengikuti berbagai seleksi. Untuk itu, anak korban aksi terorisme ini sangat berharap adanya bantuan dan dukungan dari institusi Polri seperti yang dijanjikan mantan Kapolri, Jenderal Bambang Henadaso Danuri saat bapaknya gugur di Mapolsek Hamparanperak. “Sekarang saya terus berjuang.

Dulu semasa bapak meninggal, ada jaminan untuk saya masuk Polisi. Tapi, mata saya tidak bisa, saya hanya berharap agar ada jaminan untuk masuk jadi ASN, walaupun ASN di Polri atau di lemabaga lain. Semoga, apa yang saya perjuangkan ini, mendapat dukungan,” harapnya.

Hal senada juga diungkapkan sang ibu, Thabitha Br Ginting. Sebagai seorang ibu yang telah kehilangan suami, ia terus memberikan motivasi kepada anak sematawayangnya itu. Peristiwa 8 tahun silam masih saja menjadi kisah yang tidak bisa dilupakannya. Kini, di usianya 50 tahun, Thabitha juga mengharapkan dukungan dari institusi Polri untuk masa depan anaknya.

Upaya dan usaha untuk meminta dukungan agar Ardiles masuk ASN, sudah pernah dilakukannya. Pasca kematian suaminya, janda anak satu ini sudah tiga kali mendatangi Mapolda Sumut, namun cuma janji yang diterimanya. Bahkan pada 2014 silam, dirinya juga pernah menjumpai Wakapolri masa itu, Letjend Oegroseno, dengan nada yang sama, hanya janji yang diterima.

Walaupun janji itu sudah lama berlalu, impinan dan harapan itu mulai dirasakan oleh Thabitha. Kemarin (17/10), istri dari almarhum telah dipaggil Polda Sumut, dengan tujuan untuk diberi dukungan kepada Ardiles mencapai cita – citanya.

“Saya bersyukur, setelah 8 tahun berlalu, akhirnya anak saya diperhatikan. Semoga anak saya bisa menjadi ASN. Saya sudah disuruh melengkapi semua ijazah anak saya, mudah – mudahan ini jalan dari Tuhan. Agar, apa yang dicita-citakan anak saya, merupakan panutannya kepada almarhum bapaknya,” ungkap Thabitha dengan nada sedih. (*)

fachril syahputra/SUMUT POS
SEDIH: Ardiles Marnatha Sinulingga bersama ibunya Thabitha Br Ginting sambil memegang foto ayahnya Aiptu (Anm) Baik Sinulingga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi penyerangan Mapolsek Hamparanperak, tak bisa dilupakan Ardiles Marnatha Sinulingga seumur hidupnya. Ayahnya, Aiptu (Anm) Baik Sinulingga tewas bersama dua personel Polri lainnya, setelah diberondong sekelompok teroris di Mapolsek itu. Meski gagal mewujudkan cita-cita sebagai personel Polri seperti sang ayah, namun Ardinles tetap ingin mengabdi kepada bangsa dan negara, seperti yang diamanahkan ayahnya.

SAAT penyerangan yang dilakukan kelompok bersenjata ke Mapolsek Hamparanperak, 21 September 2010 lalu terjadi, Ardiles duduk di bangku SMA. Karenanya, dia sangat mengingat betul peristiwa yang menewaskan ayahnya itu. Kini, di usianya 25 tahun, anak semata wayang pasangan Aiptu (Anm) Baik Sinulingga dan Thabitha Br Ginting ini, tetap menjadikan sang ayah tercinta sebagai panutan masa depannya.

“Mengingat kejadian itu, sedih sekali rasanya. Walaupun bapak tidak ada lagi, saya masih yakin, bapak adalah panutan bagi masa depan saya. Semasa hidup, bapak selalu memberikan motivasi untuk masa depan saya,” kenang Aridiles di rumahnya, Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Kecamatan Hamparanperak, Sabtu (20/10).

Semasa ayahnya masih hidup, Ardiles selalu diberi motivasi untuk mecapai apa yang dicita-citakan. Dia juga sangat meneladani kepribadian sang ayah yang tegas dan selalu bersyukur kepada Tuhan.

