28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Dikasih Alamat Palsu, Janda Asal Pekanbaru Terlantar di Medan

MEDAN- Pernah mendengar tembang dangdut berjudul ‘’Alamat Palsu’’ yang dipopulerkan Ayu Ting-Ting? Ini lah yang terjadi pada Imar. Janda beranak dua ini nekad pergi meninggalkan kampung halamannya untuk datang ke Medan, demi menjumpai kekasih pujaan hatinya yang tak lain seorang duda kenalannya semasa di Pekanbaru Riau.

Berbekal uang seadanya, dan ditemani seorang anaknya janda berumur 33 tahun ini datang ke Medan untuk mencari alamat sang duda yang ternyata palsu. Hal hasil ia di terlantar di Kota Medan dan terpaksa harus menginap di kantor Polisi.

Janda muda ini sudah hampir satu Minggu harus menginap di musolla Polsekta Medan Kota, Jalan Stadion Teladan, karena terbuai janji manis duda yang mengaku bernama Roni (35) warga Medan, yang berjanji akan menikahi dan menafkahi keluarganya.

Ibu dua anak ini tidak dapat menemui sang duda, karena alamat yang diberikan Roni ternyata tidak jelas di Medan. Yang lebih parah lagi nomor handphone Roni pun tidak bisa lagi dihubungi lagi. Karena tidak ada uang untuk menginap di hotel dan tidak ada keluarga untuk ditumpangi di Kota Medan ia rela menghabiskan tidur di ruangan musalah berukuran 2 x 4 meter di sebelah kantor Polsekta Medan Kota.

Terlantarnya Imar, di Medan bermula ia berkenalan dengan Roni 1 tahun yang lalu di Pekanbaru. Saat itu Roni bekerja di sebuah kantor sebagai service komputer di PT Ganecha Komputer. Mereka mulai menjalin hubungan asmara sejak 3 bulan lalu bersama Roni saat bekerja di Pekanbaru.

Imar tertarik dengan Roni, karena pria mengaku duda ini memberikan perhatian yang sangat berlebihan pada dirinya, hal inilah membuat janda beranak dua ini langsung jatuh cinta pada Roni hingga mereka pun akhirnya resmi berpacaran.

Menurut Imar, Roni juga berstatus sebagai duda dan memiliki satu anak. Setiap bulannya Imar selalu menerima uang sebesar Rp800 ribu dari Roni. Hal itulah yang membuat dirinya menaruh harapan besar terhadap Roni.

Selama berhubungan jarak jauh, keduanya kerap berkomunikasi melalui telepon. Merasakan hubungan jarak jauh selama 1 tahun 2 bulan tanpa adanya rintangan, membuat Imar dan Roni berjanji dan berniat untuk melangsungkan pernikahan usai hari raya Idul Fitri.

“Kami kenalannya setahun yang lalu, dia lagi tugas ke Pekanbaru untuk menservice komputer sebuah kantor, orangnya baik dan perhatian sama saya. Setiap bulan dia selalu mengirimi uang Rp800 ribu, jadi saat ia minta saya datang ke Medan, ya saya percaya aja dengan dia,” ujarnya, Jum’at (24/8) petang.

Dikatakan Imar, sebelum Lebaran tiba, dirinya mendapat telepon dari Roni dan meyuruhnya untuk datang ke Medan. “Dalam pembicaraan di telepon, Roni meminta kepada saya untuk datang ke rumahnya di Jalan Sultan Syarif Kasim No.12 Komplek Perumahan Ganecha Komputer Medan. Roni berjanji akan menyekolahkan dan membiayai saya dan anak saya,” sebut Imar.

Imar yang menaruh harapan besar akhirnya nekad berangkat bersama anaknya menuju Medan dengan ongkos seadanya. Namun sayang, sesampainya di Medan, alamat rumah yang diberikan oleh Roni ternyata tak jelas. Nomor telepon yang selama ini digunakan untuk berkomunikasi sudah tidak lagi dapat dihubunginya.

Karena tidak memiliki keluarga di Medan, Imar menjadi kebingungan dan putus asa. Diapun memilih melaporkan masalah yang dialaminya ke Polsekta Medan Kota. Oleh Polisi, Imar dan anaknya diizinkan untuk tinggal sementara di musalah Polsekta Medan Kota.

Imar dan anaknya yang tidak memiliki uang untuk pulang akhirnya menumpang di Polsekta Medan Kota selama hampir seminggu. “Dia (Roni,red) sempat ngasih saya alamat tempat tinggalnya, katanya alamatnya di Jalan Sultan Syarif Kasim No.12 Komplek Perumahan Ganecha Komputer Medan Kota, setelah ditanyai gak ada yang tau alamat itu dan teleponnya juga gak aktif lagi bang. Saya juga bingung mau makan gak ada lagi uang. Saya makan jika dikasih sama bapak polisi ini aja bang,” ujarnya sambil menteskan air mata.

