29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Sidang Pemilihan Presiden Mahasiswa Unimed Ricuh

Adu Jotos, Dua Luka-luka

MEDAN-Sidang hari ketiga pemilihan Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) ricuh, Jumat (24/12). Sidang juga diwarnai dengan aksi pemukulan oleh dua kubu yang bersaing dalam memperebutkan kursi presiden mahasiswa. Dua mahasiswa, Benardo Sinambela (22), warga Jalan Tuasan dan Dodi Irwansyah (23), warga Sidomulia, mengalami luka-luka di wajah.

Menurut Dodi Irwansyah kejadian pemukulan berawal dari sikap tidak fairplay nya pimpinan sidang. Dodi Irwansyah yang nenjadi korban pemukulan melihat sidang yang berjalan terkesan dipaksakan dan adanya intervensi dari pihak rektorat yang mengangkat Agus Khairul Umri Siregar sebagai ketua secara aklamasi.

“Kita coba melakukan interupsi atas beberapa kebijakan yang diambil ketua sidang. Namun, saat itu melalui kebijakan rektorat III, sidang terus dilanjutkan tanpa mempedulikan interupsi dan saran dari peserta lainnya,”ungkap Dodi Irwansyah, saat ditemui di rumah warga yang tak jauh dari kampus Unimed.

Tidak hanya itu saja bahkan kehadiran rektorat di dalam ruang menjadi pemicu ricuh di dalam ruang sidang. Kesan intervensi yang begitu kuat dari Rektor III, Albiner Ambarita, ditengarai sebagai biang keributan. Akibatnya persitegangan urat antara kedua kubu yang tidak bisa didinginkan oleh ketua sidang dan rektorat membuat aksi semakin memuncak yang berujung pengeroyokan dan pemukulan.

Sebelumnya dari pengakuan sejumlah mahasiswa yang menjadi peserta sidang mengaku, jika sidang awalnya berjalan secara kondusif. Namun, kehadiran Rektorat yang memaksakan sidang untuk dipercepat dan terkesan memilih ketua sesuai keinginannya membuat suasana tidak kondusif dan memancing sejumlah peserta sidang dari kubu ketua terpilih langsung mendatangi dan memukuli korban Bernardo.

“Saat itu Menwa memang coba mengamankan tapi tidak mampu berbuat banyak, bahkan ketika kami coba mengabadikan kasus pengeroyokan lewat HP Menwa malah melarang kami. Tidak hanya itu saja, Dodi Irwansyah yang coba melerai sejumlah mahasiswa yang memukuli Benardo, justru ikut dipukuli.

Kalau memang ada intervensi dari awal, untuk apa diadakan sidang,”timpal salah seorang  peserta sidang yang enggan disebutkan namanya.  Atas kejadian itu, korban Bernardo mengatakan akan melanjutkan kasus pemukulan yang dialaminya ke ranah hukum
“Kita tidak salahkan sebuah sidang yang diwarnai dengan perdebatan, namun dalam hal ini seharusnya jangan ada pemukulan ini kan tindakan kriminal. Dalam hal ini saya akan melaporkan kasus pemukulan yang saya alami ke pihak kepolisian. Sehingga ada yang bertanggung jawab,”sebut Bernardo.

Sementara itu Pihak Rektorat III, Albiner Ambarita  yang coba dikonfirmasi atas kejadian tersebut tidak dapat dihubungi. Bahkan saat berulang kali dihubungi wartawan koran ini, tyelepon selulernya sedang dialihkan. (uma)

Adu Jotos, Dua Luka-luka

MEDAN-Sidang hari ketiga pemilihan Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) ricuh, Jumat (24/12). Sidang juga diwarnai dengan aksi pemukulan oleh dua kubu yang bersaing dalam memperebutkan kursi presiden mahasiswa. Dua mahasiswa, Benardo Sinambela (22), warga Jalan Tuasan dan Dodi Irwansyah (23), warga Sidomulia, mengalami luka-luka di wajah.

Menurut Dodi Irwansyah kejadian pemukulan berawal dari sikap tidak fairplay nya pimpinan sidang. Dodi Irwansyah yang nenjadi korban pemukulan melihat sidang yang berjalan terkesan dipaksakan dan adanya intervensi dari pihak rektorat yang mengangkat Agus Khairul Umri Siregar sebagai ketua secara aklamasi.

“Kita coba melakukan interupsi atas beberapa kebijakan yang diambil ketua sidang. Namun, saat itu melalui kebijakan rektorat III, sidang terus dilanjutkan tanpa mempedulikan interupsi dan saran dari peserta lainnya,”ungkap Dodi Irwansyah, saat ditemui di rumah warga yang tak jauh dari kampus Unimed.

Tidak hanya itu saja bahkan kehadiran rektorat di dalam ruang menjadi pemicu ricuh di dalam ruang sidang. Kesan intervensi yang begitu kuat dari Rektor III, Albiner Ambarita, ditengarai sebagai biang keributan. Akibatnya persitegangan urat antara kedua kubu yang tidak bisa didinginkan oleh ketua sidang dan rektorat membuat aksi semakin memuncak yang berujung pengeroyokan dan pemukulan.

Sebelumnya dari pengakuan sejumlah mahasiswa yang menjadi peserta sidang mengaku, jika sidang awalnya berjalan secara kondusif. Namun, kehadiran Rektorat yang memaksakan sidang untuk dipercepat dan terkesan memilih ketua sesuai keinginannya membuat suasana tidak kondusif dan memancing sejumlah peserta sidang dari kubu ketua terpilih langsung mendatangi dan memukuli korban Bernardo.

“Saat itu Menwa memang coba mengamankan tapi tidak mampu berbuat banyak, bahkan ketika kami coba mengabadikan kasus pengeroyokan lewat HP Menwa malah melarang kami. Tidak hanya itu saja, Dodi Irwansyah yang coba melerai sejumlah mahasiswa yang memukuli Benardo, justru ikut dipukuli.

Kalau memang ada intervensi dari awal, untuk apa diadakan sidang,”timpal salah seorang  peserta sidang yang enggan disebutkan namanya.  Atas kejadian itu, korban Bernardo mengatakan akan melanjutkan kasus pemukulan yang dialaminya ke ranah hukum
“Kita tidak salahkan sebuah sidang yang diwarnai dengan perdebatan, namun dalam hal ini seharusnya jangan ada pemukulan ini kan tindakan kriminal. Dalam hal ini saya akan melaporkan kasus pemukulan yang saya alami ke pihak kepolisian. Sehingga ada yang bertanggung jawab,”sebut Bernardo.

Sementara itu Pihak Rektorat III, Albiner Ambarita  yang coba dikonfirmasi atas kejadian tersebut tidak dapat dihubungi. Bahkan saat berulang kali dihubungi wartawan koran ini, tyelepon selulernya sedang dialihkan. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/