29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Polusi Asap, Sekolah di Medan Diliburkan

Dari informasi yang dihimpun, BMKG Wilayah I Medan mencatat konsentrasi partikulat PM10 mencapai 549,12 micro gram per meter kubik (Mg/M3) atau masuk dalam kategori berbahaya.

Kondisi ini jauh dari Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yaitu 150 Mg/M3.

“Kondisi udara ini sangat tidak sehat,” kata Staf Pelayanan Informasi dan Jasa BMKG Wilayah I Medan, Kristin Matondang.

Dia memaparkan, kabut asap meningkat di Kota Medan karena dibawa angin yang bergerak dari Tenggara. Angin membawa asap dari wilayah Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

“Ini murni karena hembusan angin. Titik panas terpantau di wilayah Sumut tidak ada. Sedangkan hotspot tersebar di Riau, Jambi dan Sumsel,” ujarnya.

Amatan di di informasi pemantau partikular PM10 BMKG Wilayah I Medan pada pukul 16.00 WIB tercatat turun ke kondisi baik. Namun, pada pukul 18.30 WIB kembali naik, dan terakhir pukul 21.00 WIB berada di pencapaian 300-an Mg/M3 atau dalam kategori tidak sehat.

Kabut asap kiriman ini menebalkan sejumlah wilayah di Sumut. Selain Kota Medan dan Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) yang terus diselimuti kabut asap, Kota Lubukpakam juga makin tertutup oleh pekatnya asap. Jarak pandang yang memburuk mengacaukan jadwal penerbangan.

Kondisi asap yang menganggu jarak pandang ini mengakibatkan lima penerbangan dibatalkan dan delapan lainnya mengalami penundaan (delay).

“Hingga malam ini, ada 5 flight batal dan 8 lainnya delay,” kata Manager Airport Duty KNIA, Ufnizar menjawab Sumut Pos, Jumat (23/10) malam. (ted/ris/omi/gus/prn/ril/val)

Dari informasi yang dihimpun, BMKG Wilayah I Medan mencatat konsentrasi partikulat PM10 mencapai 549,12 micro gram per meter kubik (Mg/M3) atau masuk dalam kategori berbahaya.

Kondisi ini jauh dari Nilai Ambang Batas (NAB) konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yaitu 150 Mg/M3.

“Kondisi udara ini sangat tidak sehat,” kata Staf Pelayanan Informasi dan Jasa BMKG Wilayah I Medan, Kristin Matondang.

Dia memaparkan, kabut asap meningkat di Kota Medan karena dibawa angin yang bergerak dari Tenggara. Angin membawa asap dari wilayah Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

“Ini murni karena hembusan angin. Titik panas terpantau di wilayah Sumut tidak ada. Sedangkan hotspot tersebar di Riau, Jambi dan Sumsel,” ujarnya.

Amatan di di informasi pemantau partikular PM10 BMKG Wilayah I Medan pada pukul 16.00 WIB tercatat turun ke kondisi baik. Namun, pada pukul 18.30 WIB kembali naik, dan terakhir pukul 21.00 WIB berada di pencapaian 300-an Mg/M3 atau dalam kategori tidak sehat.

Kabut asap kiriman ini menebalkan sejumlah wilayah di Sumut. Selain Kota Medan dan Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) yang terus diselimuti kabut asap, Kota Lubukpakam juga makin tertutup oleh pekatnya asap. Jarak pandang yang memburuk mengacaukan jadwal penerbangan.

Kondisi asap yang menganggu jarak pandang ini mengakibatkan lima penerbangan dibatalkan dan delapan lainnya mengalami penundaan (delay).

“Hingga malam ini, ada 5 flight batal dan 8 lainnya delay,” kata Manager Airport Duty KNIA, Ufnizar menjawab Sumut Pos, Jumat (23/10) malam. (ted/ris/omi/gus/prn/ril/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/