32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Dinkes Suluh Masyarakat Soal TBC

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran tuberkulosis (TBC), Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, menggelar penyuluhan kepada masyarakat, Jumat (24/3).

Penyuluhan dilakukan di sejumlah tempat, seperti rumah sakit, Puskesmas, fasilitas kesehatan (faskes), dan tempat-tempat umum, di antaranya pasar.

Kepala Dinkes Kota Medan Taufik Ririansyah, melalui Kabid P2P, Pocut Fatimah Fitri menjelaskan, pada 24 Maret merupakan peringatan Hari TBC Sedunia. Dalam rangka memperingatinya, Dinkes Kota Medan melakukan sejumlah kegiatan. Satu di antaranya dengan melakukan penyuluhan tentang bahaya TBC, khususnya bagi anak-anak.

“Penyuluhan ini kami lakukan di seluruh rumah sakit, Puskesmas, dan faskes, termasuk tempat umum, seperti di Pasar Petisah n yang baru saja kami lakukan tadi (kemarin, red),” ungkap Pocut.

Pocut juga menjelaskan, penyuluhan TBC pada anak ini sangat penting dilakukan, mengingat penyakit tersebut pada anak, informasinya masih belum terlalu dipahami layaknya TBC pada orang dewasa.

“Pemeriksaan TBC pada anak ini lebih kompleks dan lengkap, karena gejalanya berbeda dari orang dewasa. Misalnya anak yang positif TBC belum tentu batuk berdahak seperti orang dewasa. Bisa saja hanya batuk biasa atau demam, padahal harusnya kalau anak tersebut beberapa kali mengalami kondisi yang sama, maka harus dicurigai dan segera memeriksakan kesehatanya. Ini yang harus disampaikan kepada masyarakat,” jelasnya, seraya mengatakan, jika ditemukan kasus positif TBC pada anak, maka penanganan medisnya wajib minum obat secara terus menerus selama 6 bulan, sama halnya seperti orang dewasa.

Sementara itu, Pocut juga menuturkan, dari data terakhir pada 2022, untuk jumlah kasus TBC positif yang ditemukan dan diobati di Kota Medan, jumlahnya mencapai 10.316 orang. Sementara untuk kasus TBC pada anak pada rentang usia 0-14 tahun, mencapai 789 orang.

“Ini data 2022 yang diperoleh dari aplikasi SITB. Sedangkan untuk total yang meninggal dalam kasus tersebut, ada 268 orang. Dan 28 orang di antaranya masih berusia anak-anak,” bebernya.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar lebih awas terhadap TBC. Penyakit mematikan ini dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan diobati. Untuk itu masyarakat jangan ragu untuk berobat apabila mengalami gejala TBC.

“Masyarakat jangan ragu untuk berobat. Karena sampai hari ini, pengobatan TBC gratis, khususnya di rumah sakit pemerintah dan Puskesmas,” pungkas Pocut. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia, sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran tuberkulosis (TBC), Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, menggelar penyuluhan kepada masyarakat, Jumat (24/3).

Penyuluhan dilakukan di sejumlah tempat, seperti rumah sakit, Puskesmas, fasilitas kesehatan (faskes), dan tempat-tempat umum, di antaranya pasar.

Kepala Dinkes Kota Medan Taufik Ririansyah, melalui Kabid P2P, Pocut Fatimah Fitri menjelaskan, pada 24 Maret merupakan peringatan Hari TBC Sedunia. Dalam rangka memperingatinya, Dinkes Kota Medan melakukan sejumlah kegiatan. Satu di antaranya dengan melakukan penyuluhan tentang bahaya TBC, khususnya bagi anak-anak.

“Penyuluhan ini kami lakukan di seluruh rumah sakit, Puskesmas, dan faskes, termasuk tempat umum, seperti di Pasar Petisah n yang baru saja kami lakukan tadi (kemarin, red),” ungkap Pocut.

Pocut juga menjelaskan, penyuluhan TBC pada anak ini sangat penting dilakukan, mengingat penyakit tersebut pada anak, informasinya masih belum terlalu dipahami layaknya TBC pada orang dewasa.

“Pemeriksaan TBC pada anak ini lebih kompleks dan lengkap, karena gejalanya berbeda dari orang dewasa. Misalnya anak yang positif TBC belum tentu batuk berdahak seperti orang dewasa. Bisa saja hanya batuk biasa atau demam, padahal harusnya kalau anak tersebut beberapa kali mengalami kondisi yang sama, maka harus dicurigai dan segera memeriksakan kesehatanya. Ini yang harus disampaikan kepada masyarakat,” jelasnya, seraya mengatakan, jika ditemukan kasus positif TBC pada anak, maka penanganan medisnya wajib minum obat secara terus menerus selama 6 bulan, sama halnya seperti orang dewasa.

Sementara itu, Pocut juga menuturkan, dari data terakhir pada 2022, untuk jumlah kasus TBC positif yang ditemukan dan diobati di Kota Medan, jumlahnya mencapai 10.316 orang. Sementara untuk kasus TBC pada anak pada rentang usia 0-14 tahun, mencapai 789 orang.

“Ini data 2022 yang diperoleh dari aplikasi SITB. Sedangkan untuk total yang meninggal dalam kasus tersebut, ada 268 orang. Dan 28 orang di antaranya masih berusia anak-anak,” bebernya.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar lebih awas terhadap TBC. Penyakit mematikan ini dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan diobati. Untuk itu masyarakat jangan ragu untuk berobat apabila mengalami gejala TBC.

“Masyarakat jangan ragu untuk berobat. Karena sampai hari ini, pengobatan TBC gratis, khususnya di rumah sakit pemerintah dan Puskesmas,” pungkas Pocut. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/