29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Stok Masker di Medan Habis

MASKER: Pengendara mengenakan masker yang dibagikan sukarelawan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Minggu (24/11).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MASKER: Pengendara mengenakan masker yang dibagikan sukarelawan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Minggu (24/11).

SUMUTPOS.CO – Peningkatan frekuensi erupsi Sinabung, masih terus dirasakan masyarakat Medan. Meski berjarak cukup jauh lebih dari 50 kilometer, namun hujan debu vulkanik masih terus terjadi hingga Minggu (24/11) siang.

Panjangnya durasi hujan debu vulkanik yang terjadi sejak Sabtu (23/11) malam sekitar pukul 23.00 WIB itu, membuat warga mulai panik. Pasalnya, warga yang membutuhkan pelindung pernapasan dari dampak negatif debu vulkanik kesulitan mendapatkan masker.

Pantauan Sumut Pos, sejumlah apotek dan supermarket yang biasanya menjual masker, sudah kehabisan stok. Jikapun masih ada yang tersisa, warga harus antre cukup lama, mengingat ramainya pembeli.

“Kami punya stok sekitar 10 kotak. Masing-masing isinya 50 masker. Dari pukul 09.00 WIB pagi tadi, sudah banyak yang membeli, dan kurang dari dua jam, semuanya sudah ludes. Padahal kami sudah membatasi per orang hanya boleh beli dua lembar,” jelas Beni (32), pegawai apotek di Jalan HM Yamin Medan.

Sejumlah apotek di Jalan Sisingamangaraja juga kehabisan stok masker. Pantauan wartawan Koran ini pada Minggu (24/11) siang, pukul 14.00 WIB, sejumlah apotek mengaku kehabisan stok. “Masker habis Bang, dari tadi siang sudah tidak ada lagi. Tadi sempat belanja juga siang. Tapi jam 2 siang tadi sudah habis,” kata Satria penjaga apotek di kawasan Simpang Limun.

Sama juga seperti di kawasan Marindal hingga Sukaramai, sebanyak 6 apotek yang didatangi wartawan Koran ini mengaku kehabisan stok masker.  Senada Head Officer PT Kimia Farma di Medan, Alwi menyampaikan, semenjak erupsi perdana Gunung Sinabung tiga minggu lalu, stok masker di PT Kimia Farma di Medan memang sudah habis. Padahal biasanya penjualan selama ini cukup sulit dilakukan.

“Mulai dari tiga minggu lalu sudah habis. Bahkan 10 apotek kami di Medan juga sudah mulai kekosongan stok,” katanya.

Untuk itu, PT Kimia Farma yang ada di Medan akan segera melakukan pengadaan stok masker pada Senin (25/11), mengingat tingginya permintaan. Sebelumnya 25 kotak yang berisi 100 masker ludes akibat tingginya permintaan. Bahkan para donatur yang ingin memberikan bantuan ke korban Gunung Sinabung juga terpaksa mengurungkan niatnya membeli dari PT Kimia Farma.

“Ada tadi yang mau beli dalam jumlah besar untuk diberikan ke pengungsi, saya bilang sudah habis. Terpaksa dia beli dari apotek-apotek yang ada,” katanya.

Pembagian masker secara gratis sejak semalam sebenarnya sudah dilakukan oleh sejumlah pihak. Diantaranya PMI, LSM dan juga instansi pemerintah. Namun akibat tingginya permintaan, dan sebaran pembagian masker gratis yang tak menyeluruh, membuat warga masih kesulitan mendapatkan masker.

Sementara itu, Rinaldi, seorang pengendara sepeda motor, mengaku sengaja mencari masker karena takut terkena Ispa yang dapat ditimbulkan debu vulkanik letusan Gunung Sinabung. “Yang kita takutkan, kena ISPA. Makanya kalau lagi di luar rumah saya pakai masker. Dari mata saja sudah terasa debunya,” katanya.

Pemko Harus Bagikan Masker

Terkait itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan didesak segera tanggap dengan dampak erupsi Gunung Sinabung, yang mulai berimbas ke Kota Medan. Desakan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Medan Kota Medan, H Sabar Syamsurya Sitepu SIKom kepada wartawan, Minggu siang (24/11), menyikapi hujan debu Gunung Sinabung, yang telah merambah ke Kota Medan.

“Kita meminta Pemko Medan harus cepat tanggap mengantisipasi bencana alam ini. Salah satu caranya adalah dengan pembagikan masker kepada warga secara gratis,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.

Pembagian masker ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat yang hendak keluar rumah atau melakukan aktivitasnya sehari-hari di luar rumah. “Sebab apalagi kita terhirup debu letusan gunung berapi itu sangat berdampak buruk terhadap kesehatan kita,” tegas Sabar.

Sabar khawatirkan apotek-apotek tidak mampu atau kehabisan stok masker apabila diserbu warga. “Maklumlah dengan kondisi kepanikan akibat abu tersebut, warga pasti berbondong-bondong memburu masker,” tegas Sabar.

Menurut dia, dengan adanya langkah Pemko Medan mendistribusikan secara gratis masker tersebut, tentu hal ini akan mengurangi kecemasan dan kepanikan warga, terutama untuk warga yang kurang memahami dampak buruk dari abu letusan gunung berapi tersebut.  “Dan mengenai teknis pembagian masker ini kan bisa disalurkan melalui Dinas Kesehatan, kantor-kantor lurah atau kepling, atau dibagikan di jalan oleh relawan-relawan dari Pemko Medan,” saran Sabar. (mag-5/mag-2/adz)

MASKER: Pengendara mengenakan masker yang dibagikan sukarelawan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Minggu (24/11).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
MASKER: Pengendara mengenakan masker yang dibagikan sukarelawan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Minggu (24/11).

