26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

IKANAS Sumut Gagas Monumen AH Nasution

Istimewa/sumut pos
BERSAMA: Ketua DPD Ikanas Sumut, DR H Amarullah Nasution SE MBA bersama Sekretaris Drs H A Raja Nasution MSP dan Bendahara Drs Rivai Nasution MM.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak hanya bangunan tua dan museum yang menjadi saksi sejarah dan memiliki daya tarik dari peninggalan arsitektur masa lampau. Monumen pun menjadi kekhasan arsitektur tersendiri bagi suatu daerah.

Untuk itu, DPD Ikatan Keluarga Nasution Dohot Anak Boruna (IKANAS) Sumut menggagas pembangunan monumen atau tugu Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Kota Medan. Bahkan, untuk membuktikan keseriusan dalam pembangunan monument tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 ini, kepanitiaan segera dibentuk.

Menurut Ketua DPD Ikanas Sumut, DR H Amarullah Nasution SE MBA, pembangunan monumen Jenderal Abdul Haris Nasution ini adalah sebagai penghargaan bagi pahlawan nasional kelahiran Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada 3 Desember 1918 itu. “Wajar kalau kita memberikan penghargaan atas jasa-jasa beliau,” kata Amarullah yang didampingi Sekretaris DPD Ikanas Sumut Drs H A Raja Nasution MSP dan Bendahara DPD Ikanas Sumut Drs Rivai Nasution MM kepada wartawan, kemarin.

Disebutnya, saat ini ada beberapa monumen yang berdiri di Kota Medan. Sebut saja monumen Ahmad Yani setinggi 11 meter yang berdiri gagah di Taman Ahmad Yani, persimpangan Jalan Sudirman dan Imam Bonjol Medan. Ada juga monumen Guru Patimpus di persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan S Parman. Kemudian monument Raja Sisingamangaraja XII di Jalan Sisingamangaraja, dan beberapa lainnya.

“Jadi kami rasa, sudah selayaknya monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution didirikan di Kota Medan. Dan ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, khususnya suku Mandailing. Apalagi monumen Ahmad Yani sudah berdiri di Kota Medan, mengapa monumen Abdul Haris Nasution yang merupakan putra daerah Sumatera Utara belum dibangun di Kota Medan?” ungkap Amarrullah.

Karenanya, Amarullah mengatakan, dalam waktu dekat ini akan dibentuk kepanitiaan pembangunan monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Kepanitiaan ini nantinya akan beraudiensi ke Gubernur Sumatera Utara dan Wali Kota Medan untuk meminta dukungan atas pembangunan monumen ini.

“Kita berharap, rencana pembangunan monument Abdul Haris Nasution ini mendapat dukungan penuh dari gubernur dan Wali Kota Medan. Soal di mana akan dibangun, itu nanti lebih lanjut akan dibicarakan,” ungkapnya.

Amarullah juga mengatakan, mereka juga akan mendiskusikan rencana pembangunan monumen ini dengan ahli waris Abdul Haris Nasition, sekaligus memohon restu agar pembangunannya dapat berjalan lancar. (adz/ila)

Istimewa/sumut pos
BERSAMA: Ketua DPD Ikanas Sumut, DR H Amarullah Nasution SE MBA bersama Sekretaris Drs H A Raja Nasution MSP dan Bendahara Drs Rivai Nasution MM.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tak hanya bangunan tua dan museum yang menjadi saksi sejarah dan memiliki daya tarik dari peninggalan arsitektur masa lampau. Monumen pun menjadi kekhasan arsitektur tersendiri bagi suatu daerah.

Untuk itu, DPD Ikatan Keluarga Nasution Dohot Anak Boruna (IKANAS) Sumut menggagas pembangunan monumen atau tugu Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Kota Medan. Bahkan, untuk membuktikan keseriusan dalam pembangunan monument tokoh yang menjadi sasaran dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 ini, kepanitiaan segera dibentuk.

Menurut Ketua DPD Ikanas Sumut, DR H Amarullah Nasution SE MBA, pembangunan monumen Jenderal Abdul Haris Nasution ini adalah sebagai penghargaan bagi pahlawan nasional kelahiran Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada 3 Desember 1918 itu. “Wajar kalau kita memberikan penghargaan atas jasa-jasa beliau,” kata Amarullah yang didampingi Sekretaris DPD Ikanas Sumut Drs H A Raja Nasution MSP dan Bendahara DPD Ikanas Sumut Drs Rivai Nasution MM kepada wartawan, kemarin.

Disebutnya, saat ini ada beberapa monumen yang berdiri di Kota Medan. Sebut saja monumen Ahmad Yani setinggi 11 meter yang berdiri gagah di Taman Ahmad Yani, persimpangan Jalan Sudirman dan Imam Bonjol Medan. Ada juga monumen Guru Patimpus di persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan S Parman. Kemudian monument Raja Sisingamangaraja XII di Jalan Sisingamangaraja, dan beberapa lainnya.

“Jadi kami rasa, sudah selayaknya monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution didirikan di Kota Medan. Dan ini akan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, khususnya suku Mandailing. Apalagi monumen Ahmad Yani sudah berdiri di Kota Medan, mengapa monumen Abdul Haris Nasution yang merupakan putra daerah Sumatera Utara belum dibangun di Kota Medan?” ungkap Amarrullah.

Karenanya, Amarullah mengatakan, dalam waktu dekat ini akan dibentuk kepanitiaan pembangunan monumen Jenderal Besar Abdul Haris Nasution. Kepanitiaan ini nantinya akan beraudiensi ke Gubernur Sumatera Utara dan Wali Kota Medan untuk meminta dukungan atas pembangunan monumen ini.

“Kita berharap, rencana pembangunan monument Abdul Haris Nasution ini mendapat dukungan penuh dari gubernur dan Wali Kota Medan. Soal di mana akan dibangun, itu nanti lebih lanjut akan dibicarakan,” ungkapnya.

Amarullah juga mengatakan, mereka juga akan mendiskusikan rencana pembangunan monumen ini dengan ahli waris Abdul Haris Nasition, sekaligus memohon restu agar pembangunannya dapat berjalan lancar. (adz/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/