Imar dan anaknya menginap sementara di Polsekta Medan Kota dan dapat makan hanya berharap sedekah dari orang yang berkunjung ke Polsekta Medan Kota. Ia bersama anaknya berharap dapat pulang kembali ke kampung halamannya untuk memulai hidup baru. “Saya hanya membutuhkan bantuan uang untuk dapat pulang kembali ke rumah saya di Pekanbaru,” harapnya. (mag-12)

MEDAN- Pernah mendengar tembang dangdut berjudul ‘’Alamat Palsu’’ yang dipopulerkan Ayu Ting-Ting? Ini lah yang terjadi pada Imar. Janda beranak dua ini nekad pergi meninggalkan kampung halamannya untuk datang ke Medan, demi menjumpai kekasih pujaan hatinya yang tak lain seorang duda kenalannya semasa di Pekanbaru Riau.

Berbekal uang seadanya, dan ditemani seorang anaknya janda berumur 33 tahun ini datang ke Medan untuk mencari alamat sang duda yang ternyata palsu. Hal hasil ia di terlantar di Kota Medan dan terpaksa harus menginap di kantor Polisi.

Janda muda ini sudah hampir satu Minggu harus menginap di musolla Polsekta Medan Kota, Jalan Stadion Teladan, karena terbuai janji manis duda yang mengaku bernama Roni (35) warga Medan, yang berjanji akan menikahi dan menafkahi keluarganya.

Ibu dua anak ini tidak dapat menemui sang duda, karena alamat yang diberikan Roni ternyata tidak jelas di Medan. Yang lebih parah lagi nomor handphone Roni pun tidak bisa lagi dihubungi lagi. Karena tidak ada uang untuk menginap di hotel dan tidak ada keluarga untuk ditumpangi di Kota Medan ia rela menghabiskan tidur di ruangan musalah berukuran 2 x 4 meter di sebelah kantor Polsekta Medan Kota.

Terlantarnya Imar, di Medan bermula ia berkenalan dengan Roni 1 tahun yang lalu di Pekanbaru. Saat itu Roni bekerja di sebuah kantor sebagai service komputer di PT Ganecha Komputer. Mereka mulai menjalin hubungan asmara sejak 3 bulan lalu bersama Roni saat bekerja di Pekanbaru.

Imar tertarik dengan Roni, karena pria mengaku duda ini memberikan perhatian yang sangat berlebihan pada dirinya, hal inilah membuat janda beranak dua ini langsung jatuh cinta pada Roni hingga mereka pun akhirnya resmi berpacaran.

Menurut Imar, Roni juga berstatus sebagai duda dan memiliki satu anak. Setiap bulannya Imar selalu menerima uang sebesar Rp800 ribu dari Roni. Hal itulah yang membuat dirinya menaruh harapan besar terhadap Roni.

Selama berhubungan jarak jauh, keduanya kerap berkomunikasi melalui telepon. Merasakan hubungan jarak jauh selama 1 tahun 2 bulan tanpa adanya rintangan, membuat Imar dan Roni berjanji dan berniat untuk melangsungkan pernikahan usai hari raya Idul Fitri.

“Kami kenalannya setahun yang lalu, dia lagi tugas ke Pekanbaru untuk menservice komputer sebuah kantor, orangnya baik dan perhatian sama saya. Setiap bulan dia selalu mengirimi uang Rp800 ribu, jadi saat ia minta saya datang ke Medan, ya saya percaya aja dengan dia,” ujarnya, Jum’at (24/8) petang.

Dikatakan Imar, sebelum Lebaran tiba, dirinya mendapat telepon dari Roni dan meyuruhnya untuk datang ke Medan. “Dalam pembicaraan di telepon, Roni meminta kepada saya untuk datang ke rumahnya di Jalan Sultan Syarif Kasim No.12 Komplek Perumahan Ganecha Komputer Medan. Roni berjanji akan menyekolahkan dan membiayai saya dan anak saya,” sebut Imar.

Imar yang menaruh harapan besar akhirnya nekad berangkat bersama anaknya menuju Medan dengan ongkos seadanya. Namun sayang, sesampainya di Medan, alamat rumah yang diberikan oleh Roni ternyata tak jelas. Nomor telepon yang selama ini digunakan untuk berkomunikasi sudah tidak lagi dapat dihubunginya.

Karena tidak memiliki keluarga di Medan, Imar menjadi kebingungan dan putus asa. Diapun memilih melaporkan masalah yang dialaminya ke Polsekta Medan Kota. Oleh Polisi, Imar dan anaknya diizinkan untuk tinggal sementara di musalah Polsekta Medan Kota.

Imar dan anaknya yang tidak memiliki uang untuk pulang akhirnya menumpang di Polsekta Medan Kota selama hampir seminggu. “Dia (Roni,red) sempat ngasih saya alamat tempat tinggalnya, katanya alamatnya di Jalan Sultan Syarif Kasim No.12 Komplek Perumahan Ganecha Komputer Medan Kota, setelah ditanyai gak ada yang tau alamat itu dan teleponnya juga gak aktif lagi bang. Saya juga bingung mau makan gak ada lagi uang. Saya makan jika dikasih sama bapak polisi ini aja bang,” ujarnya sambil menteskan air mata.

Imar dan anaknya menginap sementara di Polsekta Medan Kota dan dapat makan hanya berharap sedekah dari orang yang berkunjung ke Polsekta Medan Kota. Ia bersama anaknya berharap dapat pulang kembali ke kampung halamannya untuk memulai hidup baru. “Saya hanya membutuhkan bantuan uang untuk dapat pulang kembali ke rumah saya di Pekanbaru,” harapnya. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/