Simoncelli Tewas setelah Tertabrak Valentino Rossi dan Colin Edwards
SEPANG-Bintang muda MotoGP Marco Simoncelli merupakan salah satu yang paling seru ditonton di musim 2011 ini.
Sayang, dia seru ditonton bukan hanya karena kecepatan dan aksi yang luar biasa. Pembalap Honda Gresini itu juga sering diperhatikan karena berkali-kali terjatuh di awal musim ini.
Banyak penggemar MotoGP yang sering bercanda dan tertawa, kapan si kribo bakal terjatuh lagi saat lomba. Di pusingan kedua Grand Prix Malaysia di Sirkuit Sepang kemarin (23/10), Simoncelli kembali jatuh.
Tapi, kali ini tidak ada yang berani tertawa atau mencemooh. Sebab, kali ini Simoncelli tak lagi bisa bangun dan berdiri. Kali ini Simoncelli benar-benar pergi untuk selamanya.
Kecelakaan itu benar-benar menyeramkan. Start dari posisi kelima, pembalap 24 tahun tersebut sedang berada di urutan keempat saat memasuki tikungan kesebelas. Di tikungan ke kanan itu, Simoncelli kehilangan kontrol bagian depan motor dan terjatuh.
Apes, motor tersebut menindih badan Simoncelli, menyeretnya melewati lintasan ke arah kanan. Motor itu melintas tepat di depan Colin Edwards (Tech 3 Yamaha) dan Valentino Rossi (Ducati) yang sedang melaju kencang.
Tragedi tak terelakkan. Edwards dan Rossi menghantam badan dan leher Simoncelli secara menyeramkan. Helm Simoncelli sampai terlepas dan badan pembalap Italia itu terseret dengan kepala tanpa helm! Edwards ikut terpelanting. Sementara itu, Rossi masih mampu menyelamatkan motor dan kembali ke lintasan setelah melintasi rumput di sisi sirkuit.
Sesudah tabrakan, badan Simoncelli tergeletak beberapa menit, sama sekali tidak ada gerakan. Ambulans membawanya ke medical center Sepang yang terletak tak jauh dari paddock dan pit lane. Tim medis pun bekerja keras, mencoba menyelamatkan Simoncelli. Namun, Simoncelli tak terselamatkan. Pukul 16.56 waktu setempat (15.56 WIB) dia disebut mengembuskan napas terakhirnya.
“Dia mengalami trauma serius di kepala, leher, dan dada. Ketika tim medis menghampirinya, dia sudah tidak sadarkan diri. Di dalam ambulans, kami sudah memulai CPR (cardiac pulmonary resuscitation, Red),” ungkap Michele Macchiagodena, medical director MotoGP. “(Setiba di medical center) kami melanjutkan CPR selama 45 menit karena kami berpikir ingin menolongnya sebisanya. Sayang, dia sudah tidak mungkin ditolong. Pada pukul 16.56 kami harus mengumumkan kematiannya,” lanjutnya.
Grand Prix Malaysia pun dibatalkan karena tragedi itu. “Semua yang terlibat di MotoGP menyampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga, teman, dan tim Marco atas tragedi itu,” bunyi pernyataan resmi MotoGP, yang menyertai pengumuman tewasnya pembalap berjuluk SuperSic tersebut.
Chairman Sirkuit Sepang Mokhzani Mahathir ikut menyampaikan rasa sedihnya lewat pernyataan resmi. Dia menegaskan bahwa pihak sirkuit telah berbuat maksimal. “Itu kecelakaan yang tergolong sulit terjadi, di mana helm pembalap sampai terlepas. Saya yakin bahwa FIM (federasi balap motor dunia, Red) dan MotoGP akan menyelidiki itu sampai tuntas,” ujarnya.
Alangkah ironis dan menyedihkannya tragedi itu. Sebab, Simoncelli seolah baru saja memperbaiki reputasi dengan berkali-kali meraih hasil baik di beberapa lomba terakhir. Bahkan, di lomba terakhir di Australia (16/10), dia mampu meraih finis terbaik dalam karirnya di seri paling bergengsi tersebut: finis kedua di belakang Casey Stoner.
Menjelang GP Malaysia itu, Simoncelli sudah bertekad melanjutkan hasil baik tersebut. Walau start kelima, dia yakin bisa melejit ke depan dan bersaing untuk berebut podium.
“Saya tak sabar mengikuti lomba. Saya merasa percaya diri bisa bersaing dengan tiga pembalap tercepat di baris terdepan,” kata Simoncelli setelah babak kualifikasi Sabtu lalu (22/10).
Bukan hanya itu. Simoncelli baru-baru ini juga berhasil mengamankan kontrak istimewa. Honda memperpanjang kontraknya sebagai pembalap factory, berhak terus mendapatkan motor versi terbaik untuk musim 2012. Rencananya, di era baru 1.000 cc itu, dia tetap “dititipkan” bersama Honda Gresini.
Dengan motor 1.000 cc yang lebih besar (kini 800 cc), Simoncelli yang bertubuh besar untuk MotoGP (183 cm) tersebut seharusnya bakal diuntungkan. Banyak yang memprediksi, Simoncelli – juara dunia 250 cc pada 2008 – bakal luar biasa tahun depan dan meraih sejumlah kemenangan.
Kini Simoncelli justru menjadi bagian sedih dari sejarah MotoGP. Dia menjadi pembalap kelas tertinggi pertama yang tewas sejak Daijiro Katoh di Suzuka, Jepang, pada 2003. Waktu itu Katoh juga membalap untuk Honda Gresini.
Di arena grand prix motor, dia menjadi korban kedua dalam dua tahun berturut-turut. September tahun lalu pembalap Moto2 Showa Tomizawa tewas di Misano, Italia. Kecelakaan Tomizawa mirip dengan yang dialami Simoncelli, badannya ditabrak pembalap lain. (*)