26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Cegah Kumuh, Rp10 M untuk Terminal Amplas

MEDAN- Kondisi Terminal Terpadu  Amplas (TTA) tahun 2013 sangat memprihatinkan, kumuh, jorok dan bau pesing. Hal itu membuat Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengucurkan anggaran Rp10 miliar untuk merevitalisasi terminal Amplas.

“Terminal Amplas direvitalisasi tahun 2013 ini. Anggaran untuk revitalisasi disediakan sekitar Rp10 miliar. Semoga dengan revitalisasi akan membuat orang lebih banyak datang ke terminal,” kata Wali Kota Medan saat mengunjungi Terminal Terpadu Amplas, Rabu (23/1).

RETRIBUSI: Wali Kota Medan menggantikan petugas retribusi Terminal Amplas menyadorokan karcis kepada supir.//Triadi Wibowo/Sumut Pos
RETRIBUSI: Wali Kota Medan menggantikan petugas retribusi Terminal Amplas menyadorokan karcis kepada supir.//Triadi Wibowo/Sumut Pos

Dia menyebutkan, anggaran sekitar Rp10 miliar itu akan diperuntukkan untuk merevitaliasi sejumlah infratruktur terminal Amplas yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar. “Kami mau menciptakan terminal yang  benar-benar membuat masyarakat dan seluruh penumpang nyaman,” ujarnya.
Kunjungan Wali Kota Medan itu didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan Renward Parapat beserta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemko Medan. Begitu tiba di lokasi, Wali Kota langsung menyambangi tempat pengutipan karcis retribusi  masuk terminal.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu selanjutnya minta penjelasan dari seorang petugas perempuan terkait retribusi serta jumlah kendaraan yang masuk setiap harinya. Ditekannya setiap kali mengutip retribusi, petugas wajib memberikan karcis masuk kepada para supir.  Setelah itu Wali Kota Medan sempat menggantikan kedudukan petugas perempuan  itu beberapa menit.

Sejumlah supir angkutan kota sempat terkejut, sebab yang memberikan karcis retribusi masuk pagi itu bukan petugas perempuan biasanya, melainkan Wali Kota Medan.  Karenanya, beberapa supir sempat grogi  dan salah tingkah. Sambil tersenyum ramah, Wali Kota Medan menyadorokan karcis  dan mempersilahkan supir lewat setelah membayar retribusi.

Meski baru pertama kali melakoninya, tapi Wali Kota dengan tak canggung untuk melayani beberapa supir yang baru memasuki  terminal tersebut. Selanjutnya, Wali Kota Medan mendatangi sejumlah supir yang tengah sarapan pagi di sebuah warung dalam terminal.  Di tempat itu Wali Kota menerima keluhan para supir, terutama tumpang tindih trayek sehingga menyebabkan penumpang berkurang. Kondisi itu menyebabkan penghasilan mereka drastis menurun. “Jadi penghasilan kami sekarang hanya pas-pasan untuk makan sehari-hari saja,” ungkap salah seorang pengemudi angkutan Rahayu.

Atas keluhan itu, Wali Kota langsung memerintahkan kepada Kadishub Medan untuk segera mengkaji ulang trayek sehingga tidak ada yang tumpang tindih. Sedangkan kepada supir, Wali Kota berharap minta memberikan pelayanan yang baik kepada para penumpang sekalipun penumpang berkurang.
“Mungkin dengan pelayanan yang diberikan, penumpang dapat bertahan dan meningkat kembali karena merasa aman dan nyaman selama berkenderaan,” pesannya.

Lebih lanjut, Wali Kota menguji  angkutan Koperasi Pengangkutan Umum  (KPUM) 04 apakah benar-benar layak untuk dioperasikan atau tidak.  Wali Kota juga mengecek kesiapan para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada para supir baik supir Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) maupun supir Angkutan Kota Antar  Provinsi (AKAP).  Diteruskan dengan mengecek seluruh ruang dan fasilitas yang dimiliki.

Wali Kota sempat memberikan arahan kepada Kadishub Medan yang harus dilakukan guna mendukung kelancaran operasional terminal. Saat peninjauan yang dilakukan, Wali Kota Medan bertemu dengan seorang pengurus Organda. Pengurus itu menyampaikan sejumlah masukan  dalam rangka  kebaikan terminal tersebut. Di antaranya,  memberikan kemudahan kepada para penumpang  terkait jalur maupun trayek yang ada di terminal tersebut.

“Begitu masuk terminal, maka mereka dengan mudah akan  mengetahui  dimana trayek angutan yang akan dinaiki. Dengan begitu penumpang tidak bingung lagi mencari trayek angkutan yang akan dinaikinya. Usulan dari Organda ini sangat baik, kita segera tindaklanjuti,” ungkapnya.

Disinggung hasil peninjauan yang dilakukan, Wali Kota mengaku kondisi terminal sangat kumuh, terutama bagi depan. Dengan pemandangan seperti itu, orang diyakininya tidak akan mau masuk ke terminal Amplas.  Kemudian, infra struktur  dan fasilitas yang ada harus diperbaiki karena kondisinya tidak layak, terutama kamar mandi.

Terkait dengan usulan kenaikan ongkos angkutan dari  Organda, Wali Kota  menindaklanjutinya dengan  langsung mengecek ke lapangan. Hal itu dilakukan agar terjadi keseimbangan sehingga kenaikan ongkos tidak memberatkan masyarakat. “Jadi peninjauan yang kita lakukan pagi ini, juga dalam rangka untuk mengecek langsung terkait usulan kenaikan ongkos yang diajukan pihak Organda tersebut,” jelasnya. (ial)

MEDAN- Kondisi Terminal Terpadu  Amplas (TTA) tahun 2013 sangat memprihatinkan, kumuh, jorok dan bau pesing. Hal itu membuat Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM mengucurkan anggaran Rp10 miliar untuk merevitalisasi terminal Amplas.

