32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jaga Kelestarian Ekosistem Mangrove, Ini 5 Rekomendasi Pakar dari USU

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Mangrove menjadi dasar rantai makanan di perairan pesisir. Hal ini karena lebih dari setengah kehidupan pesisir selalu bergantung pada keberadaan Mangrove untuk menjaga kelestarian populasi mereka.

Menurut pakar Tropical Ecology and Biodiversity Conservation Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara (USU), Onrizal PhD, sekitar 2/3 biota akuatik hanya hadir pada mangrove yang masih baik dan tidak ditemukan pada mangrove yang rusak. “Sebagai contoh, hampir seluruh udang hasil tangkap di Selat Malaka sangat tergantung pada mangrove,” katanya saat kuliah umum yang digelar Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Teuku Umar, Aceh, Kamis (20/5/2022).

Atas dasar itu, maka Onrizal memastikan pengelolaan ekosistem Mangrove berkelanjutan menjadi hal yang wajib dilakukan demi memastikan keberlangsungan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, ia menyampaikan 5 rekomendasi pengelolaan ekosistem Mangrove secara berkelanjutan.

Rekomendasi tersebut yakni pertama, mempertahankan Mangrove yang baik sebagai prioritas utama- zero degradasi dan deforestasi. Kedua, memulihkan mangrove yang rusak secara integratif. Ketiga, pengembangan teknik dan tata kelola tambak-mangrove yang produktif dan lestari pada kawasan mangrove yang sudah terlanjur ada tambaknya.

“Keempat, melakukan berbagai kajian mulai dari penelitian dasar, peneltian terapan sampai penelitian pengembangan, dan kelima meningkatkan promosi pemanfaatan mangrove yang berkelanjutan,” pungkas Onrizal. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Mangrove menjadi dasar rantai makanan di perairan pesisir. Hal ini karena lebih dari setengah kehidupan pesisir selalu bergantung pada keberadaan Mangrove untuk menjaga kelestarian populasi mereka.

Menurut pakar Tropical Ecology and Biodiversity Conservation Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara (USU), Onrizal PhD, sekitar 2/3 biota akuatik hanya hadir pada mangrove yang masih baik dan tidak ditemukan pada mangrove yang rusak. “Sebagai contoh, hampir seluruh udang hasil tangkap di Selat Malaka sangat tergantung pada mangrove,” katanya saat kuliah umum yang digelar Program Studi Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Teuku Umar, Aceh, Kamis (20/5/2022).

Atas dasar itu, maka Onrizal memastikan pengelolaan ekosistem Mangrove berkelanjutan menjadi hal yang wajib dilakukan demi memastikan keberlangsungan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, ia menyampaikan 5 rekomendasi pengelolaan ekosistem Mangrove secara berkelanjutan.

Rekomendasi tersebut yakni pertama, mempertahankan Mangrove yang baik sebagai prioritas utama- zero degradasi dan deforestasi. Kedua, memulihkan mangrove yang rusak secara integratif. Ketiga, pengembangan teknik dan tata kelola tambak-mangrove yang produktif dan lestari pada kawasan mangrove yang sudah terlanjur ada tambaknya.

“Keempat, melakukan berbagai kajian mulai dari penelitian dasar, peneltian terapan sampai penelitian pengembangan, dan kelima meningkatkan promosi pemanfaatan mangrove yang berkelanjutan,” pungkas Onrizal. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/