26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Nakes RS Permata Bunda Mogok Kerja, Gaji Belum Dibayar 2 Bulan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan tenaga kesehatan (nakes) medis dan non-medis Rumah Sakit (RS) Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi di depan rumah sakit tersebut Jalan Sisingamangaraja Medan, Selasa (23/2) siang. Aksi tersebut dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar manajemen rumah sakit.

AKSI MOGOK: Tenaga kesehatan, medis dan non-medis, RS Permata Bunda, saat melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi, Selasa (23/2). Aksi dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar.

Menurut Ita, seorang perawat, gaji yang belum dibayar sudah sering terjadi beberapa tahun terakhir. Karena menurutnya, gaji selalu diterima setiap awal bulan.

“Biasanya gaji selalu tanggal satu, tapi ini sudah di atas tanggal 20, belum juga gajian. Makanya, kami gelar aksi ini untuk menuntut gaji kami dibayarkan,” ungkap Ita.

Ita mengaku, sudah 4 hari rumah sakit tempatnya bekerja tidak melayani pasien rawat inap. Pasien yang datang hanya rawat jalan.

“Dokternya sudah tak ada (kerja), soalnya mereka juga belum digaji. Makanya, dokter mogok kerja dan pegawai demo,” imbuhnya.

Tak jauh beda disampaikan perawat lainnya, bernama Doni. Dia mengatakan, mereka mendesak rumah sakit untuk segera membayarkan gaji.

“Kami meminta hak kami, yakni gaji yang belum dibayar. Gaji ini sudah mau masuk 2 bulan,” bebernya.

Selain gaji, lanjutnya, para nakes juga menuntut jaminan kesehatan (BPJS Kesehatan).

“Bagaimana kami, anak atau istri mau berobat, sementara iuran BPJS Kesehatan belum dibayarkan beberapa bulan,” tutur Doni lagi.

Di samping itu, Doni juga menjelaskan, jaminan ketenagakerjaan (BP Jamsostek) juga menunggak. Informasinya sudah 3 bulan iurannya belum dibayar.

“Kami minta manajemen memberi penjelasan terkait gaji, jaminan kesehatan, dan ketenagakerjaan. Kalau memang istilahnya rumah sakit ini sudang enggak bisa lagi, tolonglah dibayarkan. Kami hanya menuntut itu saja, tidak ada yang lain,” katanya.

Dia menyebutkan, para nakes sudah mempertanyakan kepada manajemen mengenai persoalan ini. Tapi, tidak ada kejelasan dengan alasan belum ada uang.

“Manajemen rumah sakit harus memikirkan juga bagaimana kami memenuhi kebutuhan hidup. Gara-gara belum digaji, kami harus meminjam uang untuk membayar sewa rumah, membeli susu anak, dan lain sebagainya,” ujar Doni lagi.

Doni juga mengatakan, meski gaji belum dibayar, iuran BPJS Kesehatan dan BP Jamsostek menunggak, aktivitas pelayanan rumah sakit tetap berjalan seperti biasa. Namun, pelayanan hanya sebatas rawat jalan.

“Kami melayani pasien yang datang untuk berobat. Sebab kami merasa bertanggung jawab dengan pekerjaan kami,” tuturnya.

Dia menyatakan, seluruh pegawai rumah sakit ini belum dibayar gajinya.

“Semua nakes belum digaji, termasuk dokter, jumlahnya ada sekitar 300 orang lebih. Kalau memang alasannya tidak ada uang, harusnya manajemen transparan kepada kami memberikan penjelasan,” sebut Doni.

Sementara itu, Hendrik yang juga perawat RS Permata Bunda, menyatakan, sebelum melakukan aksi, beberapa perwakilan nakes datang ke kediaman pemilik rumah sakit.

“Kami datang dan bertemu dengan pemilik rumah sakit di rumahnya, untuk mempertanyakan kejelasan gaji. Dari pertemuan itu, pemilik rumah sakit minta waktu dan berjanji akan membayarkan gaji,” bebernya.

Hendrik juga menyatakan, 2 bulan gaji yang tertunggak akan dibayarkan secara bertahap. Dia berharap, pemilik rumah sakit menepati janjinya.

“Pada akhir Februari nanti gaji untuk Januari akan dibayar. Sedangkan gaji Februari akan dibayar sebelum 15 Maret,” katanya lagi.

Aksi para nakes berlangsung damai dengan dikawal petugas kepolisian. Namun, aksi yang dilakukan hingga 2 jam lebih itu, tidak mendapat respons manajemen rumah sakit, dan para nakes pun akhirnya membubarkan diri.

Terpisah, Humas RS Permata Bunda, Helmi, yang dihubungi via telepon seluler, tak kunjung bisa dikonfirmasi. (ris/saz)

Teks Foto

M IDRIS/SUMUT POS

AKSI MOGOK: Tenaga kesehatan, medis dan non-medis, RS Permata Bunda, saat melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi, Selasa (23/2). Aksi dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puluhan tenaga kesehatan (nakes) medis dan non-medis Rumah Sakit (RS) Permata Bunda, melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi di depan rumah sakit tersebut Jalan Sisingamangaraja Medan, Selasa (23/2) siang. Aksi tersebut dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar manajemen rumah sakit.

AKSI MOGOK: Tenaga kesehatan, medis dan non-medis, RS Permata Bunda, saat melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi, Selasa (23/2). Aksi dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar.

Menurut Ita, seorang perawat, gaji yang belum dibayar sudah sering terjadi beberapa tahun terakhir. Karena menurutnya, gaji selalu diterima setiap awal bulan.

“Biasanya gaji selalu tanggal satu, tapi ini sudah di atas tanggal 20, belum juga gajian. Makanya, kami gelar aksi ini untuk menuntut gaji kami dibayarkan,” ungkap Ita.

Ita mengaku, sudah 4 hari rumah sakit tempatnya bekerja tidak melayani pasien rawat inap. Pasien yang datang hanya rawat jalan.

“Dokternya sudah tak ada (kerja), soalnya mereka juga belum digaji. Makanya, dokter mogok kerja dan pegawai demo,” imbuhnya.

Tak jauh beda disampaikan perawat lainnya, bernama Doni. Dia mengatakan, mereka mendesak rumah sakit untuk segera membayarkan gaji.

“Kami meminta hak kami, yakni gaji yang belum dibayar. Gaji ini sudah mau masuk 2 bulan,” bebernya.

Selain gaji, lanjutnya, para nakes juga menuntut jaminan kesehatan (BPJS Kesehatan).

“Bagaimana kami, anak atau istri mau berobat, sementara iuran BPJS Kesehatan belum dibayarkan beberapa bulan,” tutur Doni lagi.

Di samping itu, Doni juga menjelaskan, jaminan ketenagakerjaan (BP Jamsostek) juga menunggak. Informasinya sudah 3 bulan iurannya belum dibayar.

“Kami minta manajemen memberi penjelasan terkait gaji, jaminan kesehatan, dan ketenagakerjaan. Kalau memang istilahnya rumah sakit ini sudang enggak bisa lagi, tolonglah dibayarkan. Kami hanya menuntut itu saja, tidak ada yang lain,” katanya.

Dia menyebutkan, para nakes sudah mempertanyakan kepada manajemen mengenai persoalan ini. Tapi, tidak ada kejelasan dengan alasan belum ada uang.

“Manajemen rumah sakit harus memikirkan juga bagaimana kami memenuhi kebutuhan hidup. Gara-gara belum digaji, kami harus meminjam uang untuk membayar sewa rumah, membeli susu anak, dan lain sebagainya,” ujar Doni lagi.

Doni juga mengatakan, meski gaji belum dibayar, iuran BPJS Kesehatan dan BP Jamsostek menunggak, aktivitas pelayanan rumah sakit tetap berjalan seperti biasa. Namun, pelayanan hanya sebatas rawat jalan.

“Kami melayani pasien yang datang untuk berobat. Sebab kami merasa bertanggung jawab dengan pekerjaan kami,” tuturnya.

Dia menyatakan, seluruh pegawai rumah sakit ini belum dibayar gajinya.

“Semua nakes belum digaji, termasuk dokter, jumlahnya ada sekitar 300 orang lebih. Kalau memang alasannya tidak ada uang, harusnya manajemen transparan kepada kami memberikan penjelasan,” sebut Doni.

Sementara itu, Hendrik yang juga perawat RS Permata Bunda, menyatakan, sebelum melakukan aksi, beberapa perwakilan nakes datang ke kediaman pemilik rumah sakit.

“Kami datang dan bertemu dengan pemilik rumah sakit di rumahnya, untuk mempertanyakan kejelasan gaji. Dari pertemuan itu, pemilik rumah sakit minta waktu dan berjanji akan membayarkan gaji,” bebernya.

Hendrik juga menyatakan, 2 bulan gaji yang tertunggak akan dibayarkan secara bertahap. Dia berharap, pemilik rumah sakit menepati janjinya.

“Pada akhir Februari nanti gaji untuk Januari akan dibayar. Sedangkan gaji Februari akan dibayar sebelum 15 Maret,” katanya lagi.

Aksi para nakes berlangsung damai dengan dikawal petugas kepolisian. Namun, aksi yang dilakukan hingga 2 jam lebih itu, tidak mendapat respons manajemen rumah sakit, dan para nakes pun akhirnya membubarkan diri.

Terpisah, Humas RS Permata Bunda, Helmi, yang dihubungi via telepon seluler, tak kunjung bisa dikonfirmasi. (ris/saz)

Teks Foto

M IDRIS/SUMUT POS

AKSI MOGOK: Tenaga kesehatan, medis dan non-medis, RS Permata Bunda, saat melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi, Selasa (23/2). Aksi dilakukan karena 2 bulan gaji mereka belum dibayar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/