27 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025

Tangani Banjir dan Longsor di 17 Daerah, Dinkes Sumut Dirikan Posko HEOC hingga Bus Kesehatan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memaparkan alur penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 17 kabupaten/kota di Sumut sepanjang November 2025.

Fokus utama penanganan diarahkan pada pelayanan kesehatan darurat bagi masyarakat terdampak, khususnya di wilayah dengan akses yang masih terbatas.

Sekretaris Dinkes Sumut, Hamid Rijal, menjelaskan berdasarkan laporan yang diterima, terdapat tujuh daerah yang terdampak paling parah dan aktif berkoordinasi untuk mendapatkan bantuan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Langkat, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan, tanpa mengesampingkan 10 kabupaten/kota lainnya yang juga terdampak.

“Tujuh kabupaten kota berkoordinasi dalam hal untuk mendapatkan bantuan, tanpa menyampingkan 10 kabupaten lainnya,” ujar Hamid kepada wartawan, Senin (22/12/2025) sore.

Saat bencana mulai terjadi pada Rabu, Dinkes Sumut langsung mengerahkan dua tim ke Kabupaten Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Di Tapanuli Selatan, tim Dinkes Sumut berkoordinasi dengan Dinkes setempat dan mendirikan posko Health Emergency Office Operational Center (HEOC) yang berfungsi sebagai pos kesehatan darurat sekaligus posko komando.

Sementara itu, tim kedua yang menuju Tapanuli Tengah terpaksa tertahan di perbatasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, tepatnya di Batang Toru, akibat akses jalan yang belum dapat dilalui sama sekali.

Beberapa hari kemudian, bencana banjir kembali meluas di sejumlah wilayah Sumut. Menyikapi kondisi tersebut, Dinkes Sumut mengirimkan tim medis ke seluruh 17 daerah terdampak, terutama wilayah yang mengalami dampak cukup besar.

“Kami berupaya semaksimal mungkin bekerja sama dengan Dinkes kabupaten/kota untuk tetap memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di wilayah yang masih terdampak atau mengalami kesulitan akses layanan kesehatan,” kata Hamid.

Selain personel medis, Dinkes Sumut juga mengerahkan dua unit bus layanan kesehatan. Bus tersebut ditempatkan di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, untuk menjangkau masyarakat di lokasi yang sulit diakses.

Di Kabupaten Tapanuli Utara, tepatnya Kecamatan Adian Koting, satu tim medis beserta satu unit ambulans turut disiagakan guna mendukung pelayanan kesehatan.

Di sisi lain, Dinkes Sumut mencatat penyakit kulit menjadi keluhan kesehatan terbanyak yang dialami warga terdampak banjir hingga 22 Desember 2025. Kondisi lingkungan pascabanjir serta keterbatasan sanitasi di lokasi pengungsian dinilai menjadi faktor utama.

Melalui Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli Muda Dinkes Sumut Dedi Lubis, dilaporkan terdapat 15.687 kasus penyakit kulit. Kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten Langkat, Tapanuli Tengah, Deliserdang, Batubara, Kota Tebingtinggi, dan Mandailing Natal.

“Ini perlu menjadi fokus perhatian, terutama terkait faktor risiko seperti paparan air kotor, sanitasi lingkungan yang belum optimal, keterbatasan air bersih, serta kepadatan pengungsian yang memperbesar risiko gangguan kesehatan kulit,” ujar Dedi.

Selain penyakit kulit, tercatat pula 12.693 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kasus ISPA tertinggi berada di Tapanuli Tengah, Langkat, Deliserdang, Kota Medan, dan Tapanuli Selatan. Di Tapanuli Tengah, peningkatan ISPA terjadi seiring kondisi wilayah yang mulai mengering pascabanjir.
“Sekarang Tapteng mulai kering, sehingga keluhan ISPA meningkat,” katanya.

Penyakit lain yang dilaporkan meliputi diare sebanyak 2.424 kasus, influenza like illness (ILI) 991 kasus, serta 636 kasus suspek demam tifoid. Data ini menunjukkan masih adanya penyakit berbasis air dan makanan pada fase pascabanjir.

Sementara itu, tercatat 266 kasus malaria dan 12 laporan suspek dengue. Dinkes Sumut mengimbau seluruh pihak untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan penyakit tular vektor, mengingat genangan air pascasurut banjir dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. (ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memaparkan alur penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 17 kabupaten/kota di Sumut sepanjang November 2025.

