26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penyebaran Covid-19 di Medan Terus Meningkat, Kasus Naik, tapi BOR Turun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih menunjukkan tren peningkatan. Meski begitu, Dinas Kesehatan Kota Medan mengklaim, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit justru mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, Rabu (23/2), jumlah kasus baru Covid-19 di Kota Medan bertambah 1.408 kasus. Secara kumulatif, total sudah ada 61.408 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan.

Jumlah ini naik 267 kasus dibandingkan pada Selasa (22/2) lalu yang jumlahnya 1.141 kasus dalam sehari. Sementara angka kesembuhan masih jauh di bawah angka penularan, yakni sebanyak 538 orang dan mencatatkan tiga kasus meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah mengatakan, Kota Medan memang masih menunjukkan tren peningkatan kasus yang cukup tinggi, terutama dari para pelaku perjalanan. “Peningkatan memang belum berhenti untuk saat ini. Kalau untuk saat ini pelaku perjalanan masih yang tertinggi,” ucap Taufik.

Per Rabu (23/2) kemarin, kata Taufik, terdata pelaku perjalanan yang terkena kasus Covid-19 sebanyak 182 orang, sementara yang berdasarkan hasil tracing sebanyak 228 orang. Namun begitu, dr Taufik mengatakan, peningkatan angka penyebaran kasus itu tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pada RS-RS di Kota Medan. Malah sebaliknya, BOR di Kota Medan justru mengalami penurunan.

“BOR kita malah turun hari ini. Kemarin kan ada yang keluar itu 49 orang, hari ini ada lagi keluar sebanyak 51 orang (keluar) dari rumah sakit. Yang masuk tetap ada, tapi lebih banyak yang keluar dari pada yang masuk, mudah-mudahan lah seperti ini terus,” ujarnya.

Dijelaskan Taufik, adapun jumlah pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di RS berjumlah 800an orang. Terkait hal ini, Taufik juga sudah berkoordinasi dengan Dinkes Sumut dan Satgas untuk melakukan persiapan pembukaan isoter jika angka Covid-19 di kota Medan kembali melonjak.

“Kita sudah buat persiapan dan sudah mengajukan ke pimpinan sambil melihat kondisi terkini. Kita sempat melihat di P4TK kita, saat ini sempat 150 pasien, sekarang sudah berkurang menjadi 90 pasien hari ini. Rencana yang kita siapkan untuk buka isoter tetap kita ajukan, dan ketika kasus Covid-19 melonjak kita siap untuk membuka yang lain,” katanya.

Sementara itu, jika nantinya angka kasus Covid-19 meledak di Kota Medan, Taufik mengatakan akan ada kemungkinan layanan isoter di Hotel Soechi juga dibuka kembali.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST meminta Satgas di tingkat Lingkungan untuk betul-betul memperhatikan jalannya proses isolasi lingkungan yang saat ini tengah berlangsung di Kota Medan. Sebab menurut Sudari, isolasi lingkungan memang merupakan salah satu langkah paling efektif dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan.

“Kuncinya ada di pengawasan isolasi lingkungan, harus ada pengetatan. Satgas lingkungan ini harus tegas memisahkan pasien yang terpapar dengan anggota keluarga yang belum terpapar agar tidak tinggal satu rumah. Sebab kalau tetap dibiarkan tinggal serumah, sama artinya kita membiarkan terjadinya klaster keluarga,” kata Sudari kepada Sumut Pos, Kamis (24/2).

Dijelaskan Sudari, meningkatnya angka Covid yang tidak diikuti dengan meningkatnya angka BOR di Kota Medan justru dapat dijadikan sebagai barometer bahwa sangat banyak pasien Covid di Kota Medan yang menjalani isoman di rumah. Mengingat, jumlah keterisian Isoter di Kota Medan juga tidak signifikan.

“Kalau angka Covid naik tapi BOR nya turun dan Isoter tidak penuh atau masih relatif kosong, itu artinya banyak yang isoman. Artinya, mereka yang isoman ini yang harus betul-betul diperhatikan,” jelasnya.

Sudari pun meminta warga Kota Medan untuk menyukseskan vaksinasi Covid-19. “Khususnya yang belum vaksin kedua dan booster, ini masih cukup banyak. Padahal kita tahu, vaksin ini juga sebagai langkah tepat untuk memutus angka penyebaran Covid-19,” pungkasnya.

14 Daerah Zona Oranye

Zonasi penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kembali meningkat, seiring meningkatnya kasus baru Covid-19. Sebelumnya pada pekan lalu, hanya terdapat empat kabupaten/kota masuk zona oranye (risiko sedang), kini bertambah menjadi 14 daerah.