SUMUTPOS.CO – Peningkatan frekuensi erupsi Sinabung, masih terus dirasakan masyarakat Medan. Meski berjarak cukup jauh lebih dari 50 kilometer, namun hujan debu vulkanik masih terus terjadi hingga Minggu (24/11) siang.

Panjangnya durasi hujan debu vulkanik yang terjadi sejak Sabtu (23/11) malam sekitar pukul 23.00 WIB itu, membuat warga mulai panik. Pasalnya, warga yang membutuhkan pelindung pernapasan dari dampak negatif debu vulkanik kesulitan mendapatkan masker.

Pantauan Sumut Pos, sejumlah apotek dan supermarket yang biasanya menjual masker, sudah kehabisan stok. Jikapun masih ada yang tersisa, warga harus antre cukup lama, mengingat ramainya pembeli.

“Kami punya stok sekitar 10 kotak. Masing-masing isinya 50 masker. Dari pukul 09.00 WIB pagi tadi, sudah banyak yang membeli, dan kurang dari dua jam, semuanya sudah ludes. Padahal kami sudah membatasi per orang hanya boleh beli dua lembar,” jelas Beni (32), pegawai apotek di Jalan HM Yamin Medan.

Sejumlah apotek di Jalan Sisingamangaraja juga kehabisan stok masker. Pantauan wartawan Koran ini pada Minggu (24/11) siang, pukul 14.00 WIB, sejumlah apotek mengaku kehabisan stok. “Masker habis Bang, dari tadi siang sudah tidak ada lagi. Tadi sempat belanja juga siang. Tapi jam 2 siang tadi sudah habis,” kata Satria penjaga apotek di kawasan Simpang Limun.

Sama juga seperti di kawasan Marindal hingga Sukaramai, sebanyak 6 apotek yang didatangi wartawan Koran ini mengaku kehabisan stok masker.  Senada Head Officer PT Kimia Farma di Medan, Alwi menyampaikan, semenjak erupsi perdana Gunung Sinabung tiga minggu lalu, stok masker di PT Kimia Farma di Medan memang sudah habis. Padahal biasanya penjualan selama ini cukup sulit dilakukan.

“Mulai dari tiga minggu lalu sudah habis. Bahkan 10 apotek kami di Medan juga sudah mulai kekosongan stok,” katanya.

Untuk itu, PT Kimia Farma yang ada di Medan akan segera melakukan pengadaan stok masker pada Senin (25/11), mengingat tingginya permintaan. Sebelumnya 25 kotak yang berisi 100 masker ludes akibat tingginya permintaan. Bahkan para donatur yang ingin memberikan bantuan ke korban Gunung Sinabung juga terpaksa mengurungkan niatnya membeli dari PT Kimia Farma.

“Ada tadi yang mau beli dalam jumlah besar untuk diberikan ke pengungsi, saya bilang sudah habis. Terpaksa dia beli dari apotek-apotek yang ada,” katanya.

Pembagian masker secara gratis sejak semalam sebenarnya sudah dilakukan oleh sejumlah pihak. Diantaranya PMI, LSM dan juga instansi pemerintah. Namun akibat tingginya permintaan, dan sebaran pembagian masker gratis yang tak menyeluruh, membuat warga masih kesulitan mendapatkan masker.

Sementara itu, Rinaldi, seorang pengendara sepeda motor, mengaku sengaja mencari masker karena takut terkena Ispa yang dapat ditimbulkan debu vulkanik letusan Gunung Sinabung. “Yang kita takutkan, kena ISPA. Makanya kalau lagi di luar rumah saya pakai masker. Dari mata saja sudah terasa debunya,” katanya.

Pemko Harus Bagikan Masker

Terkait itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan didesak segera tanggap dengan dampak erupsi Gunung Sinabung, yang mulai berimbas ke Kota Medan. Desakan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Medan Kota Medan, H Sabar Syamsurya Sitepu SIKom kepada wartawan, Minggu siang (24/11), menyikapi hujan debu Gunung Sinabung, yang telah merambah ke Kota Medan.

“Kita meminta Pemko Medan harus cepat tanggap mengantisipasi bencana alam ini. Salah satu caranya adalah dengan pembagikan masker kepada warga secara gratis,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.

Pembagian masker ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat yang hendak keluar rumah atau melakukan aktivitasnya sehari-hari di luar rumah. “Sebab apalagi kita terhirup debu letusan gunung berapi itu sangat berdampak buruk terhadap kesehatan kita,” tegas Sabar.

Sabar khawatirkan apotek-apotek tidak mampu atau kehabisan stok masker apabila diserbu warga. “Maklumlah dengan kondisi kepanikan akibat abu tersebut, warga pasti berbondong-bondong memburu masker,” tegas Sabar.

Menurut dia, dengan adanya langkah Pemko Medan mendistribusikan secara gratis masker tersebut, tentu hal ini akan mengurangi kecemasan dan kepanikan warga, terutama untuk warga yang kurang memahami dampak buruk dari abu letusan gunung berapi tersebut.  “Dan mengenai teknis pembagian masker ini kan bisa disalurkan melalui Dinas Kesehatan, kantor-kantor lurah atau kepling, atau dibagikan di jalan oleh relawan-relawan dari Pemko Medan,” saran Sabar. (mag-5/mag-2/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/