Masyarakat Masih Terisolir
Setelah memasuki hari ke tiga, akses masyarakat yang bermukim di Kelurahan Sicanang masih terisolir. Masyarakat hanya bisa melintas dengan berjalan kaki menggunakan jembatan kayu untuk keluar dan masuk dari lingkungan tempat tinggal mereka.
Sejumlah masyarakat dari kalangan pelajar, pelajar dan pedagang, belum bisa melintas dengan menggunakan sepeda motor. Akibatnya, aktivitas belum berjalan normal.
“Saya mau kerja, terpaksa naik ojek dan translit dari jembatan. Jadi, susah juga. Kami berharap agar jembatan darurat untuk sepeda motor bisa melintas segera dibangun,” ungkap Situmorang.
Begitu juga dengan Marwan, sopir angkot ini tidak bisa mencari nafkah, karena angkotnya terjebak, dan tidak bisa keluar untuk mencari sewa.
“Bingung aku, sudah 2 hari tidak narik, lihatlah apapun belum nampak dari jembatan darurat. Bisa jadi kondisi ini sampai dua minggu dan aku tidak menarik,” cetus sopir angkot ini.
Dengan putusnya akses jembatan itu, banyak masyarakat mengeluh, karena aktivitas mereka terganggu. Memasuki hari ke tiga, pembangunan jembatan darurat belum juga dibangun.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Medan Khairul Syahnan menepis anggapan itu. Dia mengatakan, jembatan yang ambruk tersebut sebenarnya merupakan bangunan yang lama, bukan bangunan yang baru. Itu terjadi saat ini jembatannya sedang dikerjakan untuk dibangun kembali. “Yang rubuh itu jembatan lama, bukan yang baru. Sekarang ini lagi dikerjakan,” kata Syahnan saat ditemui usai mengikuti paripurna di gedung DPRD Medan, Senin (22/10).
Diutarakan dia, jembatan yang baru belum dibuat karena sedang dalam proses. Pengerjaannya pun sedang tahap merencanakan pondasi dan konstruksinya yang bekerja sama dengan TNI. “Sebelumnya kita sudah bekerja sama dengan pihak Marinir (TNI AL) untuk melihat pondasinya. Selain itu, juga dengan Zipur (TNI AD) untuk konstruksinya,” ujar Syahnan.
Ia berharap nantinya jembatan tersebut dibangun dengan pondasi yang kokoh sehingga tidak gampang runtuh. “Pokoknya sekarang sedang kita kerjakan dan dikebut. Mudah-mudahan cepat selesai dan bangunannya kokoh tahan lama,” tandas Syahnan yang kemudian buru-buru pergi menuju mobilnya.
Sementara, Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution menyebut, jembatan yang ambruk merupakan jembatan pengganti. Sebab, saat ini jembatan yang asli sedang dalam tahap perbaikan. “Jembatan lama itu (yang ambruk) belum diperbaiki, dan sekarang mau diganti. Jembatan sebelumnya merupakan sementara yang dibangun agar masyarakat tetap memiliki akses,” kata Akhyar.
Namun demikian, sayangnya Akhyar tak menjelaskan lebih jauh ketika disinggung bagaimana proses pengerjaannya. Ia meminta wartawan agar melihat dulu ke lokasi jembatan yang ambruk. “Supaya bisa nyambung (diskusinya), jadi tengoklah dulu ke sana biar enak,” ucapnya sembari berlalu.
Terpisah, Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, M Nasir mengaku kecewa dengan kinerja Pemko Medan hingga jembatan tersebut ambruk lagi. Padahal, jembatan itu belum selesai dibangun tapi sudah runtuh.
“Kami kecewa dan heran bagaimana konstruksi bangunannya dibangun sehingga bisa ambruk lagi. Oleh karenanya, ini harus jadi pelajaran dan jembatan yang bakal dibangun dapat benar-benar dengan perencanaan yang matang,” cetusnya.
Nasir menyatakan, jika dikemudian hari pembangunan itu terindikasi adanya perbuatan melawan hukum maka didorong aparat penegak hukum bisa bertindak. “Apabila ada indikasi penyelewangan hingga ambruk, maka perlu diusut proyeknya oleh penegak hukum,” tukasnya. (fac/ris/azw)