Berdasarkan data situs https://covid19.go.id/peta-risiko per 20 Februari 2022, 14 kabupaten/kota zona oranye tersebut di antaranya Samosir, Tanjungbalai, Tebing Tinggi, Simalungun, Humbahas, Medan, Binjai, Tapanuli Tengah, Deliserdang, Dairi, Toba, Batu Bara, Langkat, dan Pematangsiantar.

Sedangkan 19 daerah lagi berada di zona kuning (risiko rendah), yaitu Pakpak Bharat, Nias Barat, Tapanuli Selatan, Karo, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Padang Sidempuan, Nias, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Selatan, Sibolga, Labuhanbatu, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Padang Lawas, Gunungsitoli, Tapanuli Utara, Asahan, dan Nias Selatan.

Zonasi risiko penyebaran Covid-19 tersebut, dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per minggu) pada level provinsi dan positivity rate rendah (target =5% sampel diagnosis positif dari seluruh kasus yang diperiksa) merujuk pada angka provinsi. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan yakni rata-rata angka keterpakaian tempat tidur TT) isolasi (% BOR TT Isolasi) dalam satu minggu terakhir pada RS Rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien di wilayah tersebut, dan rata-rata angka keterpakaian TT intensif (% BOR TT Intensif) dalam satu minggu terakhir pada RS Rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, angka terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 2.557 kasus baru. Penambahan ini didapatkan dari 32 kabupaten/kota. “Penambahan terbanyak dari Medan 1.282 kasus, Deliserdang 439 kasus, dan Dairi 104 kasus. Akumulasi angka terkonfirmasi saat ini berjumlah 133.545 kasus,” kata Aris, Kamis (24/2).

Disebutkan dia, penambahan juga didapatkan dari angka kematian akibat Covid-19 sebanyak empat kasus dari Medan dua kasus dan Deliserdang dua kasus. Dengan penambahan ini, akumulasinya meningkat menjadi 2.943 kasus. “Untuk angka kesembuhan Covid-19 juga bertambah, yaitu 790 kasus dari 16 kabupaten/kota. Karena itu, akumulasinya menjadi 109.546 kasus,” sambung Aris. Dari data penambahan kasus baru tersebut, kini kasus aktif Covid-19 Sumut 21.056 kasus. (map/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih menunjukkan tren peningkatan. Meski begitu, Dinas Kesehatan Kota Medan mengklaim, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit justru mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, Rabu (23/2), jumlah kasus baru Covid-19 di Kota Medan bertambah 1.408 kasus. Secara kumulatif, total sudah ada 61.408 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Medan.

Jumlah ini naik 267 kasus dibandingkan pada Selasa (22/2) lalu yang jumlahnya 1.141 kasus dalam sehari. Sementara angka kesembuhan masih jauh di bawah angka penularan, yakni sebanyak 538 orang dan mencatatkan tiga kasus meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah mengatakan, Kota Medan memang masih menunjukkan tren peningkatan kasus yang cukup tinggi, terutama dari para pelaku perjalanan. “Peningkatan memang belum berhenti untuk saat ini. Kalau untuk saat ini pelaku perjalanan masih yang tertinggi,” ucap Taufik.

Per Rabu (23/2) kemarin, kata Taufik, terdata pelaku perjalanan yang terkena kasus Covid-19 sebanyak 182 orang, sementara yang berdasarkan hasil tracing sebanyak 228 orang. Namun begitu, dr Taufik mengatakan, peningkatan angka penyebaran kasus itu tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pada RS-RS di Kota Medan. Malah sebaliknya, BOR di Kota Medan justru mengalami penurunan.

“BOR kita malah turun hari ini. Kemarin kan ada yang keluar itu 49 orang, hari ini ada lagi keluar sebanyak 51 orang (keluar) dari rumah sakit. Yang masuk tetap ada, tapi lebih banyak yang keluar dari pada yang masuk, mudah-mudahan lah seperti ini terus,” ujarnya.

Dijelaskan Taufik, adapun jumlah pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di RS berjumlah 800an orang. Terkait hal ini, Taufik juga sudah berkoordinasi dengan Dinkes Sumut dan Satgas untuk melakukan persiapan pembukaan isoter jika angka Covid-19 di kota Medan kembali melonjak.

“Kita sudah buat persiapan dan sudah mengajukan ke pimpinan sambil melihat kondisi terkini. Kita sempat melihat di P4TK kita, saat ini sempat 150 pasien, sekarang sudah berkurang menjadi 90 pasien hari ini. Rencana yang kita siapkan untuk buka isoter tetap kita ajukan, dan ketika kasus Covid-19 melonjak kita siap untuk membuka yang lain,” katanya.

