25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nilai di Bawah Rata-rata, 214 Caba Poldasu Lulus

MEDAN-Sebanyak 214 calon bintara (caba) dari 2.000 peserta yang mencoba peruntungan menjadi polisi melalui jalur Poldasu lolos seleksi. Namun, mereka lolos dengan nilai di bawah rata-rata.

Parahnya lagi seharusnya Poldasu memiliki kuota 400 bintara, namun hanya 214 saja yang diloloskan. Selanjutnya ke 214 bintara ini akan bertarung lagi melakukan supervisi saat tim Mabes Polri datang ke Markas Poldasu.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Poldasu, Kombes Pol Tjahyono Prawoto mengatakan, tingkat kelulusan tahun ini sangat ironi, karena kuota (jatah) kelulusan di Polda Sumut sebenarnya berjumlah 400 peserta.

“Nilai rata-rata peserta cukup rendah, yakni dengan nilai 40. Mabes Polri menetapkan kuota dari Polda Sumut memang 400-ann
tapi yang dinyatakan lulus hanya 214. Mau bagaimana lagi dibuat? Kualitas pelamar ini memang belum maksimal,” ujar Tjahyono, Senin (23/7) siang.
Dikatakan Tjahyono, sebenarnya pihaknya menyayangkan tingkat kelulusan dengan jumlah kuota yang tersedia itu, namun hanya setengahnya saja yang berhasil dinyatakan lolos.

“Panitia tidak mungkin memaksakan kehendak dengan meluluskan peserta berdasarkan kuota yang ada,” sebutnya.

Dikatakannya, jika pihaknya memaksakan untuk meluluskan peserta yang lain, tentunya mereka akan menjadi polisi yang tidak berkualitas.
“Mau jadi polisi apa nanti, terus nanti kalau tingkahnya rusak, bikin jelek nama polisi, kamu juga nanti yang memberitakannya,” guraunya.
Perwira berpangkat melati tiga itu menyebutkan, standar nilai kelulusan yang ditentukan, memang hanya berhasil meloloskan 214 peserta yang memenuhi syaratnya.

“Minimal nilai akademiknya harus 40. Ini pun sebenarnya sudah jelek. Seandainya nilai minimal dibuat nilai 50, maka yang lulus cuma 35 peserta saja,” ujarnya sambil menghela nafas.

Saat disinggung di mata pelajaran mana saja kelemahan peserta, dengan tegas Tjahyono menjawab semua mata pelajaran peserta lemah. Baik itu, mata pelajaran Pengetahuan Umum, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Semuanya rendah.
“Cobalah tanya ke Diknas Sumut. Yang buat soal tes kan juga dari Diknas, terus mengapa bisa begini hasilnya,” keluh Tjahyono.
Tjahyono memastikan, 214 bintara yang lulus ini kelulusan masih akan bertarung lagi, untuk melakukan supervisi oleh panitia tingkat pusat dari Mabes Polri.

“Semuanya tergantung Mabes Polri. Kalau ada hal-hal tertentu yang di nilai panitia pusat pesertanya tidak layak, tidak menutup kemungkinan dari 214 ini bakal diciutkan lagi,” jelasnya.

Ditambahkan Tjahyono, berkaitan dengan Calon Tamtama (Catam), dari sekitar 600 peserta yang mendaftar, dinyatakan lulus sebanyak 65 peserta. “Jumlah ini sudah sesuai dengan kuota yang ditentukan,” pungkas Tjahyono. (mag-12)

MEDAN-Sebanyak 214 calon bintara (caba) dari 2.000 peserta yang mencoba peruntungan menjadi polisi melalui jalur Poldasu lolos seleksi. Namun, mereka lolos dengan nilai di bawah rata-rata.

Parahnya lagi seharusnya Poldasu memiliki kuota 400 bintara, namun hanya 214 saja yang diloloskan. Selanjutnya ke 214 bintara ini akan bertarung lagi melakukan supervisi saat tim Mabes Polri datang ke Markas Poldasu.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia (Karo SDM) Poldasu, Kombes Pol Tjahyono Prawoto mengatakan, tingkat kelulusan tahun ini sangat ironi, karena kuota (jatah) kelulusan di Polda Sumut sebenarnya berjumlah 400 peserta.

“Nilai rata-rata peserta cukup rendah, yakni dengan nilai 40. Mabes Polri menetapkan kuota dari Polda Sumut memang 400-ann
tapi yang dinyatakan lulus hanya 214. Mau bagaimana lagi dibuat? Kualitas pelamar ini memang belum maksimal,” ujar Tjahyono, Senin (23/7) siang.
Dikatakan Tjahyono, sebenarnya pihaknya menyayangkan tingkat kelulusan dengan jumlah kuota yang tersedia itu, namun hanya setengahnya saja yang berhasil dinyatakan lolos.

“Panitia tidak mungkin memaksakan kehendak dengan meluluskan peserta berdasarkan kuota yang ada,” sebutnya.

Dikatakannya, jika pihaknya memaksakan untuk meluluskan peserta yang lain, tentunya mereka akan menjadi polisi yang tidak berkualitas.
“Mau jadi polisi apa nanti, terus nanti kalau tingkahnya rusak, bikin jelek nama polisi, kamu juga nanti yang memberitakannya,” guraunya.
Perwira berpangkat melati tiga itu menyebutkan, standar nilai kelulusan yang ditentukan, memang hanya berhasil meloloskan 214 peserta yang memenuhi syaratnya.

“Minimal nilai akademiknya harus 40. Ini pun sebenarnya sudah jelek. Seandainya nilai minimal dibuat nilai 50, maka yang lulus cuma 35 peserta saja,” ujarnya sambil menghela nafas.

Saat disinggung di mata pelajaran mana saja kelemahan peserta, dengan tegas Tjahyono menjawab semua mata pelajaran peserta lemah. Baik itu, mata pelajaran Pengetahuan Umum, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia. Semuanya rendah.
“Cobalah tanya ke Diknas Sumut. Yang buat soal tes kan juga dari Diknas, terus mengapa bisa begini hasilnya,” keluh Tjahyono.
Tjahyono memastikan, 214 bintara yang lulus ini kelulusan masih akan bertarung lagi, untuk melakukan supervisi oleh panitia tingkat pusat dari Mabes Polri.

“Semuanya tergantung Mabes Polri. Kalau ada hal-hal tertentu yang di nilai panitia pusat pesertanya tidak layak, tidak menutup kemungkinan dari 214 ini bakal diciutkan lagi,” jelasnya.

Ditambahkan Tjahyono, berkaitan dengan Calon Tamtama (Catam), dari sekitar 600 peserta yang mendaftar, dinyatakan lulus sebanyak 65 peserta. “Jumlah ini sudah sesuai dengan kuota yang ditentukan,” pungkas Tjahyono. (mag-12)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/