27 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Tokoh Berinisial ‘B’ Ditangkap

Diciduk tanpa Barang Bukti di Rumah Mewahnya di Medan

JAKARTA-Pasca tertangkapnya dua kurir berinisial Y dan A ketika transaksi paket narkoba seberat 20 kg dari Malaysia dan mengamankan napi perempuan, Mami Medan, sebagai pengendali sindikat narkoba di Medan, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga berhasil menangkap seseorang lagi berinisial B.

Setidaknya hal ini diungkapkan Direktur Bidang Penindakan dan Pengejaran, BNN, Brigjen Pol Benny Mamoto.

“Sudah, sudah berhasil kita tangkap.

Oknum B ini ditangkap sore hari di rumahnya, setelah kita menangkap kedua kurir,” kata Benny kepada Sumut Pos melalui ponselnya, tadi malam.

Sayang, Benny tidak merinci detil waktu penangkapan tersebut. Benny pun tidak menyebutkan dimana posisi B diamankan saat ini. Kemungkinan besar, pria yang disebut-sebut sebagai orang yang cukup berpengaruh dalam sindikat narkoba di Medan itu, ditangkap Kamis (22/12) sore. Pasalnya, saat diwawancarai Rabu (21/12) malam, Benny menyebut BNN masih sedang memburu B.

Benny menyebutkan, oknum berinisial B ini ditangkap karena dari pengembangan kasus dan dari keterangan tiga tersangka yang sebelumnya ditangkap, narkoba sebanyak 20 kg itu akan diserahkan kepada B. “Kini kasusnya masih dalam pengembangan. Bisa saja masih ada yang terlibat,” ujarnya.

Sedikit ia menceritakan kronologi penangkapan, yang terbilang sulit. “Oknum B ini punya rumah sangat mewah di Medan. Anggota sedikit kesulitan melakukan penangkapan, karena dia (B, Red) punya banyak mata-mata dan rumahnya dilengkapi dengan CCTV.

Tapi, dengan keuletan dan kesabaran anggota, akhirnya dia berhasil ditangkap tanpa perlawanan,” urai putra Sulut ini.

Saat ini, tambah Benny, seluruh aset dan rekening oknum B ini sedang dilacak.

“Kami tidak temukan narkoba atau bukti lain, seperti uang tunai. Hanya aset dan rekening terkait aliran dana sedang diselidiki,” jelasnya.

Soal tertangkapnya B oleh BNN, jajaran Poldasu mengaku tidak pernah dilibatkan.

Hal ini dikatakan Dir Narkoba Poldasu Kombes Pol Andjar Dewantoro.

“Tak ada laporan dalam bentuk lisan dan tertulis dari BNN terkait penangkapan B. Kalaupun ada, Dit Narkoba Poldasu pasti akan bantu. BBN tak ada berkoordinasi dengan kita. Coba tanyakan saja langsung sama BNN. Sayapun tak kenal mereka,” ujarnya, kemarin.

Salah seorang sumber terpercaya di Poldasu juga mengatakan hal yang sama kalau tidak ada tim dari BNN yang datang ke Dit Narkoba Poldasu untuk melakukan penangkapan B.

Sebab, kata dia, Dit Narkoba Poldasu yang lebih paham dengan situasi daerah di Medan.

“Tak ada tuh Dek, kalaupun ada, saya rasa pasti berkoordinasi dengan Dit Poldasu atau dengan atasan saya. Biasanya, kalau sudah BNN yang turun, mereka bekerja secara rahasia.

Bisa saja si B sudah ditangkap dan diendapkan di hotel. Ini karena BNN bekerja secara tertutup,” ujar pria berkulit cokelat.

Sedangkan Kepala BNN Sumut Aguswan yang dikonfirmasi melalui telepon seluler juga membantah adanya penangkapan B di Kota Medan. “Dari tadi banyak wartawan yang menghubungi saya, tapi itu tak benar. Biar saya jelaskan ya, saya ini lagi rapat di Jakarta.

Kalau tidak percaya, boleh cek ke kantor BBN pusat. BNN Sumut belum ada menerima perintah dari BNN pusat untuk melakukan tugas itu.

Sabarya, kalauadainformasiakansaya beritahu,” ujarnya.

Pun dengan penggerebekan di LP Wanita Tanjung Gusta yang merupakan kerja BNN pusat. Namun, bukan berarti tidak ada keterlibatan dari BNN Sumut dalam hal itu. “Itu BNN pusat langsung dengan Wamenkumham.

