26 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

1.500 Ton Sampah di Kota Medan Belum Tertanggulangi

MEDAN- Sampah di Kota Medan yang per harinya mencapai 1.500 ton, belum bisa tertanggulangi secara maksimal.

“Seharusnya di setiap kecamatan ada bank sampah. Terutama di daerah-daerah yang banyak menghasilkan sampah seperti pasar. Memang sejak lama sudah ada tukang barang butut (bekas) yang menampung sampah. Namun, bank sampah lebih menekankan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sampah sebagai nasabah bank sampah,” kata Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan Hijau Sumatera, Safaruddin Siregar, pada Seminar Pengelolaan Bank Sampah di Kota Medan di Hotel Madani, Sabtu (20/10) akhir pekan lalu.

Dikatakannya, sampai saat ini tercatat hanya ada satu bank sampah di Kota Medan, yaitu Bank Sampah Mutiara di Jalan Pelajar, Kelurahan Binjai, Medan Denai.

Safaruddin berpendapat, walaupun bukan cara pengelolaan sampah utama, bank sampah diharapkan bisa mengurangi sekitar 10 persen sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah akhir.  Karena itu, Syafarudin menilai  rencana Pemko Medan yang akan membantu pendirian lima bank sampah lainnya pada tahun ini sangat baik.

Direktur Bank Sampah Bina Mandiri dari Surabaya, Anindita Normaria Samsul menuturkan, setelah mendapatkan respon yang antusias dari masyarakat, tantangan mendirikan bank sampah adalah mencari pasar yang bisa menampung hasil olahan.

Selain itu, pengelola juga harus memantau perkembangan harga sampah yang akan dijual ke penampung dan jeli menentukan harga sampah yang diambil dari warga.

Selain itu, pengelola juga harus menyortir jenis sampah karena warga biasanya menganggap sama jenis-jenis sampah yang disetor.
Pengelola Bank Sampah Mutiara, Effendi Agus, mengatakan, dirinya masih dalam tahap memperkenalkan konsep bank sampah di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Kecamatan Medan Denai dan telah merekrut seratusan murid sebagai nasabah. (ari)

MEDAN- Sampah di Kota Medan yang per harinya mencapai 1.500 ton, belum bisa tertanggulangi secara maksimal.

“Seharusnya di setiap kecamatan ada bank sampah. Terutama di daerah-daerah yang banyak menghasilkan sampah seperti pasar. Memang sejak lama sudah ada tukang barang butut (bekas) yang menampung sampah. Namun, bank sampah lebih menekankan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sampah sebagai nasabah bank sampah,” kata Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan Hijau Sumatera, Safaruddin Siregar, pada Seminar Pengelolaan Bank Sampah di Kota Medan di Hotel Madani, Sabtu (20/10) akhir pekan lalu.

Dikatakannya, sampai saat ini tercatat hanya ada satu bank sampah di Kota Medan, yaitu Bank Sampah Mutiara di Jalan Pelajar, Kelurahan Binjai, Medan Denai.

Safaruddin berpendapat, walaupun bukan cara pengelolaan sampah utama, bank sampah diharapkan bisa mengurangi sekitar 10 persen sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah akhir.  Karena itu, Syafarudin menilai  rencana Pemko Medan yang akan membantu pendirian lima bank sampah lainnya pada tahun ini sangat baik.

Direktur Bank Sampah Bina Mandiri dari Surabaya, Anindita Normaria Samsul menuturkan, setelah mendapatkan respon yang antusias dari masyarakat, tantangan mendirikan bank sampah adalah mencari pasar yang bisa menampung hasil olahan.

Selain itu, pengelola juga harus memantau perkembangan harga sampah yang akan dijual ke penampung dan jeli menentukan harga sampah yang diambil dari warga.

Selain itu, pengelola juga harus menyortir jenis sampah karena warga biasanya menganggap sama jenis-jenis sampah yang disetor.
Pengelola Bank Sampah Mutiara, Effendi Agus, mengatakan, dirinya masih dalam tahap memperkenalkan konsep bank sampah di sekolah-sekolah yang ada di sekitar Kecamatan Medan Denai dan telah merekrut seratusan murid sebagai nasabah. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/