27 C
Medan
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Isu Beras Plastik: Warga Tanjung Rejo Resah

Foto: Danil Siregar/Sumut Pos Warga Jalan Katamso Medan Gg Perbatasan, memperlihatkan beras yang diduga sintetis, Jumat (22/5).
Foto: Danil Siregar/Sumut Pos
Warga Jalan Katamso Medan Gg Perbatasan, memperlihatkan beras yang diduga sintetis, Jumat (22/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Keberadaan beras sintetis di kota Medan benar-benar membuat tresah. Apalagi, setelah ditemukan di kawasan Jalan Brigjen Katamso Jumat (22/5) sore, beras berbahan dasar campuran plastik ini juga beredar di kawasan Jalan Mawar Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (22/5) malam.
Seorang anak bernama Bunga Sinda (10) warga Jalan Mawar Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, mengalami pembekakan pada bagian lambung, yang diduga akibat mengonsumsi beras campuran plastik tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, awal kejadian itu diketahui saat bocah kelas 4 SD tersebut merasa kesakitan pada bagian perutnya. Mengetahui anaknya mengalami sakit perut, Suriani (38), ibu kandung korban langsung melarikannya ke Puskesmas Sunggal. Setelah diperiksa dan mendapat perawatan dari dokter di sana, akhirnya diketahui jika bocah tersebut mengalami pembengkakan di bagian lambungnya.
“Muka anak saya pucat, badannya juga lemas dan dia meringis kesakitan di bagian perutnya. Aku bingung kenapa tiba- tiba mendadak sakit. Apalagi jika melihat sakitnya itu seperti sakit yang sudah lama. Padahal, selama ini anak saya ini baik-baik saja dan tidak pernah mengeluh sakit,” ujar Suriani saat ditemui Sumut Pos.
Setelah menerima hasil pemeriksaan dokter di puskesmas, Suriani mengaku cemas. “Aku takut anakku kenapa-kenapa bang, mana kami dari keluarga sederhana. Padahal, anakku sehat- sehat aja selama ini. Jadi, pas aku tanya apa penyebabnya sampai terjadi pembengkakan di lambung anakku, dokter itu menjawab bisa jadi karena faktor makanan,” terangnya.
Selain pembengkakan, masih kata Suriani, anaknya juga mengalami diare. Merasa penasaran, dia pun memeriksa bahan makanan yang membuat kedua putrinya menderita.
“Aku bingung bang, anak keduaku (Debbi, Red) juga mengalami sakit perut. Sudah beberapa hari ini mengalami gangguan pencernaan BAB (diare). Memang aku juga merasakan hal yang sama. Karena penasaran, aku periksa semua bahan makanan yang ada di rumahku bang,” sebutnya.
Mengingat beredarnya kabar ‘beras plastik’, Suriani pun memeriksa satu sak (10 kg) berasnya yang dibeli seminggu lalu. “Kami berpikir, apa mungkin beras yang dibeli anakku ada campuran plastiknya. Kami pun memeriksa beras itu dengan cara memasukkannya ke dalam air beberapa kali, dan memang ada yang mengapung. Tetapi kami belum percaya, dan kami langsung beritahukan kepada kepling,” jelas Suriani.
Mendapat informasi tersebut, Kepling Lingkungan IX, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sihombing, langsung melakukan pemeriksaan dan mengamankan beras itu sebanyak 3 kg. Selanjutnya diserahkan ke pihak Polsek Sunggal.
Suriani mengaku beras yang dibeli anaknya Debbi itu di warung dekat rumahnya. Ia pun meyakini seandainya beras itu memang mengandung plastik, pedagang tersebut tentunya tertipu.
Warga yang tinggal di sekitar rumah Suriani mengaku resah. Mereka khawatir sudah mengonsumsi beras plastik yang dapat menimbulkan penyakit.
“Kami takut bang, apabila beras itu benar-benar campuran plastic, tentunya  itu bisa mengancam kesehatan kami dan anak-anak kami,” ucap tetangga korban sembari berharap polisi dapat segera memastikan apakah beras itu benar-benar sintetis atau tidak.
Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Oscar S Setjo mengakui pihaknya menerima laporan pengaduan terkait beras sintetis tersebut. Namun, pihaknya masih menyelidikinya lebih lanjut.