Fokus utama penanganan diarahkan pada pelayanan kesehatan darurat bagi masyarakat terdampak, khususnya di wilayah dengan akses yang masih terbatas.

Sekretaris Dinkes Sumut, Hamid Rijal, menjelaskan berdasarkan laporan yang diterima, terdapat tujuh daerah yang terdampak paling parah dan aktif berkoordinasi untuk mendapatkan bantuan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Langkat, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan, tanpa mengesampingkan 10 kabupaten/kota lainnya yang juga terdampak.

“Tujuh kabupaten kota berkoordinasi dalam hal untuk mendapatkan bantuan, tanpa menyampingkan 10 kabupaten lainnya,” ujar Hamid kepada wartawan, Senin (22/12/2025) sore.

Saat bencana mulai terjadi pada Rabu, Dinkes Sumut langsung mengerahkan dua tim ke Kabupaten Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Di Tapanuli Selatan, tim Dinkes Sumut berkoordinasi dengan Dinkes setempat dan mendirikan posko Health Emergency Office Operational Center (HEOC) yang berfungsi sebagai pos kesehatan darurat sekaligus posko komando.

Sementara itu, tim kedua yang menuju Tapanuli Tengah terpaksa tertahan di perbatasan Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, tepatnya di Batang Toru, akibat akses jalan yang belum dapat dilalui sama sekali.

Beberapa hari kemudian, bencana banjir kembali meluas di sejumlah wilayah Sumut. Menyikapi kondisi tersebut, Dinkes Sumut mengirimkan tim medis ke seluruh 17 daerah terdampak, terutama wilayah yang mengalami dampak cukup besar.

“Kami berupaya semaksimal mungkin bekerja sama dengan Dinkes kabupaten/kota untuk tetap memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya di wilayah yang masih terdampak atau mengalami kesulitan akses layanan kesehatan,” kata Hamid.

Selain personel medis, Dinkes Sumut juga mengerahkan dua unit bus layanan kesehatan. Bus tersebut ditempatkan di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, untuk menjangkau masyarakat di lokasi yang sulit diakses.

Di Kabupaten Tapanuli Utara, tepatnya Kecamatan Adian Koting, satu tim medis beserta satu unit ambulans turut disiagakan guna mendukung pelayanan kesehatan.

Di sisi lain, Dinkes Sumut mencatat penyakit kulit menjadi keluhan kesehatan terbanyak yang dialami warga terdampak banjir hingga 22 Desember 2025. Kondisi lingkungan pascabanjir serta keterbatasan sanitasi di lokasi pengungsian dinilai menjadi faktor utama.

Melalui Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli Muda Dinkes Sumut Dedi Lubis, dilaporkan terdapat 15.687 kasus penyakit kulit. Kasus terbanyak ditemukan di Kabupaten Langkat, Tapanuli Tengah, Deliserdang, Batubara, Kota Tebingtinggi, dan Mandailing Natal.

“Ini perlu menjadi fokus perhatian, terutama terkait faktor risiko seperti paparan air kotor, sanitasi lingkungan yang belum optimal, keterbatasan air bersih, serta kepadatan pengungsian yang memperbesar risiko gangguan kesehatan kulit,” ujar Dedi.

Selain penyakit kulit, tercatat pula 12.693 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kasus ISPA tertinggi berada di Tapanuli Tengah, Langkat, Deliserdang, Kota Medan, dan Tapanuli Selatan. Di Tapanuli Tengah, peningkatan ISPA terjadi seiring kondisi wilayah yang mulai mengering pascabanjir.
“Sekarang Tapteng mulai kering, sehingga keluhan ISPA meningkat,” katanya.

Penyakit lain yang dilaporkan meliputi diare sebanyak 2.424 kasus, influenza like illness (ILI) 991 kasus, serta 636 kasus suspek demam tifoid. Data ini menunjukkan masih adanya penyakit berbasis air dan makanan pada fase pascabanjir.

Sementara itu, tercatat 266 kasus malaria dan 12 laporan suspek dengue. Dinkes Sumut mengimbau seluruh pihak untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan penyakit tular vektor, mengingat genangan air pascasurut banjir dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. (ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru