MEDAN- Akhirnya, 3 jenazah pekerja wanita Indonesia yang meninggal karena kecelakaan lalu-lintas di Johor Bharu Malaysia tiba di tanah kelahiran. Tangis dan rasa haru pun melanda keluarga yang menjemput mayat ini di Terminal Kargo Bandara Polonia Medan kemarin (23/7).
Staf PT Kabasco, Fachruddin menyatakan ada 4 TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang meninggal dalam kejadian tersebut. Tetapi, 1 jenazah lagi belum bisa kembali ke Medan, karena ada permasalahan berkas. “Dari 4 TKW, 3 mayatnya yang sudah kembali. Satu lagi belum pasti. Karena masih ada kendala. Yang pasti kita usahakan secepatnya,” ujarnya saat ditemui di terminal kargo tersebut.
Dijelaskannya, jenazah dibawa melalui pesawat Malaysia Airlines dari Kuala Lumpur. Sebelumnya, pihaknya yaitu perusahaan penyalur TKI ini sudah mendapat kabar dari Malaysia pada Senin dini hari (22/7) bahwa telah terjadi kecelakaan yang menewaskan para pekerjanya. “Kejadiannya pada Minggu Siang (21/7), sekitar pukul 12.50 wib. Katanya terjeadi kecelakaan mobil tunggal, dan semua isi dari mobil meninggal,” jelasnya.
Pada saat itu, mobil Toyota Hilux yang dikendarai berisi 4 TKW, dan 1 Supir yang merupakan warga Malaysia yang bernama Mokhtar Khalid (43). Kecelakaan tersebut terjadi di jalan bebas hambatan di Johor Bharu saat mobil menuju Gelang Patah. Namun, secara mendadak mobil selip dan terguling. “Dari kabar yang saya dapat, para korban langsung dibawa rumah sakit Sultanah Aminah dan dan meninggal di sana,” ujarnya.
Karena kejadiannya pada hari minggu, dirinya merasa bahwa para korban ini dalam perjalanan liburan, bukan dinas. Karena menggunakan mobil pribadi. “Tetapi, ada juga yang bilang mereka sedang berbelanja untuk kebutuhan keluarga mereka. Maksudnya, selama mereka kerja. Pada umumnya merekakan kerja di kilang,” tambahnya.
Keempat jenazah tersebut Marini warga Jalan Ayahanda, Kota Medan, kemudian Sehate warga Kabupaten Langkat, dan Desi Anggreani warga Kampung Kolam, Percut Sei Tuan, Deli Serdang. “Kalau Desi, sudah jalan tahun ke 3 kerjanya. Marini dan Sehate sudah memasuki tahun ke 6,” lanjutnya.
Saat ini, masih ada 1 korban yang belum dikembalikan ke tanah air karena permasalahan administrasi. Dimana, nama paspor tidak sesuai dengan nama pribadi. Korban tersebut bernama Imleda warga Branda yang sudah bekerja selama 1 tahun.
Sementara itu, Maliki Ginting (51) yang merupakan ayah dari Sehate masih belum percaya bahwa anaknya sudah meninggal. Walaupun, pada Senin dini harinya dia sudah mendapatkan kabar. “Hanya saja, waktu di telpon, mereka bilang apakah saya keluarga dari Desi Anggraini?. Saya bilang bukan, saya orangtua Sehate. Mereka bilang iya, sama saja, karena putri bapak mengalami kecelakaan bersama Desi Anggraini. Saat tahu itu, saya matikan telpon, gak mau dengar,” ujarnya. Tetapi, akhirnya dirinya bersedia untuk datang ke terminal kargo untuk menjemput mayat sang putri. “Ternyata memang meninggal di Sehate,” ungkapnya.
Sementara itu, Sepupu Desi Anggraini, Rima menyatakan bahwa sebenarnya pada September mendatang Desi sudah berniat untuk pulang ke Sumut. “Kita maunya pada lebaran, tetapi gak bisa, karena tidak dikasih,” ungkapnya.
Kehadiran Rima pun ditemani oleh sang keponakan, Aldi Armansyah yang merupakan anak dari Desi Anggraini. “Awalnya Aldi tidak mau ikut, tapi saya bilang kita mau jemput ibu. Baru dia mau ikut,” tutupnya. (ram)