Bukan berarti tidak ada koordinasi dengan BNN Sumut. Tetap ada. Di Sumut ini kan baru terbentuk dan kantornya juga belum ada. Jadi, kami tidak bisa berstatement lebih jauh. Karena itu langsung BNN pusat,” jawab Aguswan.

Sementara itu, untuk mencari dugaan adanya keterlibatan oknum petugas terkait kasus ini, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Hukum dan Ham Sumut, Baldwin Simatupang terus melakukan penyelidikan dan menggelar pemeriksaan terhadap para penghuni dan pegawai LP. “Kita sudah berusaha untuk menekan peredaran narkoba di LP. Aksi yang kita lakukan dengan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan pada setiap kamar di dalam,” ujar Baldwin.

Selain melakukan pemeriksaan, pihaknya juga melakukan tes urine pada seluruh penghuni warga binaan. “Bukan hanya warga binaan, tapi kita juga melakukan pemeriksaan tes urine pada petugas. Apabila kita temukan adanya pemakaian narkoba, maka oknum itu akan kita tindak tegas berupa pemecatan,” tegasnya.

Terkait kasus yang menghentak Kota Medan ini, anggota Komisi A DPRD Sumut Syamsul Hilal langsung buka suara. Menurutnya, tidak mungkin petugas LP tidak mengetahui adanya peredaran narkoba di kawasan yang menjadi wilayah ‘kekuasaan’ mereka. “Bisa jadi, memang ada permainan antara pengedar narkoba dengan petugas. Kemungkinannya, ada petugas LP yang tidak dapat bagian dari peredaran narkoba itu, kemudian dia membongkarnya. Makanya, langsung Wamenkumham dan BNN menggerebek itu,” ungkapnya, Kamis (22/12). Jadi, sambungnya, persoalan ini harus segera diusut tuntas.

Selain itu, keberhasilan BNN mengungkap peredaran narkoba tersebut tanpa diketahui pihak lokal, dalam hal ini Poldasu dan Polresta, dianggap Syamsul Hilal sebagai titik lemah.

“Ada dua hal. Pertama, polisi tahu tapi tidak mau tahu. Kedua, sudah jadi rahasia umum kalau ada juga polisi yang jadi pemasok narkoba.

Terlepas dari persoalan itu, dengan kejadian ini menunjukkan kepolisian itu lemah dalam memberantas peredaran narkoba di Sumut,” tegasnya. (fir/jpnn/sam/rud/ari/ adl)

Diciduk tanpa Barang Bukti di Rumah Mewahnya di Medan

JAKARTA-Pasca tertangkapnya dua kurir berinisial Y dan A ketika transaksi paket narkoba seberat 20 kg dari Malaysia dan mengamankan napi perempuan, Mami Medan, sebagai pengendali sindikat narkoba di Medan, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga berhasil menangkap seseorang lagi berinisial B.

Setidaknya hal ini diungkapkan Direktur Bidang Penindakan dan Pengejaran, BNN, Brigjen Pol Benny Mamoto.

“Sudah, sudah berhasil kita tangkap.

Oknum B ini ditangkap sore hari di rumahnya, setelah kita menangkap kedua kurir,” kata Benny kepada Sumut Pos melalui ponselnya, tadi malam.

Sayang, Benny tidak merinci detil waktu penangkapan tersebut. Benny pun tidak menyebutkan dimana posisi B diamankan saat ini. Kemungkinan besar, pria yang disebut-sebut sebagai orang yang cukup berpengaruh dalam sindikat narkoba di Medan itu, ditangkap Kamis (22/12) sore. Pasalnya, saat diwawancarai Rabu (21/12) malam, Benny menyebut BNN masih sedang memburu B.

Benny menyebutkan, oknum berinisial B ini ditangkap karena dari pengembangan kasus dan dari keterangan tiga tersangka yang sebelumnya ditangkap, narkoba sebanyak 20 kg itu akan diserahkan kepada B. “Kini kasusnya masih dalam pengembangan. Bisa saja masih ada yang terlibat,” ujarnya.

Sedikit ia menceritakan kronologi penangkapan, yang terbilang sulit. “Oknum B ini punya rumah sangat mewah di Medan. Anggota sedikit kesulitan melakukan penangkapan, karena dia (B, Red) punya banyak mata-mata dan rumahnya dilengkapi dengan CCTV.

Tapi, dengan keuletan dan kesabaran anggota, akhirnya dia berhasil ditangkap tanpa perlawanan,” urai putra Sulut ini.

Saat ini, tambah Benny, seluruh aset dan rekening oknum B ini sedang dilacak.

“Kami tidak temukan narkoba atau bukti lain, seperti uang tunai. Hanya aset dan rekening terkait aliran dana sedang diselidiki,” jelasnya.