“Terminal Amplas direvitalisasi tahun 2013 ini. Anggaran untuk revitalisasi disediakan sekitar Rp10 miliar. Semoga dengan revitalisasi akan membuat orang lebih banyak datang ke terminal,” kata Wali Kota Medan saat mengunjungi Terminal Terpadu Amplas, Rabu (23/1).

RETRIBUSI: Wali Kota Medan menggantikan petugas retribusi Terminal Amplas menyadorokan karcis kepada supir.//Triadi Wibowo/Sumut Pos
RETRIBUSI: Wali Kota Medan menggantikan petugas retribusi Terminal Amplas menyadorokan karcis kepada supir.//Triadi Wibowo/Sumut Pos

Dia menyebutkan, anggaran sekitar Rp10 miliar itu akan diperuntukkan untuk merevitaliasi sejumlah infratruktur terminal Amplas yang berdiri di atas tanah seluas 5 hektar. “Kami mau menciptakan terminal yang  benar-benar membuat masyarakat dan seluruh penumpang nyaman,” ujarnya.
Kunjungan Wali Kota Medan itu didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan Renward Parapat beserta sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemko Medan. Begitu tiba di lokasi, Wali Kota langsung menyambangi tempat pengutipan karcis retribusi  masuk terminal.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu selanjutnya minta penjelasan dari seorang petugas perempuan terkait retribusi serta jumlah kendaraan yang masuk setiap harinya. Ditekannya setiap kali mengutip retribusi, petugas wajib memberikan karcis masuk kepada para supir.  Setelah itu Wali Kota Medan sempat menggantikan kedudukan petugas perempuan  itu beberapa menit.

Sejumlah supir angkutan kota sempat terkejut, sebab yang memberikan karcis retribusi masuk pagi itu bukan petugas perempuan biasanya, melainkan Wali Kota Medan.  Karenanya, beberapa supir sempat grogi  dan salah tingkah. Sambil tersenyum ramah, Wali Kota Medan menyadorokan karcis  dan mempersilahkan supir lewat setelah membayar retribusi.

Meski baru pertama kali melakoninya, tapi Wali Kota dengan tak canggung untuk melayani beberapa supir yang baru memasuki  terminal tersebut. Selanjutnya, Wali Kota Medan mendatangi sejumlah supir yang tengah sarapan pagi di sebuah warung dalam terminal.  Di tempat itu Wali Kota menerima keluhan para supir, terutama tumpang tindih trayek sehingga menyebabkan penumpang berkurang. Kondisi itu menyebabkan penghasilan mereka drastis menurun. “Jadi penghasilan kami sekarang hanya pas-pasan untuk makan sehari-hari saja,” ungkap salah seorang pengemudi angkutan Rahayu.

Atas keluhan itu, Wali Kota langsung memerintahkan kepada Kadishub Medan untuk segera mengkaji ulang trayek sehingga tidak ada yang tumpang tindih. Sedangkan kepada supir, Wali Kota berharap minta memberikan pelayanan yang baik kepada para penumpang sekalipun penumpang berkurang.
“Mungkin dengan pelayanan yang diberikan, penumpang dapat bertahan dan meningkat kembali karena merasa aman dan nyaman selama berkenderaan,” pesannya.

Lebih lanjut, Wali Kota menguji  angkutan Koperasi Pengangkutan Umum  (KPUM) 04 apakah benar-benar layak untuk dioperasikan atau tidak.  Wali Kota juga mengecek kesiapan para pegawai dalam memberikan pelayanan kepada para supir baik supir Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) maupun supir Angkutan Kota Antar  Provinsi (AKAP).  Diteruskan dengan mengecek seluruh ruang dan fasilitas yang dimiliki.

Wali Kota sempat memberikan arahan kepada Kadishub Medan yang harus dilakukan guna mendukung kelancaran operasional terminal. Saat peninjauan yang dilakukan, Wali Kota Medan bertemu dengan seorang pengurus Organda. Pengurus itu menyampaikan sejumlah masukan  dalam rangka  kebaikan terminal tersebut. Di antaranya,  memberikan kemudahan kepada para penumpang  terkait jalur maupun trayek yang ada di terminal tersebut.

“Begitu masuk terminal, maka mereka dengan mudah akan  mengetahui  dimana trayek angutan yang akan dinaiki. Dengan begitu penumpang tidak bingung lagi mencari trayek angkutan yang akan dinaikinya. Usulan dari Organda ini sangat baik, kita segera tindaklanjuti,” ungkapnya.

Disinggung hasil peninjauan yang dilakukan, Wali Kota mengaku kondisi terminal sangat kumuh, terutama bagi depan. Dengan pemandangan seperti itu, orang diyakininya tidak akan mau masuk ke terminal Amplas.  Kemudian, infra struktur  dan fasilitas yang ada harus diperbaiki karena kondisinya tidak layak, terutama kamar mandi.

Terkait dengan usulan kenaikan ongkos angkutan dari  Organda, Wali Kota  menindaklanjutinya dengan  langsung mengecek ke lapangan. Hal itu dilakukan agar terjadi keseimbangan sehingga kenaikan ongkos tidak memberatkan masyarakat. “Jadi peninjauan yang kita lakukan pagi ini, juga dalam rangka untuk mengecek langsung terkait usulan kenaikan ongkos yang diajukan pihak Organda tersebut,” jelasnya. (ial)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru