25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Sumut jadi Model Kerukunan Umat Beragama

MEDAN- Sumatera Utara (Sumut) menjadi contoh atau model kerukunan antar umat beragama di Indonesia.  Setidaknya pengakuan itu diberikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Senin (23/4).

Sumut dipilih sebagai daerah kajian srategis untuk ditawarkan sebagai solusi ke presiden. “Sumut dipilih karena provinsi ini masyarakatnya heteregon dengan kehidupan antar umat beragamanya relatif kondusif. Hasil penelitian dan kajian ini nantinya akan menjadi solusi paper yang akan diserahkan ke presiden,” kata Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhanas Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Herry Haryanto, dalam kunjungannya di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (23/4).

Lemhanas berkeinginan membuat sebuah rumusan ilmiah dalam membangun kerukunan umat beragama dalam mencapai tujuan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara demi ketahanan nasional. Dalam penelitian yang mereka kembangkan, juga ingin mengetahui persis bagaimana pemahaman aparat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan model kerukunan umat beragama di daerah.

Herry menjelaskan, kajian tersebut sangat penting mereka lakukan mengingat dalam beberapa waktu terakhir banyak muncul konflik sosial di beberapa daerah. Semua konflik tersebut juga disinyalir berkaitan erat dengan persoalan keyakinan dan konflik agama seperti pendirian tempat ibadah, pengrusakan dan penyerangan ke kelompok yang dinilai berbeda aliran seperti Ahmadayah, Syiah dan Sunni.

Staf Ahli Kajian Strategis Lemhanas Mayjen TNI (Purn) Lumban Sianipar mengatakan, harus diakui model kerukunan umat beragama yang selama ini ditunjukkan di Sumut dibangun atas dasar kearifan lokal. Artinya, bukan dibangun oleh pemerintah, tapi masyarakat sendiri memberikan andil.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Sabrina mewakili Plt Gubernur Sumut mengatakan, kerukunan antar umat beragama di Sumut, bukan terjadi dengan sendirinya. Tapi sudah dengan membentuk forum tokoh lintas agama, kemudian dari sisi budaya dan kearifan lokal, serta konsep Dalihan Na Tolu yang cukup kuat dan mengakar. (ari)

MEDAN- Sumatera Utara (Sumut) menjadi contoh atau model kerukunan antar umat beragama di Indonesia.  Setidaknya pengakuan itu diberikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Senin (23/4).

Sumut dipilih sebagai daerah kajian srategis untuk ditawarkan sebagai solusi ke presiden. “Sumut dipilih karena provinsi ini masyarakatnya heteregon dengan kehidupan antar umat beragamanya relatif kondusif. Hasil penelitian dan kajian ini nantinya akan menjadi solusi paper yang akan diserahkan ke presiden,” kata Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhanas Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Herry Haryanto, dalam kunjungannya di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Senin (23/4).

Lemhanas berkeinginan membuat sebuah rumusan ilmiah dalam membangun kerukunan umat beragama dalam mencapai tujuan harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara demi ketahanan nasional. Dalam penelitian yang mereka kembangkan, juga ingin mengetahui persis bagaimana pemahaman aparat pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan model kerukunan umat beragama di daerah.

Herry menjelaskan, kajian tersebut sangat penting mereka lakukan mengingat dalam beberapa waktu terakhir banyak muncul konflik sosial di beberapa daerah. Semua konflik tersebut juga disinyalir berkaitan erat dengan persoalan keyakinan dan konflik agama seperti pendirian tempat ibadah, pengrusakan dan penyerangan ke kelompok yang dinilai berbeda aliran seperti Ahmadayah, Syiah dan Sunni.

Staf Ahli Kajian Strategis Lemhanas Mayjen TNI (Purn) Lumban Sianipar mengatakan, harus diakui model kerukunan umat beragama yang selama ini ditunjukkan di Sumut dibangun atas dasar kearifan lokal. Artinya, bukan dibangun oleh pemerintah, tapi masyarakat sendiri memberikan andil.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan Sabrina mewakili Plt Gubernur Sumut mengatakan, kerukunan antar umat beragama di Sumut, bukan terjadi dengan sendirinya. Tapi sudah dengan membentuk forum tokoh lintas agama, kemudian dari sisi budaya dan kearifan lokal, serta konsep Dalihan Na Tolu yang cukup kuat dan mengakar. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/