MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekilas pandang, Gustina pasti ditaksir berusia jelang 50-an tahun. Selain kempot dan kurus, wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya yang masih 42 tahun.
“Saya dulu tak begini. Dulu badanku berisi. Aku dulu kembang desa, sekarang kembang layu. Sekarang badanku susut gara-gara sering dianiaya suamiku,” ujar Farida.
Pengakuan itu dibenarkan Mita (46). “Banyak laki-laki yang suka sama Ida. Tapi salah pilih dia,” ujar Mita.
Dulunya, Syafrijal adalah seorang sopir truk lintas dan punya banyak uang sehingga Farida pun kepincut. Apalagi saat itu, kerabat ayahnya yang mengenalkan Syafrizal ke Farida.
Tiga kali ketemu, mereka pun akhirnya pacaran. Sebulan selanjutnya mereka menikah. “Dulu aku dikenali sama saudara ayahku. Katanya laki-laki yang bakal jadi suamiku mapan hidupnya,” ujar Farida.
Selanjutnya mereka pun menikah dan pindah rumah. Sejak itu Farida bagaikan berada di dalam kandang macan. Apalagi setelah Syafrizal jadi supir angkot. Sebab setelah tokenya bangkrut, kelakuan Syafrizal berubah, suka minum dan mabuk. Farida bahkan dipaksa bekerja di pabrik plastik di kawasan Percut Seituan.
“Aku kayak ATM berjalan. Disuruhnya aku cari uang, kerja di pabrik plastik dan gajiku dimakannya semua. Cuman uang buat makan aja yang dikasihnya,” ujar Farida. Kini rasa cinta itu sudah hilang. “Benci kali aku lihat dia, maunya dia mati di penjara,” harap Farida kesal.
Kini Farida harus berjuang sendiri untuk memberi makan ketiga anaknya dan menyekolahkannya. Farida rela bekerja sebagai pembantu dan mencari botol mineral bekas untuk dijual. “Untuk bertahan hidup dan untuk anak-anak, semua saya pertaruhkan Pak. Selama masih sanggup tulang ini bergerak untuk bekerja,” ujarnya.(mri/trg)