25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pengedar Narkoba Tewas Saat Penggerebekan

Wajah Lebam, Telinga dan Kaki Berdarah

MEDAN- Arlen Nelson Manalu (41) alias Edo Manalu alias Tulang, pria yang diidentifikasi polisi sebagai bandar sabu-sabu, meninggal dunia setelah dilakukan penggerebekan di rumahnya, Jumat (22/7) pukul 09.00 WIB. Dari rumah duka, jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Medan.

Ditemui di rumah sakit milik pemerintah provinsi itu, keluarga menyatakan kecurigaannya kalau Arlen meninggal karena dianiaya saat penggerebekan. Apalagi di wajahnya ditemukan luka lebam dan membiru serta telinga kanan dan kaki kirinya mengeluarkan darah. “Di kedua pergelangan tangan terdapat bekas borgol,” cetus Nurmaini Manalu (52), keluarga Arlen.

Nurmaini mendapat informasi Arlen sedang ditangkap polisi. “Abang saya yang tiba pertama sekali di rumah (lokasi penangkapan, Red) bilang kalau Arlen diborgol Tetapi saat saya tiba, borgolnya sudah tidak ada saya lihat,” ungkapnya Warga Perumnas Simalingkar ini mengaku masih melihat tubuh saudaranya itu tergeletak saat dia mendatangi tempat kejadian. “Saat saya ke rumah, sudah banyak petugas kepolisian berpakaian sipil dan berpakaian dinas lengkap dan 3 mobil pribadi. Saat saya masuk rumah, ternyata Arlen sudah telentang di ruang tamu. Di tangannya ada bekas borgol,” tambahnya.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian kepada Nurmaini, Arlen menjadi target buruan polisi karena diduga terlibat transaksi narkoba. “Kalau memang salah, kan bisa (ditangkap) dengan baik-baik. Kenapa sampai Arlen meninggal seperti ini. Tubuhnya berlumuran darah. Kematiannya tidak wajar,” ujarnya.

Nurmaini menuding petugas tersebut main hakim sendiri. “Kalau memang bersalah, kenapa tidak diadili dan diberikan hukuman yang sesuai. Kami lebih menerimanya di penjara, dari pada mati seperti ini,” pungkas wanita berambut pendek tersebut.

Wanita itu menceritakan, Arlen yang masih melajang itu tidak mempunyai pekerjaan tetap. “Tapi Arlen punya banyak rumah sewa jadi tidak kekurangan uang,” ungkap Nurmaini. Pihak keluarga mengenal Arlen sebagai anak cerdas yang baik. “Dia itu alumni dari Fakultas Ekonomi USU. Saya tidak menyangka dia meninggal secepat ini,” ungkapnya lagi.

Kasat Narkoba Polresta Medan, Kompol Juli Agung P SH SIK MHum yang ditemui di depan kamar mayat menegaskan, penggerebekkan yang dilakukan anggota Sat Narkoba Polresta Medan di rumah Arlen Manalu tergolong berhasil.

“Anggota sudah mengintai Arlen selama 3 minggu dan baru tadi bisa dilakukan penggerebekan, itu pun anggota mengendap cukup lama,” tukasnya.

Namun disayangkan, Arlen meninggal dunia saat terjadi saling dorong dengan petugas di depan pintu masuk rumah. Saat Arlen keluar sambil mendorong sepeda motor Yamaha Vixion, anggota langsung bertindak, takut Arlen kabur. “Aksi saling dorong terjadi dan tiba-tiba Arlen lemas dan sudah tidak bernyawa,” ujar Kompol Juli Agung.

Selanjutnya, anggota Sat Narkoba Polresta Medan didampingi kepala lingkungan dan pihak keluarga melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah Arlen.

Dari tempat kejadian petugas Sat Narkoba Polresta Medan mengamankan sejumlah barang bukti. Dari saku kanan celana Arlen, petugas menemukan dompet berisi uang Rp500.000 ribu dengan pecahan 3 lembar uang Rp100.000, 2 lembar pecahan Rp50.000 dan 5 lembar pecahan Rp20.000 serta satu dompet kuning berisi 3 paket hemat sabu Rp100.000 dan 2 paket sabu Rp100.00. Ditemukan pula 1 bungkus sabu, 1 jie sabu Rp100.000, palstik sabu, 3 pipet sendok, rokok dan mancis.

Disinggung dugaan penganiayaan dan suara tembakan saat penangkapan Arlen, Juli Agung membantah dengan tegas. “Kita tidak melakukan penganiayaan, pemukulan, dan penembakan terhadap korban. Dan pihaknya saat melakukan penangkapan tidak membawa senjata,” ujarnya.
Kompol Juli Agung menegaskan, polisi tidak berharap korban meninggal Karena butuh informasi lebih lanjut dari Arlen. “Kita butuh data-data darinya untuk ditelusuri,” ucapnya.

