MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah mengatakan, rekrutmen anggota Dewan Pengawas (Dewas) dan Dewan Komisaris (Dekom) BUMD Pemprovsu bukan dikocok ulang melainkan akan dibuka pendaftaran baru guna mencari sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik untuk mengisi posisi tersebut.
“Gak (bukan dikocok ulang), yang lama tetap. Kita hanya ingin melihat potensi (SDM) yang lebih baik. Jadi yang lama tetap,” katanya kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Jl. Pangeran Diponegoro Medan, Rabu (23/1).
Pernyataan ini ia sampaikan sekaligus mengklarifikasi pemberitaan di media massa beberapa waktu lalu, bahwa adanya rekrutmen ulang untuk posisi anggota Dewas dan Dekom BUMD Pemprovsu yang dibuka sejak Desember 2018.
“Bukan dibatalkan ya, yang lama itu tetap. Jangan sampai salah-salah informasilah, nanti gawat kita,” seloroh pria yang akrab disapa Ijeck mengakhiri.
Dalam pernyataan sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi memberi sinyal akan mengulang tahapan seleksi Dewas dan Dekom BUMD Pemprovsu, lantaran kurang puas dengan hasil seleksi peserta yang telah lulus sampai tahapan wawancara. “Sudah ada (orang-orangnya), tapi saya masih belum puas. Kok masak segitu kualitasnya. Gradenya belum ketemu,” katanya menjawab wartawan di Kantor Gubsu, Jl. P Diponegoro Medan, Rabu (16/1).
Edy ingin nilai grade minimal peserta seleksi Dewas dan Dekom BUMD yang telah mendaftar sebelumnya diangka 9 (sembilan). Menurutnya sudah ada yang mencapai nilai segitu dan melaporkan kepada dirinya.
“Iya, sudah ada yang laporan ke saya, tapi saya suruh dulu cari yang lain. Atau masih ada yang belum sempat ikut atau mendaftar. Artinya mau dibuka lagi,” katanya.
Ia membantah kualitas di antara peserta yang ikut seleksi ini bukan soal memuaskan dan tidak memuaskan. Pemprovsu kata dia harus dipimpin orang-orang hebat karena permasalahan yang ada cukup berat dan pelik.
“Bermacam-macam yang ada di pemprov ini. Banyak tukang ustadz, pendeta, dan tukang tipunya juga banyak,” ujarnya seraya enggan menyebut rata-rata nilai peserta sehingga mekanisme ini harus diulang. “Saya mau sampai ketemu. Tapi kalau tak ada yang lain, tak mungkin awak (saya) impor dari luar,” sambung Edy.
Pernyataan Gubsu lantas menambah isyarat 22 peserta seleksi yang sudah lulus sampai tahap wawancara, akan dikocok ulang alias mengikuti dari awal lagi proses tes untuk duduk sebagai Dekom dan Dewas BUMD. Ironinya, hasil tes wawancara sampai sekarang belum diumumkan pansel kepada publik.
Sementara informasi dan data yang Sumut Pos peroleh, total terdapat 76 peserta yang mengikuti seleksi Dekom dan Dewas BUMD Sumut 2018. Sampai tahapan ujian tertulis, ada sebanyak 22 peserta yang lolos untuk selanjutnya berhak mengikuti tahapan wawancara. Namun, satu peserta diketahui tidak hadir dalam tahapan itu sehingga otomatis gugur dalam seleksi. Alhasil peserta seleksi menyisakan 21 orang lagi.
Ketua Pansel Anggota Dewas dan Dekom BUMD Sumut, R Sabrina sebelumnya terkesan menyembunyikan hasil rekrutmen yang sudah sampai tahapan wawancara. “Itu bukan kewenangan saya. Saya tidak dalam posisi bisa menjawab atau memberi keterangan. Saya hanya ketua tim penilaian, hasil penilaian hanya boleh disampaikan di tingkat Internal,” ujarnya awal Januari lalu.
Dirinya mengaku hanya sebagai tim penilai sehingga tidak memiliki hak untuk menyampaikan hasil seleksi peserta yang dilakukan. Menurutnya Gubernur Edy Rahmayadi yang pas untuk menjawab hasil dari seleksi ini.
“Karena itu belum boleh kami sampaikan. Karena sebagai penilai kami tidak bisa berikan keluar (hasilnya). Kalau misalnya keputusan ini hanya ada di pimpinan, tim penilai ini hanya menilai. Tolong ditanya kepada pimpinan, kami hanya penilai,” pungkasnya.
Diketahui, adapun BUMD yang membutuhkan Dekom dan Dewas baru itu, yakni PDAM Tirtanadi, PD AIJ, PT Perkebunan dan PT Dirga Surya. Adapun nama-nama calon Dekom dan Dewas BUMD Sumut yang namanya masuk dan berhak mengikuti seleksi wawancara, yakni;
Ade Fernanda Wijaya, Akmal Hidayat, Arminsyah, Asrul Masir Harahap, Eddy Sufri Hutasuhut, Eko Sujatmoko, Eko Dermawan, Hardi Mulyono, Hasnudi, Hendra Suryadi, Sandri Alamsyah Harahap, Ikbal Hanafi Hasibuan, Mangindang Ritonga, Marihot Manullang, M Syafril Lubis, Parapat Gultom, Rudi Dogar Harahap, Rustam Effendi, Syahruddin Siregar, Tauhid Ichyar, T Ariefanda Aziz dan Walid Mustafa Sembiring. (prn/ila)