26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ulos akan Dipamerkan di Belanda

MEDAN- Pecinta kain, seperti Ulos, akan mendapat kebanggaan sendiri. Bagaimana tidak, Ulos, kain asal Batak ini akan dipamerkan dalam salah satu pameran terbesar dunia, Floriade di Belanda.

Pameran kesenian 10 tahunan ini, akan memperkenalkan ulos sebagai salah satu produk kebudayaan Indonesia. Dan Torang Sitorus, sebagai salah satu kolektor ulos ini akan memperkenalkan berbagai Ulos yang terinspirasi dari Danau Biru atau Danau Toba. “Iya, tepatnya di kota Venlo, Belanda, dan kita akan berangkat tanggal 27 mendatang,” ujar Torang.

Bukan hanya memperkenalkan ulos dalam pameran tersebut, bahkan nantinya akan menunjukkan demo tenun ulos. “Kita juga membawa para penenun yang berasal dari Samosir, alat tenun nya juga berasal dari sana,” lanjut Torang. Ada sekitar 50 an ulos yang akan ditunjukkan oleh Torang. Dimana ulos tersebut bukan hanya yang dapat digunakan untuk adat, tetapi juga fashion. “Untuk zaman sekarang, fashion itu lebih ke etnik (budaya). Jadi, ulos yang dipamerkan juga berupa yang dapat digunakan untuk fashion,” ungkapnya.

Salah satunya, dengan memperkenalkan ulos yang terbuat dari bahan sutra. Selain berkesan etnik, juga memberikan kesan mewah. “Kalau bahan sutra kan memberi kesan mewah dan elegan,” lanjutnya.

Pemilihan Ulos yang terispirasi dari Danau Toba, dijelaskan Torang sebagai ajang promosi danau yang berasal dari letusan gunung ini. Selain itu, pada umumnya wisatawan asal Belanda lebih memilih Danau Toba saat mengunjungi Sumatera Utara. Selain itu, banyak juga artefak Batak yang masih berada di Negeri Kincir Angin tersebut. “Bukan hanya menjadi milik pemerintah Belanda, bahkan ada sebagian artefak Batak tersebut yang dimiliki secara pribadi. Yang saat ini sedang kita perjuangkan agar dapat kembali,” ungkapnya.

Pameran kesenian yang berlangsung sejak April hingga Oktober mendatang ini, bukan hanya memperkenalkan ulos, tetapi berbagai kesenian dari Batak Samosir, seperti tarian, musik, dan lainnya. “Bahkan, nantinya kita akan tampil di panggung utama untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan ini,” lanjutnya. Dimana manggungnya akan berlangsung pada 30 Agustus mendatang.

Dijelaskan Torang, misi memperkenalkan kebudayaan ini hasil kerjasama antara Kementrian Pariwisata dan Kabupaten Samosir. “Saat kita ditelpon sama kementrian pariwisata, rasanya bangga sekali. Karena kita mendapat kesempatan untuk memperkenalkan budaya kita,” lanjut Torang. Sebelum budaya Batak, pameran yang berlangsung selama 6 bulan ini, telah menampilkan berbagai kebudayaan Indonesia, seperti dari Papua, Sumbawa, dan Jawa. “Dari Batak sebagai puncaknya,” tambahnya.

Selain mengisi pameran kesenian dan kebudayaan, nantinya kebudayaan Batak ini juga akan tampil dalam pesta rakyat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Deenhaag. “Sama seperti penampilan di panggung Floriade, kita akan tampil dengan tarian, dan musik Batak,” tambahnya. Di KBRI ini, acara yang diusung merupakan Pesta Rakyat, selain memamerkan budaya, berbagai jenis makanan daerah juga disajikan. (ram)
Rencananya, ada sekitar 12 orang yang akan berangkat menuju Belanda. (ram)

MEDAN- Pecinta kain, seperti Ulos, akan mendapat kebanggaan sendiri. Bagaimana tidak, Ulos, kain asal Batak ini akan dipamerkan dalam salah satu pameran terbesar dunia, Floriade di Belanda.

Pameran kesenian 10 tahunan ini, akan memperkenalkan ulos sebagai salah satu produk kebudayaan Indonesia. Dan Torang Sitorus, sebagai salah satu kolektor ulos ini akan memperkenalkan berbagai Ulos yang terinspirasi dari Danau Biru atau Danau Toba. “Iya, tepatnya di kota Venlo, Belanda, dan kita akan berangkat tanggal 27 mendatang,” ujar Torang.

Bukan hanya memperkenalkan ulos dalam pameran tersebut, bahkan nantinya akan menunjukkan demo tenun ulos. “Kita juga membawa para penenun yang berasal dari Samosir, alat tenun nya juga berasal dari sana,” lanjut Torang. Ada sekitar 50 an ulos yang akan ditunjukkan oleh Torang. Dimana ulos tersebut bukan hanya yang dapat digunakan untuk adat, tetapi juga fashion. “Untuk zaman sekarang, fashion itu lebih ke etnik (budaya). Jadi, ulos yang dipamerkan juga berupa yang dapat digunakan untuk fashion,” ungkapnya.

Salah satunya, dengan memperkenalkan ulos yang terbuat dari bahan sutra. Selain berkesan etnik, juga memberikan kesan mewah. “Kalau bahan sutra kan memberi kesan mewah dan elegan,” lanjutnya.

Pemilihan Ulos yang terispirasi dari Danau Toba, dijelaskan Torang sebagai ajang promosi danau yang berasal dari letusan gunung ini. Selain itu, pada umumnya wisatawan asal Belanda lebih memilih Danau Toba saat mengunjungi Sumatera Utara. Selain itu, banyak juga artefak Batak yang masih berada di Negeri Kincir Angin tersebut. “Bukan hanya menjadi milik pemerintah Belanda, bahkan ada sebagian artefak Batak tersebut yang dimiliki secara pribadi. Yang saat ini sedang kita perjuangkan agar dapat kembali,” ungkapnya.

Pameran kesenian yang berlangsung sejak April hingga Oktober mendatang ini, bukan hanya memperkenalkan ulos, tetapi berbagai kesenian dari Batak Samosir, seperti tarian, musik, dan lainnya. “Bahkan, nantinya kita akan tampil di panggung utama untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan ini,” lanjutnya. Dimana manggungnya akan berlangsung pada 30 Agustus mendatang.

Dijelaskan Torang, misi memperkenalkan kebudayaan ini hasil kerjasama antara Kementrian Pariwisata dan Kabupaten Samosir. “Saat kita ditelpon sama kementrian pariwisata, rasanya bangga sekali. Karena kita mendapat kesempatan untuk memperkenalkan budaya kita,” lanjut Torang. Sebelum budaya Batak, pameran yang berlangsung selama 6 bulan ini, telah menampilkan berbagai kebudayaan Indonesia, seperti dari Papua, Sumbawa, dan Jawa. “Dari Batak sebagai puncaknya,” tambahnya.

Selain mengisi pameran kesenian dan kebudayaan, nantinya kebudayaan Batak ini juga akan tampil dalam pesta rakyat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Deenhaag. “Sama seperti penampilan di panggung Floriade, kita akan tampil dengan tarian, dan musik Batak,” tambahnya. Di KBRI ini, acara yang diusung merupakan Pesta Rakyat, selain memamerkan budaya, berbagai jenis makanan daerah juga disajikan. (ram)
Rencananya, ada sekitar 12 orang yang akan berangkat menuju Belanda. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/