23.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Pengakuan Polisi yang Dipukuli Oknum Aparat

Saya tak Ada Memaki dan Menilangnya…

DIPUKULI: Pipi Bripka Junior Lumban Siantar  dipukuli masih diperban.//Jhonson Siahaan/sumut pos
DIPUKULI: Pipi Bripka Junior Lumban Siantar yang dipukuli masih diperban.//Jhonson Siahaan/sumut pos

MEDAN-Personel Sat Lantas Polresta Medan yang dipukuli dua oknum aparat saat bertugas di Jalan Brigjen Katamso, simpang Jalan Letjen Suprapto Sabtu (14/7) lalu, Bripka Junior Lumban Siantar (34) buka-bukaan soal pemukulan yang dialaminya.

Saat ditemui di rumahnya Asrama Polisi (Aspol) Pasar Merah Me dan, di Jalan HM Joni/Jalan Menteng Raya Blok G No 2, Junior Lumban Siantar ditemani istrinya, Riris Rumapea (36) dan tiga anaknya. Di pipi Junior Lumban Siantar masih melekat perban yang menutupi lukanya. Pipi Junior Lumban Siantar mendapat 7 jahitan di pipi dan 4 jahitan di kepala.

Junior Lumban Siantar mengatakan, Sabtu siang itu dirinya melihat mobil Toyota Yaris warna putih BK 1982 OK melintas dari arah Jalan Letjen Suprapto dengan kecepatan sedang.

“Saat itu lampu lalulintas merah dan mobil itu menerobos lampu merah,” katanya.
Dia langsung mengejar mobil tersebut hingga ke depan kantor BPN Sumut.

“Dia saya kejar dengan sepeda motor dan saya suruh berhenti. Namun, dia berhenti dan berhentinya di tengah  jalan,” tambahnya.

Pengendara mobil berinisial NF, warga Jalan Kapten Sumarsono Helvetia itu tetap berhenti di tengah jalan sehingga jalanan menjadi macet.
Junior Lumban Siantar lalu tak jadi menilang mobil tersebut dan memilih meninggalkan mobil tersebut dan mengatur arus lalulintas agar lancar.
“Saya pun balik ke Pos Sat Lantas tepat berada di simpang Jalan Brigjend Katamso/Jalan Suprapto dan duduk kembali bersama dengan rekan saya Brigadir AR Dani,” paparnya.

Tak berapa lama kemudian dua pria mengendarai sepada motor langsung datang dan tiba-tiba memukulinya.

Junior mengaku, dirinya langsung terjatuh dan begitu bangkit pria tersebut dengan cepat memukul kepalanya dengan memakai kursi.
“Kursi tempat saya duduk pun ikut melayang,” ucapnya.

Setelah itu, tambah Junior, dia pun dibawa warga ke RS Elisabeth untuk berobat.

“Warga langsung cepat membawa saya ke RS Elisabet dan saya pun berobat. Saya berobat selama satu minggu. Saya sama sekali tak ada memaki atau memarahinya dan saya memintanya agar menunjukkan SIM-nya tapi tak jadi karena keburu macet karena dia berhenti di tengah jalan dan saya pun meninggalkannya,” akunya.

Junior mengaku, kasus tersebut sudah dilaporkannya ke Sat Reskrim Polresta Medan dan POM.

Junior berharap agar kasusnya secepatnya ditangani. Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Risya SIK mengaku, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Sat Reskrim Polresta Medan dan ke POM. (jon)

Saya tak Ada Memaki dan Menilangnya…

DIPUKULI: Pipi Bripka Junior Lumban Siantar  dipukuli masih diperban.//Jhonson Siahaan/sumut pos
DIPUKULI: Pipi Bripka Junior Lumban Siantar yang dipukuli masih diperban.//Jhonson Siahaan/sumut pos

MEDAN-Personel Sat Lantas Polresta Medan yang dipukuli dua oknum aparat saat bertugas di Jalan Brigjen Katamso, simpang Jalan Letjen Suprapto Sabtu (14/7) lalu, Bripka Junior Lumban Siantar (34) buka-bukaan soal pemukulan yang dialaminya.

Saat ditemui di rumahnya Asrama Polisi (Aspol) Pasar Merah Me dan, di Jalan HM Joni/Jalan Menteng Raya Blok G No 2, Junior Lumban Siantar ditemani istrinya, Riris Rumapea (36) dan tiga anaknya. Di pipi Junior Lumban Siantar masih melekat perban yang menutupi lukanya. Pipi Junior Lumban Siantar mendapat 7 jahitan di pipi dan 4 jahitan di kepala.

Junior Lumban Siantar mengatakan, Sabtu siang itu dirinya melihat mobil Toyota Yaris warna putih BK 1982 OK melintas dari arah Jalan Letjen Suprapto dengan kecepatan sedang.

“Saat itu lampu lalulintas merah dan mobil itu menerobos lampu merah,” katanya.
Dia langsung mengejar mobil tersebut hingga ke depan kantor BPN Sumut.

“Dia saya kejar dengan sepeda motor dan saya suruh berhenti. Namun, dia berhenti dan berhentinya di tengah  jalan,” tambahnya.

Pengendara mobil berinisial NF, warga Jalan Kapten Sumarsono Helvetia itu tetap berhenti di tengah jalan sehingga jalanan menjadi macet.
Junior Lumban Siantar lalu tak jadi menilang mobil tersebut dan memilih meninggalkan mobil tersebut dan mengatur arus lalulintas agar lancar.
“Saya pun balik ke Pos Sat Lantas tepat berada di simpang Jalan Brigjend Katamso/Jalan Suprapto dan duduk kembali bersama dengan rekan saya Brigadir AR Dani,” paparnya.

Tak berapa lama kemudian dua pria mengendarai sepada motor langsung datang dan tiba-tiba memukulinya.

Junior mengaku, dirinya langsung terjatuh dan begitu bangkit pria tersebut dengan cepat memukul kepalanya dengan memakai kursi.
“Kursi tempat saya duduk pun ikut melayang,” ucapnya.

Setelah itu, tambah Junior, dia pun dibawa warga ke RS Elisabeth untuk berobat.

“Warga langsung cepat membawa saya ke RS Elisabet dan saya pun berobat. Saya berobat selama satu minggu. Saya sama sekali tak ada memaki atau memarahinya dan saya memintanya agar menunjukkan SIM-nya tapi tak jadi karena keburu macet karena dia berhenti di tengah jalan dan saya pun meninggalkannya,” akunya.

Junior mengaku, kasus tersebut sudah dilaporkannya ke Sat Reskrim Polresta Medan dan POM.

Junior berharap agar kasusnya secepatnya ditangani. Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol M Risya SIK mengaku, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Sat Reskrim Polresta Medan dan ke POM. (jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/