“Memang ada kita terima laporan dari masyarakat terkait beras sintetis. Akan tetapi, kita masih lakukan pemeriksaan terhadap beras tersebut. Untuk sementara barang bukti beras masih di uji lab dan nanti hasilnya apabila terbukti akan kita sampaikan ke rekan-rekan media,” ujarnya singkat.
Makar
Sementara itu di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo merasa perlu ikut berkomentar tentang persoalan beras plastik yang dalam beberapa hari ini membuat warga waswas. Menurutnya, persoalan beras plastik tidak semata-mata demi keuntungan tetapi sudah ada motif lain di luar ekonomi.
Tjahjo mengatakan, beras memang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Karenanya, hal itu mengundang pihak-pihak yang ingin mengeruk keuntungan dengan mengoplos beras.
Namun, mantan sekretaris jenderal PDI Perjuangan itu juga mensinyalir adanya motif politik di balik kasus beras plastik. “Saya menilai peredaran beras plastik tidak semata mencari keuntungan saja, tapi sudah ada motif politik. Ada usaha makar terhadap negara dan sabotase kepada pemerintah,” kata Tjahjo melalui pesan singkat ke media, Sabtu (23/5).
Karenanya, Tjahjo mendorong intelijen dan kepolisian untuk mengungkap otak di balik beras plastik. Sebab, katanya, menteri perdagangan maupun Bulog sudah berkali-kali membuat pernyataan bahwa sejak Januari lalu tidak ada impor beras.
Tjahjo menegaskan, sudah saatnya tata kelola perberasan nasional dan impor pangan ditata ulang. Menurutnya, hal itu juga mencakup pemberantasan mafia pangan yang sering membuat masyarakat sengsara.
“Harus diusut tuntas. Kita percayakan kepada BIN (Badan Intelijen Negara, red) dan kepolisian, pasti ketemu pelaku dan otak ini semua. Karena sejak Januari tak ada impor beras, berarti ada penyelundupan dengan masuknya beras-beras itu ke Indonesia,” tandasnya.
Karenanya Tahjo selaku mendagri juga sudah mengeluarkan instruksi ke para kepala daerah untuk waspada. “Cermati gelagat ini dengan serius. Lakukan koordinasi, cek lapangan langsung dan pastikan keselamatan warga masyarakat harus diutamakan,” pungkasnya.(gir/ara/ris/ije/jpnn)

Foto: Danil Siregar/Sumut Pos Warga Jalan Katamso Medan Gg Perbatasan, memperlihatkan beras yang diduga sintetis, Jumat (22/5).
Foto: Danil Siregar/Sumut Pos
Warga Jalan Katamso Medan Gg Perbatasan, memperlihatkan beras yang diduga sintetis, Jumat (22/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Keberadaan beras sintetis di kota Medan benar-benar membuat tresah. Apalagi, setelah ditemukan di kawasan Jalan Brigjen Katamso Jumat (22/5) sore, beras berbahan dasar campuran plastik ini juga beredar di kawasan Jalan Mawar Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat (22/5) malam.
Seorang anak bernama Bunga Sinda (10) warga Jalan Mawar Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, mengalami pembekakan pada bagian lambung, yang diduga akibat mengonsumsi beras campuran plastik tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, awal kejadian itu diketahui saat bocah kelas 4 SD tersebut merasa kesakitan pada bagian perutnya. Mengetahui anaknya mengalami sakit perut, Suriani (38), ibu kandung korban langsung melarikannya ke Puskesmas Sunggal. Setelah diperiksa dan mendapat perawatan dari dokter di sana, akhirnya diketahui jika bocah tersebut mengalami pembengkakan di bagian lambungnya.
“Muka anak saya pucat, badannya juga lemas dan dia meringis kesakitan di bagian perutnya. Aku bingung kenapa tiba- tiba mendadak sakit. Apalagi jika melihat sakitnya itu seperti sakit yang sudah lama. Padahal, selama ini anak saya ini baik-baik saja dan tidak pernah mengeluh sakit,” ujar Suriani saat ditemui Sumut Pos.
Setelah menerima hasil pemeriksaan dokter di puskesmas, Suriani mengaku cemas. “Aku takut anakku kenapa-kenapa bang, mana kami dari keluarga sederhana. Padahal, anakku sehat- sehat aja selama ini. Jadi, pas aku tanya apa penyebabnya sampai terjadi pembengkakan di lambung anakku, dokter itu menjawab bisa jadi karena faktor makanan,” terangnya.