Sementara itu, jika nantinya angka kasus Covid-19 meledak di Kota Medan, Taufik mengatakan akan ada kemungkinan layanan isoter di Hotel Soechi juga dibuka kembali.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari ST meminta Satgas di tingkat Lingkungan untuk betul-betul memperhatikan jalannya proses isolasi lingkungan yang saat ini tengah berlangsung di Kota Medan. Sebab menurut Sudari, isolasi lingkungan memang merupakan salah satu langkah paling efektif dalam menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan.

“Kuncinya ada di pengawasan isolasi lingkungan, harus ada pengetatan. Satgas lingkungan ini harus tegas memisahkan pasien yang terpapar dengan anggota keluarga yang belum terpapar agar tidak tinggal satu rumah. Sebab kalau tetap dibiarkan tinggal serumah, sama artinya kita membiarkan terjadinya klaster keluarga,” kata Sudari kepada Sumut Pos, Kamis (24/2).

Dijelaskan Sudari, meningkatnya angka Covid yang tidak diikuti dengan meningkatnya angka BOR di Kota Medan justru dapat dijadikan sebagai barometer bahwa sangat banyak pasien Covid di Kota Medan yang menjalani isoman di rumah. Mengingat, jumlah keterisian Isoter di Kota Medan juga tidak signifikan.

“Kalau angka Covid naik tapi BOR nya turun dan Isoter tidak penuh atau masih relatif kosong, itu artinya banyak yang isoman. Artinya, mereka yang isoman ini yang harus betul-betul diperhatikan,” jelasnya.

Sudari pun meminta warga Kota Medan untuk menyukseskan vaksinasi Covid-19. “Khususnya yang belum vaksin kedua dan booster, ini masih cukup banyak. Padahal kita tahu, vaksin ini juga sebagai langkah tepat untuk memutus angka penyebaran Covid-19,” pungkasnya.

14 Daerah Zona Oranye

Zonasi penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kembali meningkat, seiring meningkatnya kasus baru Covid-19. Sebelumnya pada pekan lalu, hanya terdapat empat kabupaten/kota masuk zona oranye (risiko sedang), kini bertambah menjadi 14 daerah.

Berdasarkan data situs https://covid19.go.id/peta-risiko per 20 Februari 2022, 14 kabupaten/kota zona oranye tersebut di antaranya Samosir, Tanjungbalai, Tebing Tinggi, Simalungun, Humbahas, Medan, Binjai, Tapanuli Tengah, Deliserdang, Dairi, Toba, Batu Bara, Langkat, dan Pematangsiantar.

Sedangkan 19 daerah lagi berada di zona kuning (risiko rendah), yaitu Pakpak Bharat, Nias Barat, Tapanuli Selatan, Karo, Labuhanbatu Utara, Nias Utara, Padang Sidempuan, Nias, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu Selatan, Sibolga, Labuhanbatu, Mandailing Natal, Serdang Bedagai, Padang Lawas, Gunungsitoli, Tapanuli Utara, Asahan, dan Nias Selatan.

Zonasi risiko penyebaran Covid-19 tersebut, dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis mengikuti standar WHO (1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per minggu) pada level provinsi dan positivity rate rendah (target =5% sampel diagnosis positif dari seluruh kasus yang diperiksa) merujuk pada angka provinsi. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan yakni rata-rata angka keterpakaian tempat tidur TT) isolasi (% BOR TT Isolasi) dalam satu minggu terakhir pada RS Rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien di wilayah tersebut, dan rata-rata angka keterpakaian TT intensif (% BOR TT Intensif) dalam satu minggu terakhir pada RS Rujukan Covid-19 cukup untuk menampung pasien.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, angka terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 2.557 kasus baru. Penambahan ini didapatkan dari 32 kabupaten/kota. “Penambahan terbanyak dari Medan 1.282 kasus, Deliserdang 439 kasus, dan Dairi 104 kasus. Akumulasi angka terkonfirmasi saat ini berjumlah 133.545 kasus,” kata Aris, Kamis (24/2).

Disebutkan dia, penambahan juga didapatkan dari angka kematian akibat Covid-19 sebanyak empat kasus dari Medan dua kasus dan Deliserdang dua kasus. Dengan penambahan ini, akumulasinya meningkat menjadi 2.943 kasus. “Untuk angka kesembuhan Covid-19 juga bertambah, yaitu 790 kasus dari 16 kabupaten/kota. Karena itu, akumulasinya menjadi 109.546 kasus,” sambung Aris. Dari data penambahan kasus baru tersebut, kini kasus aktif Covid-19 Sumut 21.056 kasus. (map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/