MEDAN-Masjdil Haram hingga tahun 2020 akan terus berubah. Berbagai proyek pembangunan terus dilakukan, misalnya, menambah kapasitas masjid, memperluas pelataran membuat berbagai gedung baru pemondokan, hingga menyiapkan sarana infrastruktur penunjang bagi ibadah haji.
Karena itu, pondokan jamaah calon haji Indonesia pada 2012 mendatang kemungkinan bisa lebih jauh lagi dari Masjidil Haram. Ini menyusul akan dibangunnya jalan lingkar luar oleh pemerintah setempat, sehingga banyak bangunan yang dibongkar.
“Akibatnya sebanyak 1.750 rumah akan segera dibongkar usai musim haji tahun ini,” kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah Arsyad Hidayat di Mekkah, Selasa (22/11).
Dalam musim haji tahun ini jarak pondokan jamaah Indonesia menuju Masjidil Haram terjauh adalah 2,5 kilometer. “Yang dibongkar, misalnya, pondokan di sekitar Maulid Nabi, Terminal Al Gaza, dan Misfalah. Ini sebagai bagian dari tahapan perluasan Masjdil Haram,” paparnya.
Menyadari hal itu, lanjut Arsyad, dalam waktu tidak terlalu lama memang harus sudah dilakukan lobi kepada DPR untuk segera mengesahkan anggaran perumahan haji di awal tahun. “Kita jangan sampai kalah cepat dengan negara lain dalam memenuhi soal pemondokan. Jadi bila sudah ada dana untuk membayar sewa pemondokan lebih bagus dibayarkan saja. Apalagi selama ini bagi pemilik rumah, jamaah haji Indonesia dikenal sebagai jamaah haji yang tertib, misalnya, tidak berulah atau merusak kamar pondokan,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding saat mengunjungi penyelenggaraan ibadah haji di Mekkah, menyatakan setuju bila pembahasan soal dana perumahan haji bisa diputuskan di awal tahun oleh DPR. Untuk itu DPR pun kini sudah siap untuk membahasanya. “Saya setuju soal anggaran perumahan dibahas dan diputus segera. Ini untuk memudahkan negosiasi perumahana jamaah haji bagi jamaah haji 2012 nanti,” katanya.
Karding menyatakan, memang idealnya jamaah haji harus semakin dekat ke Masjidil Haram dengan tujuan agar mereka lebih leluasa melakukan ibadah di tempat itu. “Kalau sekarang jaraknya masih ada yang sampai 2,5 kilometer, nanti hendaknya bisa lebih didekatkan,” ujar Karding.
Sementara jamaah haji gelombang II Debarkasi Medan di antaranya kloter 12/MES hingga kloter 19/MES berangsur meninggalkan Kota Mekkah menuju Jeddah untuk bersiap-siap kembali ke Tanah Air. Hal ini dikatakan Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan Sazli Nasution, kemarin.
“Pada Kamis (24/11) ini kloter 12/MES yang termasuk gelombang II Debarkasi Medan dijadwalkan tiba di Bandara Polonia Medan sekitar pukul 04.15 WIB di antaranya asal Serdangbedagai, Tebingtinggi dan Medan dengan 454 jamaah. Mereka ini sebelumnya bermalam di Jeddah dan berwisata haji,” kata Sazli kepada Sumut Pos.
Dijelaskannya, pada pemulangan kloter 11/MES dengan 454 jamaah haji yang keseluruhannya berasal dari Langkat dijadwalkan tiba di Bandara Polonia Medan pada Rabu (23/11) sekitar pukul 03.30 WIB. “Kloter 11/MES ini merupakan kloter terakhir gelombang I yang dijadwalkan tiba di Polonia. Mereka ini sudah menyelesaikan berbagai proses ibadah hajinya.
Sebelumnya, jamaah haji kloter 10/MES dengan 446 jamaah asal Batubara, Tanjungbalai, Dairi dan Pakpak Bharat, tiba di Bandara Polonia pada Selasa (22/11) sekitar pukul 03.05 WIB dengan menumpangi pesawat GA 3210 dan disambut Wali Kota Tanjungbalai H Thamrin Munthe, Sekretaris PPIH Embarkasi Medan Drs H Abd Rahman Harahap MA, Kakankemenag Batubara drs H Ahmad Hanafi, dan Kakankemenag Dairi Drs H Hasan Basri Bancin.
Dari informasi yang didapat ratusan jamaah haji Indonesia masih menjalani rawat inap di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dan rumah sakit di Arab Saudi. Sebagian besar dari jamaah yang dirawat berusia lanjut, resiko tinggi dan jatuh sakit karena aktivitas berlebihan. “Sebagian besar jamaah drop karena pasca Armina tidak melakukan recovery tapi langsung mengerjakan amalan-amalan sunah, seperti umroh, thawaf, dan sai. Padahal mereka sudah menyelesaikan semua rukun dan wajib haji,” ucap Sazli.
Sambungnya, saat ini ada 191 jamaah haji Indonesia yang menjalani perawatan intensif.
Untuk Debarkasi Medan, ada seorang jamaah yang masih dirawat di RS King Abdullah Mekkah atas nama Mustamir Bin Ali Umar Mustamir Siddik (65) asal Siantar dengan manifest 385 tergabung dalam kloter 04/MES.
“Kondisi itu dipicu oleh aktivitas berlebihan dan cuaca yang cukup ekstrim bagi rata-rata jamaah haji Indonesia. Apalagi sebagai pasien itu merupakan para lansia yang masuk kategori jamaah risiko tinggi (risti),” urainya. (bbs/mag-11)