Selain pembengkakan, masih kata Suriani, anaknya juga mengalami diare. Merasa penasaran, dia pun memeriksa bahan makanan yang membuat kedua putrinya menderita.
“Aku bingung bang, anak keduaku (Debbi, Red) juga mengalami sakit perut. Sudah beberapa hari ini mengalami gangguan pencernaan BAB (diare). Memang aku juga merasakan hal yang sama. Karena penasaran, aku periksa semua bahan makanan yang ada di rumahku bang,” sebutnya.
Mengingat beredarnya kabar ‘beras plastik’, Suriani pun memeriksa satu sak (10 kg) berasnya yang dibeli seminggu lalu. “Kami berpikir, apa mungkin beras yang dibeli anakku ada campuran plastiknya. Kami pun memeriksa beras itu dengan cara memasukkannya ke dalam air beberapa kali, dan memang ada yang mengapung. Tetapi kami belum percaya, dan kami langsung beritahukan kepada kepling,” jelas Suriani.
Mendapat informasi tersebut, Kepling Lingkungan IX, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Sihombing, langsung melakukan pemeriksaan dan mengamankan beras itu sebanyak 3 kg. Selanjutnya diserahkan ke pihak Polsek Sunggal.
Suriani mengaku beras yang dibeli anaknya Debbi itu di warung dekat rumahnya. Ia pun meyakini seandainya beras itu memang mengandung plastik, pedagang tersebut tentunya tertipu.
Warga yang tinggal di sekitar rumah Suriani mengaku resah. Mereka khawatir sudah mengonsumsi beras plastik yang dapat menimbulkan penyakit.
“Kami takut bang, apabila beras itu benar-benar campuran plastic, tentunya  itu bisa mengancam kesehatan kami dan anak-anak kami,” ucap tetangga korban sembari berharap polisi dapat segera memastikan apakah beras itu benar-benar sintetis atau tidak.
Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Oscar S Setjo mengakui pihaknya menerima laporan pengaduan terkait beras sintetis tersebut. Namun, pihaknya masih menyelidikinya lebih lanjut.
“Memang ada kita terima laporan dari masyarakat terkait beras sintetis. Akan tetapi, kita masih lakukan pemeriksaan terhadap beras tersebut. Untuk sementara barang bukti beras masih di uji lab dan nanti hasilnya apabila terbukti akan kita sampaikan ke rekan-rekan media,” ujarnya singkat.
Makar
Sementara itu di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo merasa perlu ikut berkomentar tentang persoalan beras plastik yang dalam beberapa hari ini membuat warga waswas. Menurutnya, persoalan beras plastik tidak semata-mata demi keuntungan tetapi sudah ada motif lain di luar ekonomi.
Tjahjo mengatakan, beras memang dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Karenanya, hal itu mengundang pihak-pihak yang ingin mengeruk keuntungan dengan mengoplos beras.
Namun, mantan sekretaris jenderal PDI Perjuangan itu juga mensinyalir adanya motif politik di balik kasus beras plastik. “Saya menilai peredaran beras plastik tidak semata mencari keuntungan saja, tapi sudah ada motif politik. Ada usaha makar terhadap negara dan sabotase kepada pemerintah,” kata Tjahjo melalui pesan singkat ke media, Sabtu (23/5).
Karenanya, Tjahjo mendorong intelijen dan kepolisian untuk mengungkap otak di balik beras plastik. Sebab, katanya, menteri perdagangan maupun Bulog sudah berkali-kali membuat pernyataan bahwa sejak Januari lalu tidak ada impor beras.
Tjahjo menegaskan, sudah saatnya tata kelola perberasan nasional dan impor pangan ditata ulang. Menurutnya, hal itu juga mencakup pemberantasan mafia pangan yang sering membuat masyarakat sengsara.
“Harus diusut tuntas. Kita percayakan kepada BIN (Badan Intelijen Negara, red) dan kepolisian, pasti ketemu pelaku dan otak ini semua. Karena sejak Januari tak ada impor beras, berarti ada penyelundupan dengan masuknya beras-beras itu ke Indonesia,” tandasnya.
Karenanya Tahjo selaku mendagri juga sudah mengeluarkan instruksi ke para kepala daerah untuk waspada. “Cermati gelagat ini dengan serius. Lakukan koordinasi, cek lapangan langsung dan pastikan keselamatan warga masyarakat harus diutamakan,” pungkasnya.(gir/ara/ris/ije/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru