Mungkinkah berencana menikah dengan orang Indonesia? “Oh tidak. Saya sudah punya suami dan anak,” katanya.
Keinginan serupa disampaikan Mohammad Ayas. Bocah 10 tahun itu mengaku senang tinggal di Indonesia.
“Saya tak ingin pulang ke Myanmar. Di sini saya bahagia. Di sana tak bisa sekolah. Saya ingin sekolah,” katanya merengek. Kemiskinan dan penindasan militer membuatnya terpaksa berhenti menempuh pendidikan saat duduk di bangku kelas tiga.
Keinginan untuk bertahan di Indonesia terbuka. Kemarin (24/5), saat berkunjung ke Kuala Langsa, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjanjikan mereka bisa tinggal di Indonesia sebagai pencari suaka.
Meski begitu, para pengungsi Rohingya punya harga diri yang tinggi. Sama tingginya dengan rasa hormat yang mereka punya terhadap negeri ini. Tak selamanya tangan harus menjulur meminta. Mereka sadar akan amat menyusahkan. Tayyub Ali mengatakan hal tersebut. Karena itu, dia berharap segera mendapat pekerjaan.
“Saya ingin bekerja. Tak ingin menyusahkan orang Indonesia. Mereka terlalu baik kepada kami. Saya ingin bekerja di restoran,” kata pria yang menjadi penerjemah Jawa Pos itu. “Indonesia memang bukan Australia atau Amerika Serikat. Namun, harapan untuk mencapai masa depan itu di sini masih tetap ada,” sambungnya. “Saya cinta negeri ini dan orang-orang di sini. Namun, suatu saat saya harus meninggalkannya,” ujaranya pelan.
Tayyub menatap langit yang dipenuhi bintang, dan tahu bahwa langit itu, tanah itu, bukanlah tanah airnya. Dia menghela napas dan berusaha mengatasi perasaannya. (*/c9/c10/nw)
Pilu saat Dengar Takbir di Tengah Laut
Mungkinkah berencana menikah dengan orang Indonesia? “Oh tidak. Saya sudah punya suami dan anak,” katanya.
Keinginan serupa disampaikan Mohammad Ayas. Bocah 10 tahun itu mengaku senang tinggal di Indonesia.
“Saya tak ingin pulang ke Myanmar. Di sini saya bahagia. Di sana tak bisa sekolah. Saya ingin sekolah,” katanya merengek. Kemiskinan dan penindasan militer membuatnya terpaksa berhenti menempuh pendidikan saat duduk di bangku kelas tiga.
Keinginan untuk bertahan di Indonesia terbuka. Kemarin (24/5), saat berkunjung ke Kuala Langsa, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjanjikan mereka bisa tinggal di Indonesia sebagai pencari suaka.
Meski begitu, para pengungsi Rohingya punya harga diri yang tinggi. Sama tingginya dengan rasa hormat yang mereka punya terhadap negeri ini. Tak selamanya tangan harus menjulur meminta. Mereka sadar akan amat menyusahkan. Tayyub Ali mengatakan hal tersebut. Karena itu, dia berharap segera mendapat pekerjaan.
“Saya ingin bekerja. Tak ingin menyusahkan orang Indonesia. Mereka terlalu baik kepada kami. Saya ingin bekerja di restoran,” kata pria yang menjadi penerjemah Jawa Pos itu. “Indonesia memang bukan Australia atau Amerika Serikat. Namun, harapan untuk mencapai masa depan itu di sini masih tetap ada,” sambungnya. “Saya cinta negeri ini dan orang-orang di sini. Namun, suatu saat saya harus meninggalkannya,” ujaranya pelan.
Tayyub menatap langit yang dipenuhi bintang, dan tahu bahwa langit itu, tanah itu, bukanlah tanah airnya. Dia menghela napas dan berusaha mengatasi perasaannya. (*/c9/c10/nw)

