31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Zona Merah Penyebaran Covid-19, Medan Kaji Opsi PSBB di 10 Kecamatan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan terus berperang melawan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Penambahan kawasan zona merah dari 8 menjadi 10 kecamatan, membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, mulai mempertimbangkan kemungkinan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Medan.

“PSBB sudah mulai dibahas oleh tim ahli Gugus Tugas, apakah sudah layak diterapkan atau belum,” ucap Sekretaris Gugus Tugas, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, Rabu (22/4).

Arjuna yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan ini mengatakan, untuk sementara, PSBB yang paling mungkin dilakukan adalah PSBB terbatas, yakni hanya diterapkan di 10 kecamatan zona merah penyebaran Covid-19n

”PSBB terbatas dinilai lebih efektif menekan angka penyebaran virus, tetapi tetap dengan anggaran yang tidak terlalu besar karena hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di sejumlah kecamatan saja,” katanya.

Tetaapi apakah PSBB sudah layak diterapkan atau belum, menurutnya semua masih dikaji dari berbagai sisi. Apakah PSBB diterapkan total, sebagian, atau jangan dulu diterapkan. “Semua masih dipelajari,” ujarnya.

Menurut Arjuna, untuk melakukan PSBB, Pemko Medan harus mengeluarkan lebih banyak anggaran. Tetapi jika PSBB dinilai efektif, tidak tertutup kemungkinan langkah itu akan diambil.

Mengenai bantuan terhadap dampak sosial Covid-19 gelombang kedua dari Pemko Medan kepada masyarakat, menurut Arjuna, saat ini Gugus Tugas sedang membahasnya. “Bantuan 980 ton beras gelombang pertama sudah selesai didistribusikan. Sekarang, kita sedang mengupayakan bantuan tahap kedua,” jawabnya.

Jumlah bantuan gelombang tahap kedua belum diputuskan. Namun ada permintaan dari DPRD Medan agar Pemko Medan bisa menyediakan bantuan 10 ribu ton beras. “Bantuan tahap kedua bisa berupa beras saja, bisa juga ditambah dengan beberapa jenis sembako lainnya. Soal jumlah, belum tahu. Kalau memungkinkan untuk 10 ribu ton, ya kenapa tidak. Semua masih dikaji,” tutupnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan terus berperang melawan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Penambahan kawasan zona merah dari 8 menjadi 10 kecamatan, membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, mulai mempertimbangkan kemungkinan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Medan.

“PSBB sudah mulai dibahas oleh tim ahli Gugus Tugas, apakah sudah layak diterapkan atau belum,” ucap Sekretaris Gugus Tugas, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, Rabu (22/4).

Arjuna yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan ini mengatakan, untuk sementara, PSBB yang paling mungkin dilakukan adalah PSBB terbatas, yakni hanya diterapkan di 10 kecamatan zona merah penyebaran Covid-19n

”PSBB terbatas dinilai lebih efektif menekan angka penyebaran virus, tetapi tetap dengan anggaran yang tidak terlalu besar karena hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di sejumlah kecamatan saja,” katanya.

Tetaapi apakah PSBB sudah layak diterapkan atau belum, menurutnya semua masih dikaji dari berbagai sisi. Apakah PSBB diterapkan total, sebagian, atau jangan dulu diterapkan. “Semua masih dipelajari,” ujarnya.

Menurut Arjuna, untuk melakukan PSBB, Pemko Medan harus mengeluarkan lebih banyak anggaran. Tetapi jika PSBB dinilai efektif, tidak tertutup kemungkinan langkah itu akan diambil.

Mengenai bantuan terhadap dampak sosial Covid-19 gelombang kedua dari Pemko Medan kepada masyarakat, menurut Arjuna, saat ini Gugus Tugas sedang membahasnya. “Bantuan 980 ton beras gelombang pertama sudah selesai didistribusikan. Sekarang, kita sedang mengupayakan bantuan tahap kedua,” jawabnya.

Jumlah bantuan gelombang tahap kedua belum diputuskan. Namun ada permintaan dari DPRD Medan agar Pemko Medan bisa menyediakan bantuan 10 ribu ton beras. “Bantuan tahap kedua bisa berupa beras saja, bisa juga ditambah dengan beberapa jenis sembako lainnya. Soal jumlah, belum tahu. Kalau memungkinkan untuk 10 ribu ton, ya kenapa tidak. Semua masih dikaji,” tutupnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/