30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dibawa ke Medan Jam 3 Pagi, Balik ke Jakarta Pukul 2 Siang

Foto: ricardo/jpnn Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut
Foto: ricardo/jpnn
Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut

SUMUTPOS.CO – Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut tak akan melupakan kejadian pada Rabu (18/2) lalu. Saat itu, Daniel disandera para penumpang Lion Air yang telantar karena maskapai tersebut mengalami delay berantai.

Padahal, niat Daniel saat itu sangat mulia. Dia ingin menangani delay maskapai tempatnya bekerja. Sayangnya, dia malah terkepung di tengah ribuan penumpang yang sudah dikuasai amarah.

Emosi para penumpang itu tersulut karena tak mendapatkan kepastian tentang jadwal penerbangan. Ketika Daniel datang, mereka langsung mengepungnya. Para penumpang sudah tahu jika Daniel adalah petinggi di maskapai milik Rusdi Kirana tersebut.

“Saat itu, saya masih di kantor jam 8 malam dan kemarahan penumpang sudah akumulasi,” terang Daniel.

Daniel sudah melakukan berbagai cara untuk meredam emosi para penumpang. Salah satunya ialah berjanji bakal memberikan kompensasi pada para penumpang ketika sudah sampai di Medan.

Sayangnya, usaha Daniel jauh panggang dari api. Para penumpang yang telantar itu tak mau mendengarkan janji-janji utopis Daniel. Alhasil, Daniel dibawa ke Medan sebagai jaminan agar para penumpang mendapat uang kompensasi.

“Itu Kamis pagi jam 3, saya dibawa ke Medan. Saya disandera penumpang, untuk dibawa terbang menjamin bahwa di Medan akan diberikan uangnya. Sudah saya bilang pas sampai di sana nanti dapat uang pengganti, tapi mereka nggak percaya,” tambah Daniel.

Foto: ricardo/jpnn Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut
Foto: ricardo/jpnn
Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut

SUMUTPOS.CO – Direktur Operasi Lion Air, Daniel Putut tak akan melupakan kejadian pada Rabu (18/2) lalu. Saat itu, Daniel disandera para penumpang Lion Air yang telantar karena maskapai tersebut mengalami delay berantai.

Padahal, niat Daniel saat itu sangat mulia. Dia ingin menangani delay maskapai tempatnya bekerja. Sayangnya, dia malah terkepung di tengah ribuan penumpang yang sudah dikuasai amarah.

Emosi para penumpang itu tersulut karena tak mendapatkan kepastian tentang jadwal penerbangan. Ketika Daniel datang, mereka langsung mengepungnya. Para penumpang sudah tahu jika Daniel adalah petinggi di maskapai milik Rusdi Kirana tersebut.

“Saat itu, saya masih di kantor jam 8 malam dan kemarahan penumpang sudah akumulasi,” terang Daniel.

Daniel sudah melakukan berbagai cara untuk meredam emosi para penumpang. Salah satunya ialah berjanji bakal memberikan kompensasi pada para penumpang ketika sudah sampai di Medan.

Sayangnya, usaha Daniel jauh panggang dari api. Para penumpang yang telantar itu tak mau mendengarkan janji-janji utopis Daniel. Alhasil, Daniel dibawa ke Medan sebagai jaminan agar para penumpang mendapat uang kompensasi.

“Itu Kamis pagi jam 3, saya dibawa ke Medan. Saya disandera penumpang, untuk dibawa terbang menjamin bahwa di Medan akan diberikan uangnya. Sudah saya bilang pas sampai di sana nanti dapat uang pengganti, tapi mereka nggak percaya,” tambah Daniel.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/