MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Indonesia terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan Protokol Kesehatan (Prokes). Hal ini, untuk menekan penyebaran COVID-19. Apa lagi, di tanah air tercatat 8 kasus varian Omicron ditemukan di Indonesia dan saat ini dalam penanganan.
Hal itu, diungkapkap oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/12). Ia menegaskan, apapun varian virusnya, kunci menghadapinya tetap sama, yaitu tegakkan protokol kesehatan, perkuat upaya testing, lacak dan isolasi, serta lakukan vaksinasi.
“Saat ini Omicron ini menjadi varian yang menyita banyak perhatian, terutama dengan karakteristiknya yang memungkinkan untuk memunculkan gelombang COVID-19 di berbagai negara,” kata Siti.
Badan Kesehatan Dunia WHO, Nadia menjelaskan menyatakan per tanggal 23 Desember, sudah ada 110 negara yang melaporkan telah menemukan kasus Omicron, baik yang diperoleh dari para pelaku perjalanan maupun yang dari komunitas, dalam arti, sudah ada penularan di tingkat masyarakat.
“Tingkat penularan Omicron diyakini melebihi varian Delta, meski sejauh ini gejala yang ditimbulkan lebih ringan,” sebut Nadia.
Namun, Nadia mengatakan, studi masih terus dilakukan untuk memahami karakteristik varian ini. WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan sangat tinggi.
Dengan mempertimbangkan varian dominan saat ini masih varian Delta (96%) yang sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara beberapa waktu yang lalu.
“Tentu kita sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak menyebar dan meluas di masyarakat. Oleh karena itu, semua harus ikut andil dalam upaya pengendalian transmisi varian ini,” tegas Nadia.
Ia juga menekankan, semua pihak harus tetap waspada dan tetap prokes, juga bersiap jika gelombang berikutnya mungkin akan muncul seiring dengan meluasnya varian baru tersebut.
Dalam mencegah dan mengendalikan Omicron, Nadia menekankan kerja sama dari berbagai pihak adalah kunci utamanya. Disamping tentu selalu mendukung upaya-upaya yang tengah dilakukan, seperti segera melakukan vaksinasi.
“Apapun jenis vaksinnya. Tidak pilih pilih vaksin. Pastikan kita dan orang-orang di sekeliling kita sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Bantu untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi, bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya,” papar Nadia.
Kemudian, ujarnya, mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker yang pas, mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan paling penting jika merasa memiliki gejala seperti demam batuk dan nyeri tenggorokan, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.
Selain itu, juga mendukung kegiatan pelacakan kontak dan pemeriksaan swab jika diperlukan. Dalam laporan Satgas COVID-19, di mana survei terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan dilakukan secara rutin, terlihat bahwa kepatuhan sudah baik.
“Akan tetapi masih cukup banyak kab/kota yang masih rendah angka kepatuhannya, seperti dalam penggunaan masker. Oleh karena itu, mari untuk saling mengingatkan betapa pentingnya penggunaan masker dan juga protokol kesehatan lainnya, untuk mencegah penularan COVID-19,” tandas Nadia.
Menyoroti pergerakan warga saat Natal dan Tahun Baru (Nataru), Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan, guna mencegah adanya gelombang COVID-19 ketiga sebagai dampak dari peningkatan mobilitas dan interaksi antar masyarakat.
Dikatakannya, saat ini mobilitas penduduk di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua sudah meningkat melebihi kondisi pra pandemi COVID-19. Sedangkan mobilitas penduduk di Jawa dan Bali, meskipun masih di bawah kondisi pra pandemi, meningkat sejak awal Desember 2021.
“Mobilitas penduduk tinggi merupakan faktor risiko transmisi COVID-19,” tegas Nadia, “kami dari pemerintah selalu melakukan mitigasi terkait peningkatan risiko penularan, terutama yang dipengaruhi oleh peningkatan pergerakan masyarakat selama masa libur panjang ini,” imbuhnya.
Ia meminta seluruh masyarakat dan tentunya para pelaku perjalanan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan selalu memantau kesehatan diri sendiri juga keluarga. Jika ada yang sakit untuk dapat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasyankes terdekat.
“Hal ini akan sangat bermanfaat bagi upaya pengendalian pandemi di tingkat daerah dan nasional,” tuturnya.
Nadia juga kembali mengingatkan, agar masyarakat berperan aktif menyukseskan vaksinasi, terutama kelompok rentan seperti kelompok lansia, ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta (komorbid), dan anak-anak.
Kesempatan yang sama, Nadia menyampaikan perkembangan terkini situasi COVID-19 di tanah air. Melihat angka reproduksi efektif sebagai ukuran pengendalian laju pandemi yang harus dibawah 1, kata Nadia, per tanggal 16 Desember 2021, angka ini sudah di bawah 1 di semua regional.
“Jika kita lihat situasi nasional, terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 4% dan penurunan jumlah kematian juga sebesar 14% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Testing rate dan positivity rate dan juga penggunaan tempat tidur COVID-19 termasuk ICU dapat kita jaga dalam level aman,” paparnya.
Ia menegaskan, tren baik ini harus dipertahankan dengan terus mengupayakan kegiatan surveilans, pelacakan kontak, dan vaksinasi. Kemudian kepada pengelola tempat publik, kata Nadia, diimbau
untuk melakukan pengawasan ketat selama jam operasional berlangsung, agar tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran prokes.
“Sedangkan kepada seluruh masyarakat, supaya menjalankan perilaku hidup bersih sehat, taat protokol kesehatan dan segera mengakses vaksin,” pungkasnya.(gus)