Site icon SumutPos

Bandit Bersenpi Masih Bebas

Tembak-Ilustrasi
Tembak-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tekad kepolisian untuk membasmi kejahatan di Kota Medan terus diuji. Selain masih ada oknum polisi yang terlibat dalam kejahatan, seperti kasus di J City, niat tembak tempat untuk penjahat nakal pun masih terbatas untuk kejahatan tertentu. Buktinya, bandit bersenjata api yang melakukan penembakan terhadap atlet binaraga Sumut masih bebas berkeliaran.

Ya, masih ingat dengan kasus penembakan yang terjadi pada Lilik Ruspianto (39), atlet binaraga Sumut? Atlet binaan Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Kota Medan ini diberondong tembakan oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor matik pada Kamis (22/1) tengah malam lalu. Lilik ditembak saat mengendarai mobil Toyota Vios hitam BK 1457 HJ, di Jalan Yayasan/ Gaperta Ujung, sekitar 100 meter tak jauh dari rumahnya. Namun, hingga kini dua pelaku tersebut belum juga tertangkap. Padahal, polisi sudah mengumpulkan alat bukti dan keterangan saksi.

Tak pelak, hal itu membuat Lilik khawatir. “Masih resahlah karena pelakunya belum ditangkap. Rasa was-was masih terus menghantui saya setiap saat. Apalagi kalau pergi keluar untuk beraktivitas,” ujarnya saat mendatangi kantor Polresta Medan untuk mengambil telepon genggamnya yang disita sementara oleh polisi, kemarin (24/2).

Ia menyebutkan, sampai saat ini pelaku yang menembaknya menggunakan peluru berdiameter 9 milimeter belum teridentifikasi. “Belum ada kejelasan sampai sekarang siapa pelakunya. Padahal, saya berharap polisi bisa cepat mengungkap kasus ini,” ucap Lilik dengan berjalan sedikit pincang.

Menurutnya, terkait kasus ini beberapa pelatih dan manajer Familiy Fitnes, tempatnya bekerja, diperiksa. “Kalau enggak salah ada empat orang yang dimintai keterangan polisi sebagai saksi untuk mendalami motifnya,” beber Lilik.

Disinggung apakah sebelumnya ia pernah berselisih paham atau punya masalah di tempat kerjanya maupun tempat lain, Lilik mengaku tidak ada. “Enggak ada konflik atau permasalahan sebelumnya. Saya baik-baik saja selama ini,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengaku, pihaknya masih terus melakukan proses penyelidikan. “Sudah sempat kita amankan dua orang yang diduga pelaku. Namun, karena tidak ada alat bukti yang kuat jadi kita tidak tahan,” katanya.

Bram juga mengaku, pelaku kenal dengan korban. Namun, ketika disinggung satu profesi atau rekan bisnisnya, ia enggan membeberkan. “Belum bisa dijelaskan karena masih didalami. Selain itu, karena privasi dan praduga tak bersalah,” dalih mantan penyidik KPK ini.

Ditanya terkait motif sebenarnya soal penembakan tersebut, Bram sendiri enggan memberikan keterangan secara detil. “Intinya pelaku ini tidak suka sama korban, itu saja. Kalau saya kasih tau lebih dalam, susah lah nanti penyelidikannya,” jawab Bram.

Ia menyebut, meski begitu pihaknya tetap memantau keberadaan kedua orang yang dicurigai tersebut sambil mencari alat bukti yang kuat. Berdasarkan keterangan Bram sebelumnya, proyektil yang menembus pinggang korban berdiameter 9 milimeter. Proyektil itu diletuskan dari senjata jenis FN.

Terkait kasus penembakan, Polresta Medan juga pernah menangani kasus penembakan sopir pemilik Swalayan Terpimpin Delitua bernama Misnan (55) warga Jalan Pamah Gang Bunga, Delitua. Akibat ditembus 4 timah panas itu, Misnan yang sempat menjalani perawatan di RS Santa Elisabeth Medan akhirnya meninggal dunia karena banyak kehabisan darah.

Peluru yang menembus tubuh Misnan diketahui berdiameter 9 milimeter dan diletuskan dari jenis senjata api yang sama yakni FN. Apakah dalam kasus ini ada kaitannya antara pelaku penembakan Lilik dengan Misnan, yang diduga kuat merupakan pembunuh bayaran, Bram mengaku masih mendalaminya.

“Kasus penembakan memang beberapa kali terjadi. Beberapa waktu lalu ada kejadian penembakan di Sergai (Serdang Bedagai). Untuk mengetahui itu semua, kita melakukan perbandingan proyektil di labfor,” katanya.

Ia menjelaskan, sejauh ini hasil labfor belum diterima Polresta Medan. “Memang sama-sama berdiameter 9 milimeter. Namun alurnya itukan berbeda, makanya kita masih menunggu hasilnya,” ungkap Bram.

Seperti diberitakan sebelumnya, tindak tegas polisi kepada penjahat nekat telah dibuktikan pada Minggu (22/2) dini hari. Adalah seorang pelaku spesialis pencuri mobil yang terparkir di pinggir jalan, Nismanto alias Manto (37) warga Jalan Sukarela Timur, Desa Lau Dendang, Percut Seituan, roboh didor petugas Unit Reskrim Polsek Percut Seituan.

Pelaku yang dikenal sebagai agen jual beli kendaraan bermotor roda empat ini dihadiahkan polisi dua timah panas pada kedua betisnya. Ditembaknya otak pelaku komplotan curanmor di wilayah hukum Polsek Percut Seituan ini lantaran berusaha melawan petugas saat diciduk di rumahnya, Minggu sekira pukul 03.00 WIB. (ris/rbb)

Exit mobile version