MEDAN, SUMUTPOS.CO – Adam dan Malik, bayi kembar siam dempet perut yang telah menjalani operasi pemisahan tubuh mereka masing-masing, bakal pulang ke kampung halamannya di Tapanuli Utara (Taput).
Dijadwalkan, bayi dari pasangan Juliadi Silitonga dan Nurida ini bisa pulang ke tempat tinggalnya pada Senin (26/8).
“Sesuai jadwal, waktu pemulangan sekitar pukul 10.00 WIB,” ungkap Kasubag Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa), Jumat (23/8).
Rosa mengaku, proses pemulangan bayi kembar itu akan dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, pihak Dinas Kesehatan Sumut dan bupati serta instansi terkait Taput. “Untuk kondisi kedua bayi semakin membaik. Akan tetapi masih butuh penanganan atau pengawasan dokter,” ujarnya.
Kata Rosa, pada dasarnya kedua bayi tersebut memang benar-benar sudah sehat. Namun, orang tua mereka perlu mendapat pembelajaran agar bagaimana ke depannya merawat si kembar. “Supaya tidak ada masalah ke depan dengan kesehatan si kembar, sudah diberikan pembelajaran bagi kedua orang tuanya,” tukas Rosa.
Sebelumnya, bayi kembar siam yang sempat dempet perut ini berhasil dipisah tubuhnya oleh tim medis RSUP H Adam Malik melalui operasi pada, Selasa bulan lalu (23/7). Kedua bayi yang kini berusia 8 hampir bulan menjalani proses operasi pemisahan sekitar lima jam lamanya. Operasi dilakukan karena dari hasil analisis tim dokter ada pembuluh darah yang menyeberang.
“Ada bagian dari hati yang menyatu dengan jarak 4,2 cm. Hatinya menempel sedikit karena ada jaringan yang lengket. Selain itu, ada pembuluh darah yang menyeberang,” ujar Sekretaris Tim Dokter Penanganan Adam dan Malik, dr Rizky Adriansyah SpA.
Diketahui, Adam dan Malik tidak lahir di RSUP Haji Adam Malik. Melainkan, di RSUD Sibolga pada tanggal 22 November 2018 lalu. Bayi tersebut lahir dengan memiliki berat 4,7 kg dan tinggi 45,55 cm.
Menurut orang tua bayi, Juliadi Silitonga mengaku tidak ada firasat dan tanda apapun mendapatkan anak kembar saat kehamilan sang istri. Hanya saja, ketika masa kehamilan, perut istrinya lebih besar dari kehamilan pada anak sebelumnya.
“Memang selama kehamilan istri saya tidak pernah diperiksa ke puskesmas atau bidan, hanya dukun kampung saja. Dukun kampung itu curiga dan menyarankan untuk di USG karena melihat perutnya lebih besar tak seperti kehamilan biasanya. Ternyata benar, hasil USG istri saya hamil bayi kembar siam sehingga harus melahirkan operasi di RSU Sibolga,” ujar Juliad Silitonga. (ris)