25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Sakit Perut, Kok Tangan yang Dibedah

Foto: Hulman/PMK Samen Sinaga, korban RS Patar Asih.
Foto: Hulman/PMK
Samen Sinaga, korban RS Patar Asih.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Edward Sinaga (45) warga Desa Tanah Merah, Kecamatan Galang mengaku kecewa dengan pelayanan dan tanggungjawab pihak Rumah Sakit (RS) Patar Asih di Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin.

Dia mengaku kondisi ayahnya, Samen Sinaga (74) makin parah setelah mendapat perawatan di rumah sakit dekat Bandara Kualanamu tersebut. Samen hanya sakit perut, tapi malah tangan kirinya yang harus dibedah.

“Tangan kiri bapak yang dibedah. Bapak saya itu kami larikan ke rumah sakit karena sakit perut kebanyakan makan gori (nangka muda) dan susah buang air besar. Bapak ini berobat pakai Askes, ”protes Edward, Kamis (26/5) siang.

Dikisahkan Edward,pertama kali Samen mendapat perawatan pada 30 April lalu. Saat itu ada enam hari lamanya Samen menjalani rawat inap. Saat sakit perutnya sembuh, masalah lain malah muncul. Ketika itu area telapak tangan Samen tempat dimana jarum infus tertancap mengalami pembengkakan.

“Jadi hari keempat dirawat jarum infus bapak bermasalah. Ada keluar darah karena bocor dari selang infus. Disitulah kami panggil perawat dan langsung dibenarkan. Tapi ada tiga kali kejadian serupa, darah bapak itu sampai jatuh ke lantai. Kami duga pembengkakan dialami bapak karena saat membetuli infus itu tangan perawat tidak steril. Sekarang tangan kiri bapak juga bolong dibagian atas bekas infus,”lirihnya.

Dikatakan Edward, enam hari mendapat perawatan di sana, Samen pun pulang. Namun ketika sudah sampai rumah, tangannya terus menerus berdenyut. Karena tidak tahan dengan rasa sakit, mereka pun kembali membawa Samen ke rumah sakit tersebut. Edward menceritakan kalau saat itu tangan bapaknya dibedah. “Yang dibedah itu area bekas jarum infus. Cuma setelah sembuh dibagian itu malah bermasalah dibagian lengan atas. Bengkak dan mengeluarkan cairan karena kulit bapak sampai mengelupas. Menurut dokter karena sakit gula, tapi kalau karena sakit gula kenapa bekas yang dibedah sembuh dan jadi yang lain bermasalah. Kami sempat tanyakan ini sama managemen rumah sakit itu, tapi mereka bilang yang bisa jawab sedang berada di Jakarta,” kenang Edward.

Sementara itu, saat ditemu kru koran ini, juru bicara rumah sakit dr Boy Simarmata mengungkapkan kalau kejadian ini bisa terjadi karena Samen ada mengalami penyakit gula. Disebut selain sakit perut saat masuk pertama kali, pasien juga mengalami sakit kepala dan demam. Ketika itu diketahui juga kadar gulanya juga tinggi karena sampai 500.

“Pasien itu lasak kali makanya infusnya lepas. Kata pasien kepada perawat dia ada masalah keluarga makanya begitu. Terus dia juga gak minum obat yang dikasih sama rumah sakit. Malah makan obat warung. Sempat dibawa ke ruang bedah memang tapi tangannya itu bukan dibedah hanya dibersihkan saja.Tindakan operatif namanya,” jawabnya. (man/deo)

Foto: Hulman/PMK Samen Sinaga, korban RS Patar Asih.
Foto: Hulman/PMK
Samen Sinaga, korban RS Patar Asih.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Edward Sinaga (45) warga Desa Tanah Merah, Kecamatan Galang mengaku kecewa dengan pelayanan dan tanggungjawab pihak Rumah Sakit (RS) Patar Asih di Desa Tumpatan, Kecamatan Beringin.

Dia mengaku kondisi ayahnya, Samen Sinaga (74) makin parah setelah mendapat perawatan di rumah sakit dekat Bandara Kualanamu tersebut. Samen hanya sakit perut, tapi malah tangan kirinya yang harus dibedah.

“Tangan kiri bapak yang dibedah. Bapak saya itu kami larikan ke rumah sakit karena sakit perut kebanyakan makan gori (nangka muda) dan susah buang air besar. Bapak ini berobat pakai Askes, ”protes Edward, Kamis (26/5) siang.

Dikisahkan Edward,pertama kali Samen mendapat perawatan pada 30 April lalu. Saat itu ada enam hari lamanya Samen menjalani rawat inap. Saat sakit perutnya sembuh, masalah lain malah muncul. Ketika itu area telapak tangan Samen tempat dimana jarum infus tertancap mengalami pembengkakan.

“Jadi hari keempat dirawat jarum infus bapak bermasalah. Ada keluar darah karena bocor dari selang infus. Disitulah kami panggil perawat dan langsung dibenarkan. Tapi ada tiga kali kejadian serupa, darah bapak itu sampai jatuh ke lantai. Kami duga pembengkakan dialami bapak karena saat membetuli infus itu tangan perawat tidak steril. Sekarang tangan kiri bapak juga bolong dibagian atas bekas infus,”lirihnya.

Dikatakan Edward, enam hari mendapat perawatan di sana, Samen pun pulang. Namun ketika sudah sampai rumah, tangannya terus menerus berdenyut. Karena tidak tahan dengan rasa sakit, mereka pun kembali membawa Samen ke rumah sakit tersebut. Edward menceritakan kalau saat itu tangan bapaknya dibedah. “Yang dibedah itu area bekas jarum infus. Cuma setelah sembuh dibagian itu malah bermasalah dibagian lengan atas. Bengkak dan mengeluarkan cairan karena kulit bapak sampai mengelupas. Menurut dokter karena sakit gula, tapi kalau karena sakit gula kenapa bekas yang dibedah sembuh dan jadi yang lain bermasalah. Kami sempat tanyakan ini sama managemen rumah sakit itu, tapi mereka bilang yang bisa jawab sedang berada di Jakarta,” kenang Edward.

Sementara itu, saat ditemu kru koran ini, juru bicara rumah sakit dr Boy Simarmata mengungkapkan kalau kejadian ini bisa terjadi karena Samen ada mengalami penyakit gula. Disebut selain sakit perut saat masuk pertama kali, pasien juga mengalami sakit kepala dan demam. Ketika itu diketahui juga kadar gulanya juga tinggi karena sampai 500.

“Pasien itu lasak kali makanya infusnya lepas. Kata pasien kepada perawat dia ada masalah keluarga makanya begitu. Terus dia juga gak minum obat yang dikasih sama rumah sakit. Malah makan obat warung. Sempat dibawa ke ruang bedah memang tapi tangannya itu bukan dibedah hanya dibersihkan saja.Tindakan operatif namanya,” jawabnya. (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/