“Mengingat masa itu, sedih kali kurasa. Saya saat itu masih SMA. Seakan tak percaya, peristiwa itu terjadi, tapi mungkin sudah kehendak Tuhan. Kini, semua tinggal kenangan yang tidak bisa saya lupakan seumur hidup,” sebut Ardiles yang ditemani ibu kandungnya, Thabitha Br Ginting.

Setelah kepergian ayahnya, Ardiles bercita-cita meneruskan profesi alamrahum ayahnya.

Namun cita-cita itu kandas, karena kondisi matanya yang rabun. Walaupun jaminan untuk masuk Polri telah diberikan, tidak menjadi jaminan untuk bisa lulus seleksi Polri. Bagi Ardiles, kegagalannya masuk Polri bukan menjadi penghalang. Dia tetap ingin menggapai cita-cita menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Setelah tamat dari bangkus SMA, Ardiles mengikuti tes aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Namun lagi-lagi ia gagal seleksi.

Kembali, kegagalan itu bukanlah menjadi penghalang bagi Ardiles. Petuah dan nasihat dari alamarhum ayahnya masih menjadi motivasi baginya. “Jujur saja, Bapak Kapolri sewaktu bapak saya meninggal, telah menjajikan saya untuk masuk Polisi.

Tapi, mata saya rabun. Makanya, saya coba masuk PNS dari jalur Menkumham, tapi saya gagal seleksi. Begitu juga di Kementrian Perhubungan, saya juga gagal. Tapi, saya tidak putus asa dan terus berusaha, karena kepribadian bapak saya seperti itu,” kenang pria berkacamata ini, sambil membuka lembaran kliping koran dan foto-foto almarhum Aiptu Baik Sinulingga.

Karena gagal menjadi ASN dan Polri, Ardiles pun melakoni berbagai pekerjaan untuk membiayai kuliahnya. Dia bahkan rela menjadi sopir taksi online sehingga bisa menamatkan kuliahnya (D3) di AMIK Imelda jurusan komputer.

Harapan dan cita-citanya menjadi ASN masih terus diperjuangkannya dengan mengikuti berbagai seleksi. Untuk itu, anak korban aksi terorisme ini sangat berharap adanya bantuan dan dukungan dari institusi Polri seperti yang dijanjikan mantan Kapolri, Jenderal Bambang Henadaso Danuri saat bapaknya gugur di Mapolsek Hamparanperak. “Sekarang saya terus berjuang.

Dulu semasa bapak meninggal, ada jaminan untuk saya masuk Polisi. Tapi, mata saya tidak bisa, saya hanya berharap agar ada jaminan untuk masuk jadi ASN, walaupun ASN di Polri atau di lemabaga lain. Semoga, apa yang saya perjuangkan ini, mendapat dukungan,” harapnya.

Hal senada juga diungkapkan sang ibu, Thabitha Br Ginting. Sebagai seorang ibu yang telah kehilangan suami, ia terus memberikan motivasi kepada anak sematawayangnya itu. Peristiwa 8 tahun silam masih saja menjadi kisah yang tidak bisa dilupakannya. Kini, di usianya 50 tahun, Thabitha juga mengharapkan dukungan dari institusi Polri untuk masa depan anaknya.

Upaya dan usaha untuk meminta dukungan agar Ardiles masuk ASN, sudah pernah dilakukannya. Pasca kematian suaminya, janda anak satu ini sudah tiga kali mendatangi Mapolda Sumut, namun cuma janji yang diterimanya. Bahkan pada 2014 silam, dirinya juga pernah menjumpai Wakapolri masa itu, Letjend Oegroseno, dengan nada yang sama, hanya janji yang diterima.

Walaupun janji itu sudah lama berlalu, impinan dan harapan itu mulai dirasakan oleh Thabitha. Kemarin (17/10), istri dari almarhum telah dipaggil Polda Sumut, dengan tujuan untuk diberi dukungan kepada Ardiles mencapai cita – citanya.

“Saya bersyukur, setelah 8 tahun berlalu, akhirnya anak saya diperhatikan. Semoga anak saya bisa menjadi ASN. Saya sudah disuruh melengkapi semua ijazah anak saya, mudah – mudahan ini jalan dari Tuhan. Agar, apa yang dicita-citakan anak saya, merupakan panutannya kepada almarhum bapaknya,” ungkap Thabitha dengan nada sedih. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/