26 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Teroris Targetkan ‘Konser Akhir Tahun’ 2016

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Personel Brimob Poldasu berjaga saat pemeriksaan dirumah seorang terduga teroris di Jalan Patumbak Desa Aji Baho Kecamatan Biru-Biru, Sumut, Rabu (21/12).
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Personel Brimob Poldasu berjaga saat pemeriksaan dirumah seorang terduga teroris di Jalan Patumbak Desa Aji Baho Kecamatan Biru-Biru, Sumut, Rabu (21/12).

Selang beberapa jam dari penggerebekan di Tangsel, tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris di tiga lokasi berbeda. Pada pukul 09.30, seorang terduga teroris jaringan Solo 2015 bernama Jhon Tanamal alias Hamzah ditangkap di Kelurahan Balai Nan Duo, Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Sumatera Barat. Hamzah diduga sebagai salah satu sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom untuk kelompok Abi Zaid.

Berikutnya, pukul 12.00 tim Densus bersama Polda Sumatera Utara mengamankan seorang terduga teroris atas nama Syafii, jaringan Katibah Gonggong Rebus (KGR). Dia ditangkap saat berada di rumah Herman Lubis di Jalan Deli Tua Dusun 3 Aji Baho, Kecamatan Sibiru Biru, Deli Serdang, Sumut. Syafii masuk daftar pencarian orang (DPO) karena terlibat kasus terorisme di Batam awal Agustus lalu yang ingin menyerang Marina Bay, Singapura.

Di lokasi keempat di kavling Sagulung Bahagia Blok N/2 Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau, polisi menangkap Abisya alias HA, seorang terduga teroris jaringan KGR. Dia terlibat dalam perencanaan amaliyah dibawah kendali Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Penangkapan terduga teroris di tiga lokasi terakhir berlangsung tanpa perlawanan.

Kenapa penggerebekan dan penangkapan terduga teroris terjadi bersamaan? Kabag Penerangan Umum (Penum) Divhumas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan bahwa semua itu merupakan momentum. Menurutnya, upaya tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba. Tim Densus lebih dulu melakukan penyelidikan. ”Ada yang sebulan, dua bulan, bahkan sampai satu tahun, yang setahun ini biasanya karena (pelaku) menghilang,” ucapnya kepada Jawa Pos.

Dia menjelaskan, lama atau cepatnya pengungkapan kasus terorisme tergantung alat bukti dan keterangan yang diperoleh. Bila polisi mendapatkan keterangan akan dilakukan pengawasan dan pengincaran secara intensif terhadap terduga teroris berdasar informasi itu. ”Penangkapan yang banyak seperti ini adalah momentum, jangan sampai lepas momentum itu,” ucapnya. (dod/tyo/bay/byu/bil/jpg)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Personel Brimob Poldasu berjaga saat pemeriksaan dirumah seorang terduga teroris di Jalan Patumbak Desa Aji Baho Kecamatan Biru-Biru, Sumut, Rabu (21/12).
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Personel Brimob Poldasu berjaga saat pemeriksaan dirumah seorang terduga teroris di Jalan Patumbak Desa Aji Baho Kecamatan Biru-Biru, Sumut, Rabu (21/12).

Selang beberapa jam dari penggerebekan di Tangsel, tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris di tiga lokasi berbeda. Pada pukul 09.30, seorang terduga teroris jaringan Solo 2015 bernama Jhon Tanamal alias Hamzah ditangkap di Kelurahan Balai Nan Duo, Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Sumatera Barat. Hamzah diduga sebagai salah satu sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom untuk kelompok Abi Zaid.

Berikutnya, pukul 12.00 tim Densus bersama Polda Sumatera Utara mengamankan seorang terduga teroris atas nama Syafii, jaringan Katibah Gonggong Rebus (KGR). Dia ditangkap saat berada di rumah Herman Lubis di Jalan Deli Tua Dusun 3 Aji Baho, Kecamatan Sibiru Biru, Deli Serdang, Sumut. Syafii masuk daftar pencarian orang (DPO) karena terlibat kasus terorisme di Batam awal Agustus lalu yang ingin menyerang Marina Bay, Singapura.

Di lokasi keempat di kavling Sagulung Bahagia Blok N/2 Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau, polisi menangkap Abisya alias HA, seorang terduga teroris jaringan KGR. Dia terlibat dalam perencanaan amaliyah dibawah kendali Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Penangkapan terduga teroris di tiga lokasi terakhir berlangsung tanpa perlawanan.

Kenapa penggerebekan dan penangkapan terduga teroris terjadi bersamaan? Kabag Penerangan Umum (Penum) Divhumas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan bahwa semua itu merupakan momentum. Menurutnya, upaya tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba. Tim Densus lebih dulu melakukan penyelidikan. ”Ada yang sebulan, dua bulan, bahkan sampai satu tahun, yang setahun ini biasanya karena (pelaku) menghilang,” ucapnya kepada Jawa Pos.

Dia menjelaskan, lama atau cepatnya pengungkapan kasus terorisme tergantung alat bukti dan keterangan yang diperoleh. Bila polisi mendapatkan keterangan akan dilakukan pengawasan dan pengincaran secara intensif terhadap terduga teroris berdasar informasi itu. ”Penangkapan yang banyak seperti ini adalah momentum, jangan sampai lepas momentum itu,” ucapnya. (dod/tyo/bay/byu/bil/jpg)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/