MEDAN, SUMUTPOS.CO – Realisasi vaksinasi Covid-19 yang menyasar kepada masyarakat lanjut usia (lansia) di Kota Medan, masih jauh dari target. Dari total 265.007 orang lansia di Kota Medan, baru terealisasi sebanyak 68.968 orang atau baru terealisasi 26,02 persen.
Data tersebut merupakan data realisasi pelaksanaan vaksin yang di update KPCPEN per 21 Juni 202 lalu. Ditanya mengenai hal ini, Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution mengakui, jika vaksinasi untuk lansia relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan kategori lainnya, yakni pelayan publik dan nakes.
Pasalnya, kategori lansia memang lebih sulit untuk mendapatkan fasilitas vaksinasi dikarenakan masalah pendamping saat ingin melakukan vaksinasi. “Kadang-kadang lansia ini butuh pendamping, sementara keluarganya yang masih muda memiliki aktivitas pada siang hari sehingga tidak bisa mendampingi. Sedangkan vaksinasi ini hanya bisa dilakukan siang hari, karena kalau gelap, para nakes kita tak berani melakukan vaksinasi,” ujar Bobby Nasution kepada Sumut Pos, Rabu (23/6).
Menurut Bobby, beberapa cara telah disampaikan, salah satunya agar para lansia ini dapat didampingi oleh kepala lingkungan (Kepling) bila tidak ada keluarganya di rumah yang dapat mendampingi. “Kita sudah minta itu sama kepling, coba dampingi lansia-lansia di lingkungannya. Tapi kadang-kadang yang namanya lansia, orangtua kita ini, masih lebih nyaman kalau sama keluarganya sendiri,” ucapnya.
Bobby juga mengatakan, Pemko Medan telah melakukan upaya-upaya ‘jemput bola’. Salah satunya, dengan membuat layanan vaksinasi untuk lansia di Puskesmas. “Kalau jauh vaksinasi (Drive Thru) di Polonia, di Puskesmas pun boleh. Bahkan ada yang kita buat program, kalau ada lansia divaksin, pendampingnya juga boleh ikut divaksin juga. Ini program-program seperti ini jugakan untuk memancing para orangtua kita agar mau divaksin. Masalah yang paling besar itu adalah pendampingnya, itu saja,” ujarnya.
Bobby pun mengungkapkan, hingga kemarin, total masyarakat Kota Medan yang sudah divaksinasi mencapai 46 persen. “Kenapa beberapa hari ini sedikit saja kenaikannya? Yang saya sampaikan kemarin, itu dari Kemenkes umur 50 tahun belum boleh ya, sekarang sudah boleh. Tentunya, total dari jumlah penduduk kita yang divaksin meningkat. Kedepannya kita terus berkolaborasi termasuk dengan BUMN, targetnya per hari bisa 5 ribu yang divaksin,” katanya.
Berdasarkan data update KPCPEN per 21 Juni 2021, jumlah masyarakat Kota Medan yang menjadi target sasaran vaksin berjumlah 582.127 orang. Rinciannya, tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 26.283 orang, lansia 265.007 orang, dan pelayan publik 290.837 orang. Adapun rincian yang sudah divaksinasi, yakni nakes sebanyak 24.540 orang atau 93,37 persen, lansia 68.968 orang atau 26,02 persen, dan pelayan publik 174.651 orang atau 60,05 persen.
Dengan demikian, dari 582.127 orang yang menjadi sasaran target vaksinasi dari 3 kategori itu, baru 268.159 orang yang sudah divaksinasi, atau total 46,07 persen dari total target.
Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes, juga turut membenarkan hal itu. Kepada Sumut Pos, Mardohar mengatakan, angka realisasi jumlah vaksinasi yang menyasar kepada masyarakat lansia memang masih cukup rendah. “Tapi angkanya terus bertambah, walaupun memang sedikit lambat kalau dibanding masyarakat kategori pelayan publik dan tenaga kesehatan,” ucap Mardohar kepada Sumut Pos, (23/6).
Dikatakan Mardohar, ada beberapa faktor yang membuat progres realisasi lansia lebih lambat bila dibandingkan pelayan publik maupun tenaga kesehatan. Alasan paling umum, cukup banyak para lansia yang masih takut untuk di vaksin. “Masih ada sebagian orangtua yang takut untuk di vaksin, namanya juga orangtua. Tapi begitupun, cukup banyak juga lansia yang bersedia bahkan sangat berharap untuk di vaksin,” ujar Mardohar.
Untuk itu, Mardohar berharap, semua pihak dapat membantu pemerintah dalam menyampaikan edukasi akan pentingnya vaksinasi. Hal itu harus dilakukan, agar masyarakat tidak terpengaruh akan berita-berita Hoax yang menyatakan vaksinasi dapat membahayakan jiwa.
Selain rasa takut, terang Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kota Medan itu, cukup banyak lansia yang saat ini tidak di vaksin dengan alasan tidak memiliki pendamping saat hendak di vaksin di Puskesmas. Namun Dihapus Kesehatan tidak bisa menerima alasan itu sepenuhnya. Da untuk itu, Dinas Kesehatan mengaku siap ‘menjemput bola’ untuk vaksinasi para lansia.
“Makanya sekarang ada program bawa dua lansia (untuk vaksinasi), satu di vaksin gratis. Itu salah satu inovasi agar realisasi lansia ini bisa lebih cepat berjalan. Yang penting kita harapkan peran masyarakat, sampaikan kepada orangtua kita bahwa vaksinasi itu aman dan baik untuk mereka,” katanya.
Selain itu, terang Mardohar, Pemko Medan juga terus berusaha untuk meningkatkan realisasi masyarakat lansia agar dapat di vaksinasi, salah satunya dengan membuat kategori lansia dengan rentan usia yang lebih luas, yakni usia 45 tahun ke atas yang disebut dengan masyarakat pra lansia. “Semua untuk mempermudah pelaksanaan vaksin itu. Kita lihat keinginan masyarakat (untuk divaksin) juga makin baik,” terangnya.
Terkait efektivitas vaksinasi Drive Thru di Lanud Soewondo, Mardohar mengatakan vaksinasi Drive Thru masih sangat bermanfaat dalam mendongkrak jumlah masyarakat yang divaksinasi. “Alhamdulillah masih terus dimanfaatkam masyarakat untuk vaksinasi. Harapan kita kedepannya, bisa lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan fasilitas vaksinasi Drive Thru,” tutupnya. (map)