30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Merupakan Bangunan Modern Pertama di Medan, Medan Plaza Tempat Belanja Orang Kaya

Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-

SUMUTPOS.CO- Sejak akhir tahun 1970an, Medan mulai memiliki bangunan bertingkat yang dijadikan sebagai pusat berbelanjaan. Tercatat, dari akhir tahun 1970an hingga akhir 80an ada sekitar 10 pusat pembelanjaan yang berdiri di ibukota Sumatera Utara. Medan Plaza yang terletak di Jalan Iskandar Muda Medan ini merupakan pusat pembelanjaan modern pertama yang ada di Medan.

Alm Jaya Chandra merupakan pendiri dari Medan Plaza yang diperkirakan berdiri pada tahun 1984. Insting bisnis Jaya Chandra menjadikan Medan Plaza sebagai bangunan dengan fasilitas terlengkap dan modern pada saat itu. Tidak heran, bila bangunan ini langsung diminati oleh berbagai kalangan, terutama yang berduit atau orang kaya.

Pada awal bangunan ini berdiri, lantai 6 merupakan restoran kelas atas, dan sering digunakan sebagai tempat pesta pernikahan. Salah satu warga Medan yang pernah melangsungkan pernikahan di restoran ini adalah Sukamto Sunanto.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sumatera Utara, Paulus Tamie menyatakan Medan Plaza adalah bangunan pusat pembelanjaan tertua keempat yang ada di Kota Medan, setelah Citi Plaza, Olympia Plaza, dan Istana Plaza. Setelah Medan Plaza berdiri, berbagai pusat pembelanjaan pun mulai bermunculan di Medan. Sebut saja, Deli Plaza, Perisai Plaza, Sinar Plaza, Thamrin Plaza, Medan Mall, dan Menara Plaza yang semuanya memiliki konsep seperti Medan Plaza.

Bila dibandingkan dengan pendahulunya, Medan Plaza mampu bersaing dengan berbagai mall modern era tahun 1990an bahkan era tahun 2000an. Hal ini dikarenakan sejak awal, Medan Plaza memiliki citra yang positif di mata masyarakat.

“Sejak awal berdiri, orang sudah beranggapan bahwa ini adalah plaza untuk orang yang berduit. Citra itupun terus melekat, itulah mungkin alasan Medan Plaza masih mampu beroperasi hingga kemarin,” ujarnya.

Seperti kata pepatah, tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan Medan Plaza, bangunan ini sudah bermasalah sejak awal pengoperasiannya. Seperti diketahui, Medan Plaza memiliki cukup luas, terutama bagian parkirnya. Tidak heran, terjadi perebutan antara masyarakat dengan pihak pengelola bangunan dalam pengelolaan parkir. Bahkan, masalah ini sampai ke Mahkamah Agung (MA).

“Sepengetahuan saya, ada sewa menyewa di lahan berdirinya Medan Plaza ini dengan pemko Medan. Tapi, saya tidak tahu seperti apa bentuk kerjasamanya dan apakah tanah tersebut sudah pindah tangan. Saya kurang tahu,” lanjutnya.

Sejarahwan/Antropolog dari USU, Avena Matondang kepada sumut pos mengatakan,  Medan Plaza merupakan pusat perbelanjaan modern yang termasuk “tua” di Kota Medan selain “tua”, Medan Plaza juga berhasil menjadi pusat perbelanjaan yang cukup dikenal oleh masyarakat Kota Medan bahkan diluar Kota Medan; Binjai, Aceh dan lain lain.

Hal ini dikarenakan Medan Plaza menyediakan kebutuhan masyarakat. Medan Plaza juga dapat bertahan hingga saat ini karena konsep “egaliter” yang ditawarkan sehingga masyarakat merasa “tidak canggung” untuk melakukan proses transaksi maupun hanya sekedar melihat-melihat dibandingkan pusat perbelanjaan modern lainnya yang menawarkan kemewahan.

Tapak lokasi Medan Plaza dahulunya adalah lokasi kuburan, dan juga salah satu “kawasan segitiga emas” di Kota Medan dimana disekitarnya merupakan tempat perkembangan bisnis awal di Kota Medan. Kawasan segitiga emas yang berkait tersebut adalah Pajak Petisah (dulunya Pajak Bundar), Medan Fair dan Taman Ria (sekarang Plaza Medan Fair), dan juga kawasan usaha—bisnis; baik di Jalan Nibung, Orion. (ram/put/ije)

Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar habis pusat perbelanjaan Medan Plaza Jalan Iskandar Muda Medan, Sabtu (22/8). Menurut saksi mata yang berada disekitar lokasi, kebakaran terjadi pukul 01.30 dini hari, dan api langsung membesar, tidak ada korban jiwa di peristiwa tersebut, penyebab kebakaran dan kerugian materi masih diselidiki pihak yang berwajib.TRIADI WIBOWO/SUMUT POS-

SUMUTPOS.CO- Sejak akhir tahun 1970an, Medan mulai memiliki bangunan bertingkat yang dijadikan sebagai pusat berbelanjaan. Tercatat, dari akhir tahun 1970an hingga akhir 80an ada sekitar 10 pusat pembelanjaan yang berdiri di ibukota Sumatera Utara. Medan Plaza yang terletak di Jalan Iskandar Muda Medan ini merupakan pusat pembelanjaan modern pertama yang ada di Medan.

Alm Jaya Chandra merupakan pendiri dari Medan Plaza yang diperkirakan berdiri pada tahun 1984. Insting bisnis Jaya Chandra menjadikan Medan Plaza sebagai bangunan dengan fasilitas terlengkap dan modern pada saat itu. Tidak heran, bila bangunan ini langsung diminati oleh berbagai kalangan, terutama yang berduit atau orang kaya.

Pada awal bangunan ini berdiri, lantai 6 merupakan restoran kelas atas, dan sering digunakan sebagai tempat pesta pernikahan. Salah satu warga Medan yang pernah melangsungkan pernikahan di restoran ini adalah Sukamto Sunanto.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Sumatera Utara, Paulus Tamie menyatakan Medan Plaza adalah bangunan pusat pembelanjaan tertua keempat yang ada di Kota Medan, setelah Citi Plaza, Olympia Plaza, dan Istana Plaza. Setelah Medan Plaza berdiri, berbagai pusat pembelanjaan pun mulai bermunculan di Medan. Sebut saja, Deli Plaza, Perisai Plaza, Sinar Plaza, Thamrin Plaza, Medan Mall, dan Menara Plaza yang semuanya memiliki konsep seperti Medan Plaza.

Bila dibandingkan dengan pendahulunya, Medan Plaza mampu bersaing dengan berbagai mall modern era tahun 1990an bahkan era tahun 2000an. Hal ini dikarenakan sejak awal, Medan Plaza memiliki citra yang positif di mata masyarakat.

“Sejak awal berdiri, orang sudah beranggapan bahwa ini adalah plaza untuk orang yang berduit. Citra itupun terus melekat, itulah mungkin alasan Medan Plaza masih mampu beroperasi hingga kemarin,” ujarnya.

Seperti kata pepatah, tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan Medan Plaza, bangunan ini sudah bermasalah sejak awal pengoperasiannya. Seperti diketahui, Medan Plaza memiliki cukup luas, terutama bagian parkirnya. Tidak heran, terjadi perebutan antara masyarakat dengan pihak pengelola bangunan dalam pengelolaan parkir. Bahkan, masalah ini sampai ke Mahkamah Agung (MA).

“Sepengetahuan saya, ada sewa menyewa di lahan berdirinya Medan Plaza ini dengan pemko Medan. Tapi, saya tidak tahu seperti apa bentuk kerjasamanya dan apakah tanah tersebut sudah pindah tangan. Saya kurang tahu,” lanjutnya.

Sejarahwan/Antropolog dari USU, Avena Matondang kepada sumut pos mengatakan,  Medan Plaza merupakan pusat perbelanjaan modern yang termasuk “tua” di Kota Medan selain “tua”, Medan Plaza juga berhasil menjadi pusat perbelanjaan yang cukup dikenal oleh masyarakat Kota Medan bahkan diluar Kota Medan; Binjai, Aceh dan lain lain.

Hal ini dikarenakan Medan Plaza menyediakan kebutuhan masyarakat. Medan Plaza juga dapat bertahan hingga saat ini karena konsep “egaliter” yang ditawarkan sehingga masyarakat merasa “tidak canggung” untuk melakukan proses transaksi maupun hanya sekedar melihat-melihat dibandingkan pusat perbelanjaan modern lainnya yang menawarkan kemewahan.

Tapak lokasi Medan Plaza dahulunya adalah lokasi kuburan, dan juga salah satu “kawasan segitiga emas” di Kota Medan dimana disekitarnya merupakan tempat perkembangan bisnis awal di Kota Medan. Kawasan segitiga emas yang berkait tersebut adalah Pajak Petisah (dulunya Pajak Bundar), Medan Fair dan Taman Ria (sekarang Plaza Medan Fair), dan juga kawasan usaha—bisnis; baik di Jalan Nibung, Orion. (ram/put/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/