Soal tertangkapnya B oleh BNN, jajaran Poldasu mengaku tidak pernah dilibatkan.

Hal ini dikatakan Dir Narkoba Poldasu Kombes Pol Andjar Dewantoro.

“Tak ada laporan dalam bentuk lisan dan tertulis dari BNN terkait penangkapan B. Kalaupun ada, Dit Narkoba Poldasu pasti akan bantu. BBN tak ada berkoordinasi dengan kita. Coba tanyakan saja langsung sama BNN. Sayapun tak kenal mereka,” ujarnya, kemarin.

Salah seorang sumber terpercaya di Poldasu juga mengatakan hal yang sama kalau tidak ada tim dari BNN yang datang ke Dit Narkoba Poldasu untuk melakukan penangkapan B.

Sebab, kata dia, Dit Narkoba Poldasu yang lebih paham dengan situasi daerah di Medan.

“Tak ada tuh Dek, kalaupun ada, saya rasa pasti berkoordinasi dengan Dit Poldasu atau dengan atasan saya. Biasanya, kalau sudah BNN yang turun, mereka bekerja secara rahasia.

Bisa saja si B sudah ditangkap dan diendapkan di hotel. Ini karena BNN bekerja secara tertutup,” ujar pria berkulit cokelat.

Sedangkan Kepala BNN Sumut Aguswan yang dikonfirmasi melalui telepon seluler juga membantah adanya penangkapan B di Kota Medan. “Dari tadi banyak wartawan yang menghubungi saya, tapi itu tak benar. Biar saya jelaskan ya, saya ini lagi rapat di Jakarta.

Kalau tidak percaya, boleh cek ke kantor BBN pusat. BNN Sumut belum ada menerima perintah dari BNN pusat untuk melakukan tugas itu.

Sabarya, kalauadainformasiakansaya beritahu,” ujarnya.

Pun dengan penggerebekan di LP Wanita Tanjung Gusta yang merupakan kerja BNN pusat. Namun, bukan berarti tidak ada keterlibatan dari BNN Sumut dalam hal itu. “Itu BNN pusat langsung dengan Wamenkumham.

Bukan berarti tidak ada koordinasi dengan BNN Sumut. Tetap ada. Di Sumut ini kan baru terbentuk dan kantornya juga belum ada. Jadi, kami tidak bisa berstatement lebih jauh. Karena itu langsung BNN pusat,” jawab Aguswan.

Sementara itu, untuk mencari dugaan adanya keterlibatan oknum petugas terkait kasus ini, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Hukum dan Ham Sumut, Baldwin Simatupang terus melakukan penyelidikan dan menggelar pemeriksaan terhadap para penghuni dan pegawai LP. “Kita sudah berusaha untuk menekan peredaran narkoba di LP. Aksi yang kita lakukan dengan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan pada setiap kamar di dalam,” ujar Baldwin.

Selain melakukan pemeriksaan, pihaknya juga melakukan tes urine pada seluruh penghuni warga binaan. “Bukan hanya warga binaan, tapi kita juga melakukan pemeriksaan tes urine pada petugas. Apabila kita temukan adanya pemakaian narkoba, maka oknum itu akan kita tindak tegas berupa pemecatan,” tegasnya.

Terkait kasus yang menghentak Kota Medan ini, anggota Komisi A DPRD Sumut Syamsul Hilal langsung buka suara. Menurutnya, tidak mungkin petugas LP tidak mengetahui adanya peredaran narkoba di kawasan yang menjadi wilayah ‘kekuasaan’ mereka. “Bisa jadi, memang ada permainan antara pengedar narkoba dengan petugas. Kemungkinannya, ada petugas LP yang tidak dapat bagian dari peredaran narkoba itu, kemudian dia membongkarnya. Makanya, langsung Wamenkumham dan BNN menggerebek itu,” ungkapnya, Kamis (22/12). Jadi, sambungnya, persoalan ini harus segera diusut tuntas.

Selain itu, keberhasilan BNN mengungkap peredaran narkoba tersebut tanpa diketahui pihak lokal, dalam hal ini Poldasu dan Polresta, dianggap Syamsul Hilal sebagai titik lemah.

“Ada dua hal. Pertama, polisi tahu tapi tidak mau tahu. Kedua, sudah jadi rahasia umum kalau ada juga polisi yang jadi pemasok narkoba.

Terlepas dari persoalan itu, dengan kejadian ini menunjukkan kepolisian itu lemah dalam memberantas peredaran narkoba di Sumut,” tegasnya. (fir/jpnn/sam/rud/ari/ adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/