Jenazah Arlen kemudian dievakuasi ke Instalasi Jenazah RSUP H Adam Malik Medan dan dilakukan visum untuk diketahui penyebab kematiannya.
Hingga Jumat sore 17.00 WIB jenazah Arlen masih di kamar mayat RSUP H Adam Malik menunggu proses visum dan menunggu surat keterangan visum dari kepolisian setempat. (jon/mag-7/ari)

Wajah Lebam, Telinga dan Kaki Berdarah

MEDAN- Arlen Nelson Manalu (41) alias Edo Manalu alias Tulang, pria yang diidentifikasi polisi sebagai bandar sabu-sabu, meninggal dunia setelah dilakukan penggerebekan di rumahnya, Jumat (22/7) pukul 09.00 WIB. Dari rumah duka, jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Medan.

Ditemui di rumah sakit milik pemerintah provinsi itu, keluarga menyatakan kecurigaannya kalau Arlen meninggal karena dianiaya saat penggerebekan. Apalagi di wajahnya ditemukan luka lebam dan membiru serta telinga kanan dan kaki kirinya mengeluarkan darah. “Di kedua pergelangan tangan terdapat bekas borgol,” cetus Nurmaini Manalu (52), keluarga Arlen.

Nurmaini mendapat informasi Arlen sedang ditangkap polisi. “Abang saya yang tiba pertama sekali di rumah (lokasi penangkapan, Red) bilang kalau Arlen diborgol Tetapi saat saya tiba, borgolnya sudah tidak ada saya lihat,” ungkapnya Warga Perumnas Simalingkar ini mengaku masih melihat tubuh saudaranya itu tergeletak saat dia mendatangi tempat kejadian. “Saat saya ke rumah, sudah banyak petugas kepolisian berpakaian sipil dan berpakaian dinas lengkap dan 3 mobil pribadi. Saat saya masuk rumah, ternyata Arlen sudah telentang di ruang tamu. Di tangannya ada bekas borgol,” tambahnya.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian kepada Nurmaini, Arlen menjadi target buruan polisi karena diduga terlibat transaksi narkoba. “Kalau memang salah, kan bisa (ditangkap) dengan baik-baik. Kenapa sampai Arlen meninggal seperti ini. Tubuhnya berlumuran darah. Kematiannya tidak wajar,” ujarnya.

Nurmaini menuding petugas tersebut main hakim sendiri. “Kalau memang bersalah, kenapa tidak diadili dan diberikan hukuman yang sesuai. Kami lebih menerimanya di penjara, dari pada mati seperti ini,” pungkas wanita berambut pendek tersebut.

Wanita itu menceritakan, Arlen yang masih melajang itu tidak mempunyai pekerjaan tetap. “Tapi Arlen punya banyak rumah sewa jadi tidak kekurangan uang,” ungkap Nurmaini. Pihak keluarga mengenal Arlen sebagai anak cerdas yang baik. “Dia itu alumni dari Fakultas Ekonomi USU. Saya tidak menyangka dia meninggal secepat ini,” ungkapnya lagi.

Kasat Narkoba Polresta Medan, Kompol Juli Agung P SH SIK MHum yang ditemui di depan kamar mayat menegaskan, penggerebekkan yang dilakukan anggota Sat Narkoba Polresta Medan di rumah Arlen Manalu tergolong berhasil.

“Anggota sudah mengintai Arlen selama 3 minggu dan baru tadi bisa dilakukan penggerebekan, itu pun anggota mengendap cukup lama,” tukasnya.

Namun disayangkan, Arlen meninggal dunia saat terjadi saling dorong dengan petugas di depan pintu masuk rumah. Saat Arlen keluar sambil mendorong sepeda motor Yamaha Vixion, anggota langsung bertindak, takut Arlen kabur. “Aksi saling dorong terjadi dan tiba-tiba Arlen lemas dan sudah tidak bernyawa,” ujar Kompol Juli Agung.

Selanjutnya, anggota Sat Narkoba Polresta Medan didampingi kepala lingkungan dan pihak keluarga melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah Arlen.

Dari tempat kejadian petugas Sat Narkoba Polresta Medan mengamankan sejumlah barang bukti. Dari saku kanan celana Arlen, petugas menemukan dompet berisi uang Rp500.000 ribu dengan pecahan 3 lembar uang Rp100.000, 2 lembar pecahan Rp50.000 dan 5 lembar pecahan Rp20.000 serta satu dompet kuning berisi 3 paket hemat sabu Rp100.000 dan 2 paket sabu Rp100.00. Ditemukan pula 1 bungkus sabu, 1 jie sabu Rp100.000, palstik sabu, 3 pipet sendok, rokok dan mancis.

Disinggung dugaan penganiayaan dan suara tembakan saat penangkapan Arlen, Juli Agung membantah dengan tegas. “Kita tidak melakukan penganiayaan, pemukulan, dan penembakan terhadap korban. Dan pihaknya saat melakukan penangkapan tidak membawa senjata,” ujarnya.
Kompol Juli Agung menegaskan, polisi tidak berharap korban meninggal Karena butuh informasi lebih lanjut dari Arlen. “Kita butuh data-data darinya untuk ditelusuri,” ucapnya.

Jenazah Arlen kemudian dievakuasi ke Instalasi Jenazah RSUP H Adam Malik Medan dan dilakukan visum untuk diketahui penyebab kematiannya.
Hingga Jumat sore 17.00 WIB jenazah Arlen masih di kamar mayat RSUP H Adam Malik menunggu proses visum dan menunggu surat keterangan visum dari kepolisian setempat. (jon/mag-7/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/